



Soal Petani Sedikit tapi Subsidi Pupuk Naik, Ini Kata Mentan
- Menteri Pertanian Amran Sulaiman merespons soal pernyataan calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD yang mengkritik subsidi pupuk yang kian naik setiap tahun, padahal jumlah petani dan lahan pertanian semakin berkurang.
Mentan Amran menjelaskan, penurunan jumlah petani berkaitan dengan tema besar pembangunan pertanian Indonesia tahun 2024 yakni transformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern.
Tema ini dipilih dengan maksud agar seluruh proses aktivitas pertanian menggunakan alat mesin pertanian modern seperti penggunaan rice transplanter, combine harvester, Rice Milling Unit (RMU) dan seterusnya.
Gagasan besarnya juga bertujuan menekan biaya produksi 50-60 persen, meningkatkan produktifitas 20-30 persen , planting index 1-2, peningkatan mutu, dan agar petani mampu bertransformasi ke sektor pertanian lainnya seperti perbibitan, perbengkelan, RMU dan dryer.
“Pemerintah berharap dengan ini secara otomatis jumlah petani tradisional berkurang, namun kesejahteraan petani meningkat. Ini terbukti dengan tercapainya Nilai Tukar Petani (NTP) 117,76 tertinggi dalam sejarah pertanian Indonesia,” ujar Amran dalam siaran persnya dikutip Selasa (23/1/2024).
Mentan menjelaskan, berbeda dengan pernyataan Mahfud tersebut, justru dalam beberapa tahun terakhir nilai dan volume subsidi pupuk menurun, yang diakibatkan penurunan jumlah nilai subsidi dan kenaikan harga bahan baku pupuk.
Dia membeberkan, sejak 2019, tren alokasi subsidi pupuk Indonesia menurun dari Rp 34,1 triliun menjadi Rp 31,1 triliun pada 2020, dan terus menurun hingga Rp 25,3 triliun pada 2023.
Juga dari jumlah volume yang diberikan rata-rata sekitar 9 juta ton hingga hanya mampu mencapai 6,1 juta ton pada tahun 2023.
“Terkini kemampuan subsidi pemerintah hanya 4,7 juta ton (2024). Hal ini akibat bahan baku yang semakin mahal, yakni Harga DAP (Diamonium Fosfat) mengalami kenaikan sebesar 76,95 persen, sedangkan harga pupuk urea naik hingga sebesar 235,85 persen,” jelas Mentan Amran.
Amran juga mengatakan, kenaikan harga pupuk yang mempengaruhi volume pupuk subsidi tersebut disebabkan pandemi Covid 19 dan terjadinya perang Rusia-Ukraina yang berujung pembatasan Ekspor Bahan Baku yang Dilakukan Rusia, Ukraina dan China.
Saat ini ketiga negara tersebut adalah pengekspor dua jenis bahan baku pupuk NPK, yakni Fosfor (P) dan Kalium (K) terbesar. “Namun saat ini Presiden Joko Widodo telah menambahkan anggaran subsidi pupuk hingga Rp 14 trilliun karena ekonomi makin pulih dan harga bahan baku pupuk mulai stabil,” katanya.
Selain itu, pernyataan tentang penurunan jumlah petani yang diungkap Mahfud MD soal pertumbuhan jumlah petani tidak tepat
Dia bilang, berdasarkan data Sensus Pertanian 2023 yang menunjukan bahwa dalam 10 tahun terakhir jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) mampu meningkat 8,74 persen.
Meskipun ada kondisi jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) menurun sebesar 7,45 persen, hal itu dikarenakan usaha pertanian makin efisien karena meningkatnya penggunaan alat dan mesin pertanian yang menekan jumlah tenaga kerja.
“Justru hal ini menunjukkan keberhasilan transformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Penggunaan mekanisasi berhasil membuat efisiensi waktu pengolahan lahan hingga 97,4 persen,” katanya.
Selain itu Mentan Andi Amran juga menyampaikan data BPS dalam Sensus Pertanian 2023 bahwa Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) meningkat 35,54 persen.
Selain itu jumlah petani milenial yang berumur 19–39 tahun meningkat menjadi 6.183.009 orang atau sekitar 21,93 persen dari total petani Indonesia.
“Petani milenial saat ini 16,78 juta orang menurut data BPS terkini, dan terus akan bertambah. pemerintah terus mendorong regenerasi petani dan terlihat berbagai program kita memberi dampak positif,” jelasnya.
Sebelumnya, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD mengkritik subsidi pupuk yang kian naik setiap tahun, padahal jumlah petani dan lahan pertanian semakin berkurang.
Menurut dia, ada yang tak beres dari kebijakan itu karena jumlah subsidi tidak sesuai dengan yang terjadi di lapangan.
"Petaninya sedikit, lahannya sedikit, kok subsidinya tiap tahun naik? Pasti ada yang salah," ujar Mahfud dalam acara Debat ke-2 Cawapres di Senayan JCC, Minggu (21/1/2024).
Tag: #soal #petani #sedikit #tapi #subsidi #pupuk #naik #kata #mentan