![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Pertamina Produksi 14,5 Juta Barrel BBM Rendah Sulfur untuk Kapal](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/10/kompas/pertamina-produksi-14-5-juta-barrel-bbm-rendah-sulfur-untuk-kapal-1198841.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Pertamina Produksi 14,5 Juta Barrel BBM Rendah Sulfur untuk Kapal
- PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memproduksi marine fuel oil low sulphur (MFO LS) atau bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur untuk kapal sebanyak 14,5 juta barrel sepanjang 2024.
Corporate Secretary KPI Hermansyah Y Nasroen mengatakan, perusahaan memiliki 4 kilang yang mampu menghasilkan produk MFO LS, yakni Kilang Dumai, Kilang Balikpapan, Kilang Plaju, dan Kilang Cilacap.
"Marine Fuel Oil Low Sulphur merupakan jenis bahan bakar yang digunakan dalam industri perkapalan. Produk ini tentu lebih ramah lingkungan karena memiliki kandungan sulfur yang rendah," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (10/2/2025).
Menurut dia, saat ini produk MFO LS semakin memiliki pasar, khususnya setelah diberlakukannya peraturan internasional yang ketat terkait emisi sulfur (belerang) dari kapal laut. Standar ini dikeluarkan oleh International Maritime Organization (IMO) pada 2020.
Standar baru IMO itu kemudian dituangkan dalam Keputusan Dirjen Migas No. 0179.K/DJM.S/2019 yang menyatakan pemenuhan pembatasan kadar sulfur pada bahan bakar jenis MFO dimulai efektif sejak 1 Januari 2020.
"Sepanjang tahun 2024, KPI mampu memproduksi MFO LS sebanyak 14,5 juta barrel. Dari total produksi tersebut, sekitar 50 persennya diproduksi dari Kilang Dumai," ujar Hermansyah.
Ia menuturkan, produk MFO LS pertama kali diproduksi Kilang Dumai pada 2020.
Mulanya, produk tersebut digunakan untuk keperluan pengisian bahan bakar kapal yang bersandar di jetty Kilang Dumai.
Proses untuk melahirkan produk MFO LS pun memerlukan waktu, persiapan produksi produk dimulai sejak Juli 2019.
Serangkaian proses mulai simulasi tertulis, analisis laboratorium, hingga percobaan lapangan telah dilaksanakan hingga akhirnya diluncurkan pada Februari 2020. Setelah diproduksi di Kilang Dumai, pada Maret 2022, Kilang Plaju juga memproduksi MFO LS.
Selanjutnya, pada Mei 2024, sumber produksi bertambah dengan kemampuan Kilang Cilacap memproduksi MFO LS.
"Lifting Perdana telah dilakukan melalui Kapal MT Bloom sebanyak 200.000 barrel," kata dia.
Hermansyah bilang, dengan kini ada 4 kilang yang mampu memproduksi MFO LS, maka akan semakin memperkuat rantai pasok ketersediaan produk MFO LS. Menurut dia, ini akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan.
"Dengan kemampuan produksi di 4 kilang milik KPI, tentunya akan semakin menjamin kepastian ketersediaan produk," tutupnya.
Tag: #pertamina #produksi #juta #barrel #rendah #sulfur #untuk #kapal