![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Perkembangan Investasi di Rempang, BKPM: Insya Allah Terealisasi....](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/11/kompas/perkembangan-investasi-di-rempang-bkpm-insya-allah-terealisasi-1207674.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Perkembangan Investasi di Rempang, BKPM: Insya Allah Terealisasi....
- Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Riyatno, menyampaikan perkembangan investasi di Pulau Rempang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Menurut Riyatno, saat ini pihaknya tetap mengusahakan agar investasi dari perusahaan asal China, yakni Xinyi Glass Holdings Ltd, bisa terealisasi.
"Ya, kami tetap koordinasi dengan saluran investornya, karena memang kami harus (menyelesaikan) masalah-masalah yang ada di Rempang, yang di Batam, kami koordinasi dengan baik di pusat dengan Kementerian Perekonomian, Kejaksaan, dan juga dengan yang di Batam," ujar Riyatno di Jakarta, Senin (10/2/2025).
"Insya Allah, ya (bisa terealisasi). Artinya kami tetap mengusahakan terus ini," lanjutnya.
Untuk diketahui, Xinyi Glass Holdings Ltd merupakan produsen kaca yang menjadi salah satu investor di Proyek Pulau Rempang. Nilai investasi yang direncanakan adalah sebesar 11,5 miliar dollar AS.
Sebelumnya, investasi di Rempang pernah menjadi sorotan publik pada 2024 lantaran terjadi konflik agraria menyusul akan dibangunnya Rempang Eco City.
Pembangunan itu masuk dalam proyek strategis nasional sebagai kawasan industri, perdagangan, dan wisata di lahan pulau seluas 17.600 hektar.
Dalam penjelasannya, Riyatno juga mengungkap perkembangan rencana investasi dari perusahaan manufaktur dan teknologi asal Taiwan, Foxconn.
Pemerintah Indonesia sebelumnya sudah menandatangani MoU investasi dengan Foxconn sejak 2022.
Riyatno bilang pihaknya masih tetap berkomunikasi dengan Foxconn, termasuk mencari solusi bagi investasi yang belum kunjung terealisasi.
"Sekalipun sudah (MoU), tadi dikatakan sudah agak lama, tapi tetap kami kan namanya mau investasi, tetap kami jaring, tetap kami komunikasi terus untuk mencarikan solusi atau hal-hal apa yang bisa dibantu kami dari tugas kami," katanya.
"Sekali lagi, kalau kami mempromosikan itu, atau tugas kami end-to-end tadi, mulai dari awal sampai akhir. Pokoknya kami akan memantau, kami akan mencarikan solusi bersama-sama dengan kementerian dan lembaga," tambah Riyatno.
Sebelumnya, Foxconn, Gogoro, IBC, dan Indika berencana untuk berinvestasi di industri kendaraan listrik, yaitu kendaraan listrik roda empat, roda dua, dan bus listrik.
Kemudian, industri baterai kendaraan listrik, dan industri pendukung seperti energy storage system, stasiun penukaran baterai, industri daur ulang baterai, research & development (R&D), dan pelatihan.
Nota Kesepahaman antara Kementerian Investasi/BKPM, Foxconn, Gogoro, Industri Baterai Indonesia (IBC), dan Indika Energy telah diteken pada 21 Januari 2022.
Kerja sama yang disepakati meliputi pengembangan ekosistem energi baru berkelanjutan melalui investasi pada baterai listrik, kendaraan listrik, dan berbagai industri pendukungnya melalui skema kerja sama Build Operate Localize (BOL) tersebut di Indonesia.
Tag: #perkembangan #investasi #rempang #bkpm #insya #allah #terealisasi