![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Bahlil Pertimbangkan Aturan Wajibkan Eksportir Batu Bara Gunakan HBA](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/10/kompas/bahlil-pertimbangkan-aturan-wajibkan-eksportir-batu-bara-gunakan-hba-1199481.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Bahlil Pertimbangkan Aturan Wajibkan Eksportir Batu Bara Gunakan HBA
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mempertimbangkan untuk menyusun produk hukum yang mewajibkan para eksportir menggunakan Harga Batu Bara Acuan (HBA) sebagai dasar penjualan batu bara di pasar global.
“Tidak dalam waktu lama lagi kami akan mempertimbangkan untuk membuat keputusan menteri (kepmen) agar HBA yang dipakai untuk transaksi di pasar global,” ujar Bahlil dalam keterangan resmi, dikutip dari Antara, Senin (10/2/2025).
Bahlil ingin mendorong agar industri batu bara dalam negeri bisa lebih kompetitif, karena selama ini eksportir menggunakan harga batu bara dunia yang cenderung murah.
Ilustrasi batu bara.
Dikutip dari laman resmi minerba.esdm.go.id, harga batu bara pada Januari 2025 ditetapkan 124 dollar AS per ton atau lebih tinggi ketimbang patokan harga batu bara dunia. Misalnya, harga batu bara di pasar ICE Newcastle dihargai 118 dollar AS per ton.
Bahlil berharap seluruh eksportir batu bara nasional mengikuti kebijakan tersebut.
"Bila perlu, kita tak usah (memberi) izin ekspor, jadi negara kita harus berdaulat dalam menentukan harga komoditasnya sendiri," kata Bahlil.
Selama ini, harga batu bara di Indonesia mengacu kepada sejumlah indeks, salah satunya adalah Indonesia Coal Index (ICI). Setiap bulan Kementerian ESDM menetapkan HBA sebagai tolok ukur untuk menentukan tarif royalti dan harga jual batu bara.
Kinerja ekspor Indonesia untuk batu bara mencapai 555 juta ton sepanjang tahun 2024.
Sedangkan total penggunaan batu bara dunia, mencapai 8 miliar sampai 8,5 miliar ton. Namun, yang beredar di pasar global hanya 1,5 miliar ton.
Artinya, masih ada defisit alias kekurangan yang cukup besar antara 7 miliar sampai 7,5 miliar ton.
Menurut Bahlil, Indonesia seharusnya bisa mendapatkan manfaat yang besar dengan produksi dan ekspor batu bara yang tinggi.
"Jadi batu bara kita ini, betul-betul berdampak masif dan terstruktur. Misalnya kita buat pengetatan ekspor. Tapi sampai sekarang, kan belum. Kalau harga kita ditekan terus, tidak menutup kemungkinan kita berpikir lain," kata dia pula.
Tag: #bahlil #pertimbangkan #aturan #wajibkan #eksportir #batu #bara #gunakan