Mendag: Ritel Tutup karena Tak Bisa Ikuti Gaya Hidup Baru
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso (Busan) melepas ekspor perdana 8.872 pasang produk alas kaki senilai 38.000 dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 618 juta ke Kuwait, Selasa (3/6/2025).(DOK. Kemendag)
14:28
4 Juni 2025

Mendag: Ritel Tutup karena Tak Bisa Ikuti Gaya Hidup Baru

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut tiga alasan di balik banyaknya ritel modern yang tutup permanen hingga bangkrut.

Budi mengatakan, Kementerian Perdagangan telah berdiskusi dengan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) untuk membahas persoalan tersebut. Hasilnya, ritel modern dinilai gagal menarik konsumen karena tidak menawarkan pengalaman yang lebih dari sekadar berbelanja.

"Kalau kami diskusi dengan APPBI, itu ternyata kalau ritel modern itu hanya jualan ya, tidak ada experience di situ, tidak ada journey di situ. Ya dia pasti akan kalah dengan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah)," ujar Budi di Jakarta, Rabu (4/6/2025), seperti dilansir Antara.

Menurut dia, konsumen saat ini mencari pusat belanja yang juga menyediakan hiburan. Mal atau toko yang hanya menjual barang dinilai kurang menarik.

Ia juga menyoroti perubahan pola konsumsi masyarakat. Dulu orang belanja untuk kebutuhan satu bulan. Sekarang lebih sering membeli harian.

Perubahan ini berimbas pada omzet ritel modern. Konsumen lebih memilih ritel kecil seperti warung kelontong.

Budi menilai, ritel modern harus segera beradaptasi. Konsep pusat belanja perlu diperbarui agar sesuai dengan tren yang sedang berkembang.

"Kalau mal departement store itu hanya tempat belanja, tidak ada tempat misalnya untuk makan, untuk nongkrong, untuk ngumpul, ya akan sepi pengunjung. Itu mungkin gambaran, bahwa kita juga harus bisa mengikuti tren yang ada," ucapnya.

Meski sejumlah toko ritel tutup, Kementerian Perdagangan tetap optimistis sektor ini akan tumbuh positif secara moderat.

"Kami optimis sektor ritel Indonesia akan mengalami pertumbuhan yang positif secara moderat," kata Direktur Bina Usaha Perdagangan Kemendag Septo Soepriyatno saat dihubungi di Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Septo menilai pertumbuhan bisa tercapai jika didukung ekosistem industri yang sehat. Ia mendorong kolaborasi antara kementerian, lembaga, dan swasta untuk memperbaiki daya beli masyarakat.

Kemendag akan mengevaluasi dan menyelaraskan regulasi yang mengatur distribusi barang, baik secara konvensional maupun lewat perdagangan sistem elektronik (PSME).

Kemendag juga akan rutin bertemu pelaku usaha ritel untuk membahas peluang dan tantangan bisnis. Pendampingan berbasis data akan diberikan agar pelaku usaha siap menghadapi ekosistem digital yang terus berkembang.

Tag:  #mendag #ritel #tutup #karena #bisa #ikuti #gaya #hidup #baru

KOMENTAR