



Merger GoTo-Grab Dikhawatirkan Gerus Pendapatan Pengemudi Ojol
- Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menyebut rencana merger dua perusahaan aplikasi transportasi online, Grab dan GoTo, dapat mengurangi pendapatan pengemudi ojek online (ojol).
Ketua SPAI Lily Pujiati mengatakan, selama ini banyak pengemudi ojol yang menggunakan dua aplikasi untuk mendapatkan order. Dengan mergernya dua perusahaan besar tersebut, maka para pengemudi menjadi berkurang sumber pendapatannya.
"Ini berarti pengemudi hanya bisa mengandalkan satu aplikasi saja dalam memperoleh orderan yang berdampak pada berkurangnya pendapatan dibandingkan sebelum merger," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/5/2025).
Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) yang juga korlap aksi Lily Pujiati di Kantor Kemenaker, Jakarta, Senin (17/2/2025).Dia menjelaskan, ketika Gojek dan Tokopedia dimerger menjadi GoTo sekitar 2021 lalu, insentif untuk pengantaran barang layanan GoSend Sameday menjadi berkurang.
Sebelum merger besaran insentif bisa mencapai Rp 10.000 untuk 5 kali pengantaran tapi setelah merger insentifnya menjadi hanya Rp 5.000.
Sementara untuk pengantaran sebanyak 10 kali, sebelum merger GoTo itu insentifnya mencapai Rp 45.000 namun setelah merger menjadi berkurang jadi Rp 20.000.
"Bukan hanya terjadi pengurangan upah, tapi juga semakin banyak pengiriman yang dikerjakan, justru upah juga akan semakin berkurang. Berturut-turut bisa terlihat pengurangannya dari 50 persen untuk 5 pengantaran, kemudian 55 persen untuk 10 pengantaran," jelasnya.
Padahal pendapatan rata-rata pengemudi ojol hanya berkisar Rp 50.000 hingga Rp 100.000 per hari. Sementara mereka juga harus menanggung biaya bensin, pulsa, paket data, hingga suku cadang kendaraan.
Terlebih aplikator juga mengenakan biaya potongan platform yang besarannya sekitar 30-70 persen dari besaran order yang dikerjakan pengemudi ojol.
"Saat ini pun kondisi upah atau pendapatan yang diperoleh pengemudi sangat tidak sepadan dengan tenaga kerja dan waktu kerja yang dihabiskan di jalanan setiap harinya," tuturnya.
Sebelumnya rencana akuisisi GoTo oleh Grab makin santer terdengar. Reuters melaporkan bahwa kesepakatan akan terjadi di kuartal II tahun 2025. Berbagai pihak mengingatkan bahwa dalam proses ini, kepentingan nasional harus dipastikan tetap terlindungi.
Menanggapi kabar merger tersebut, Sekretaris Perusahaan GOTO, R. A. Koesoemohadiani, menyatakan bahwa dari waktu ke waktu, Grup GOTO memang menerima berbagai penawaran dari sejumlah pihak.
“Adalah kewajiban direksi untuk menjajaki secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, Kamis (8/5).
Ia menegaskan bahwa prinsip kehati-hatian akan senantiasa dijunjung guna meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham GOTO, dengan tetap memperhatikan semua kepentingan yang relevan.
“Namun sampai dengan tanggal keterbukaan informasi, kami belum mencapai keputusan apapun terkait penawaran yang mungkin telah diketahui atau diterima GOTO,” tambahnya.
Tag: #merger #goto #grab #dikhawatirkan #gerus #pendapatan #pengemudi #ojol