Menimbang Untung Rugi Wacana Ojol Jadi Karyawan Tetap
Wacana pengemudi ojol jadi pekerja tetap ditolak aplikator.(((SHUTTERSTOCK/CREATIVA IMAGES)))
21:52
1 Mei 2025

Menimbang Untung Rugi Wacana Ojol Jadi Karyawan Tetap

- Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK) meminta agar pengemudi ojek online (ojol) dijadikan pekerja tetap.

Dengan menjadikan ojol sebagai pekerja tetap, pengemudi diharapkan akan memperoleh perlindungan yang lebih baik, seperti tunjangan kesehatan, asuransi, dan jaminan pensiun yang selama ini belum sepenuhnya mereka terima dalam status kerja yang fleksibel.

Menanggapi hal itu, Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengingatkan bahwa jika kebijakan ini diterapkan, harus dipikirkan apakah struktur gaji tetap akan menciptakan insentif yang memadai bagi pengemudi.

“Dengan model fleksibel yang ada sekarang, pengemudi dapat bekerja sesuai dengan permintaan pasar dan mendapatkan penghasilan yang bervariasi. Jika diubah menjadi pekerja tetap, jumlah pekerjaan yang dapat diambil akan terbatas, yang mungkin akan merugikan mereka yang bergantung pada penghasilan lebih tinggi saat jam sibuk,” ujar Nailul, dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (1/5/2025).

Nailul juga menekankan pentingnya mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi bagi para pengemudi yang selama ini mendapat manfaat dari sistem fleksibel tersebut.

Sementara itu, Ekonom Senior Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengusulkan agar kebijakan ini dipertimbangkan dengan hati-hati.

"Kebijakan ini harus dilihat dari berbagai aspek, tidak hanya dari sisi perlindungan sosial tetapi juga dampaknya terhadap model bisnis dan daya saing industri. Jika status pengemudi diubah, bisa jadi banyak orang yang menginginkan pekerjaan fleksibel dengan pendapatan harian akan kehilangan kesempatan,” kata dia.

Wijayanto menambahkan bahwa kebijakan seperti ini harus mempertimbangkan keseimbangan antara perlindungan pekerja dan keberlanjutan industri yang dapat menyediakan banyak peluang kerja dengan fleksibilitas tinggi.

Pengemudi ojek online demo di Depan Patung Kuda tuntut penurunan pemotongan tarif aplikasi.KOMPAS.com/ SHINTA DWI AYU Pengemudi ojek online demo di Depan Patung Kuda tuntut penurunan pemotongan tarif aplikasi.Di sisi lain, Chief of Public Affairs Grab Indonesia Tirza Munusamy menyampaikan bahwa kebijakan ini justru bisa merugikan ekosistem transportasi digital yang telah terbentuk.

"Jika pengemudi menjadi karyawan, maka akan ada seleksi, kuota, dan pembatasan jam kerja. Saat ini, siapa pun bisa mendaftar dan langsung bekerja tanpa batasan waktu,” jelas Tirza.

Ia juga mengingatkan bahwa skema kerja saat ini justru berfungsi sebagai bantalan sosial bagi banyak orang, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi.

“Jika kita ubah semuanya jadi karyawan, barrier to entry akan naik. Hanya sebagian orang yang akan bisa bekerja, sementara jutaan yang lain kehilangan akses untuk mencari nafkah,” ungkap Tirza.

Dampaknya tidak hanya akan dirasakan oleh para mitra pengemudi, tetapi juga pada banyak usaha kecil dan menengah (UMKM) yang bergantung pada layanan GrabFood, GrabMart, dan lainnya.

Lebih lanjut, Tirza juga menambahkan bahwa jika pengemudi diubah menjadi pekerja tetap, perusahaan akan menanggung biaya tetap yang mungkin tidak selalu sebanding dengan tingkat permintaan.

“Biaya operasional bisa melonjak, yang pada akhirnya akan berdampak pada harga layanan yang harus dibayar oleh konsumen,” sebut dia.

Tag:  #menimbang #untung #rugi #wacana #ojol #jadi #karyawan #tetap

KOMENTAR