Patahan Baribis - Kendeng Ancam Jakarta, BRIN Gelar Ekspedisi Sesar Aktif Jawa
Sesar Barbis - Kendeng yang memanjang dari Jawa Timur hingga mendekati Jakarta. BRIN akan menggelar ekspedisi sesar aktif Pulau Jawa pada 2024 ini. [Antara]
07:16
4 April 2024

Patahan Baribis - Kendeng Ancam Jakarta, BRIN Gelar Ekspedisi Sesar Aktif Jawa

Sesar Baribis - Kendeng, yang jalur patahannya melintas samar ke arah Jakarta, bisa memicu gempa yang mengancam Ibu Kota, demikian dikatakan Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN dalam jumpa pers peluncuran ekspedisi sesar aktif Pulau Jawa pada Rabu (3/4/2024).

Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Sonny Aribowo menjelaskan patahan Baribis - Kendeng merupakan sebuah patahan naik yang berlokasi di belakang busur vulkanik Pulau Jawa.

"Ini sangat penting untuk dilakukan penelitian karena Jakarta adalah salah satu daerah dengan penduduk sangat padat dan infrastruktur yang mewah," beber Sonny.

Sumedang Dikepung Sesar-sesar Aktif Besar, Potensi Gempa Magnitudo 7
 
Sonny menuturkan meski patahan samar yang terhubung dengan patahan Baribis - Kendeng itu mayoritas berada di Jawa Barat, namun saat terjadi gempa bumi pada patahan itu akan sangat mengganggu Jakarta.

Sesar Baribis - Kendeng sendiri memanjang dari Jawa Timur hingga mendekati Jakarta, melintas pesisir utara Jawa. Beberapa kota besar padat penduduk bisa terdampak jika terjadi gempa di jalur ini, termasuk Surabaya, Semarang, Cirebon, Bandung hingga Jakarta.

Sesar Sumedang yang memicu gempa Sumedang pada 31 Desember 2023. [Antara]Sesar Sumedang yang memicu gempa Sumedang pada 31 Desember 2023. [Antara]

Ekspedisi sesar aktif Jawa

BRIN, pada Rabu, menyatakan tahun ini bakal menggelar ekspedisi sesar aktif di Pulau Jawa untuk mempelajari berbagai ancaman gempa bumi yang dapat membahayakan penduduk dan mengganggu sektor perekonomian.

Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN Ocky Karna Radjasa mengatakan ekspedisi itu diharapkan membuka peluang kerja sama semua pemangku kepentingan di Indonesia.

"BRIN pada tahun 2024 ini meluncurkan satu program strategis terkait kolaborasi, yaitu skema riset inovasi untuk Indonesia maju ekspedisi sesar aktif Jawa," ujar Ocky.

Ocky mengungkap tiga gempa besar yang terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir yakni gempa Cianjur, gempa Sumedang, dan gempa Bawean, terjadi pada lokasi yang kebetulan belum terpetakan dengan baik.

Oleh karena itu, kata dia, hasil ekspedisi sesar aktif nantinya dapat menjadi pedoman mitigasi risiko bencana geologi.

"Kita ketahui meskipun Pulau Jawa bukan merupakan pulau terbesar, tetapi pulau yang memiliki banyak penduduk hampir 50 persen penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa," kata Ocky.

Lebih lanjut ia menyampaikan ancaman gempa bumi di Pulau Jawa tidak hanya berasal dari jalur subduksi, tetapi juga perlunya mengembangkan riset yang menunjukkan adanya ancaman bencana sesar darat yang mana lokasinya berdekatan dengan kota-kota besar, seperti Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya, dan Bandung.

Sesar Baribis Aktif, Kawasan Selatan Jakarta Rentan Diguncang Gempa Bumi
 
Kota-kota besar itu notabene memiliki nilai strategis, kata dia, karena ada banyak fasilitas perekonomian sangat penting yang mendukung pemerintah dalam kaitannya menggerakkan ekonomi secara nasional.
 
Saat ini salah satu fokus Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN adalah melakukan riset-riset pemetaan secara aktif melalui berbagai metode kebumian, seperti geologi, geofisika, survei lapangan, serta struktur survei bawah permukaan.

"Banyak periset BRIN yang aktif terlibat dalam riset dan inovasi pemetaan sesar aktif dilakukan secara kolaboratif dengan BMKG, Badan Geologi, perguruan tinggi, dan juga Kementerian PUPR yang memfasilitasi pusat studi gempa nasional, yang terus melakukan perkembangan dan pemutakhiran studi sesar aktif," kata Ocky.

Sesar Kendeng, salah satu sesar aktif di Jawa (Koulali dkk., 2016 Sesar Kendeng, salah satu sesar aktif di Jawa (Koulali dkk., 2016 "The Kinematics of Crustal Deformation in Java from GPS Observations: Implications for Fault Slip Partitioning")

Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Edy Hidayat mengungkapkan Pulau Jawa secara geologi memang menarik dari segi potensi sumber daya, tetapi di balik itu potensi sumber bencana juga tidak kalah besar mengintai.

Menurutnya, potensi gempa bumi di Pulau Jawa terkait dengan sesar aktif yang ada di daratan.
 
"Hal ini menjadi penting karena data sesar aktif di Pulau Jawa belum banyak secara data dan itu belum maksimal, sehingga penelitian perlu terus dilanjutkan untuk mengungkap potensi sumber gempa yang berasal dari sesar aktif yang ada di daratan," ucap Edi.

75 Sesar Aktif

Sementara Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahmah Hanifa menjelaskan pihaknya mengidentifikasi 75 sesar aktif di sepanjang Pulau Jawa yang berpotensi kembali menimbulkan guncangan gempa bumi di masa mendatang.
 
Dalam peta gempa tahun 2017 tercatat jumlah sesar di Pulau Jawa sebanyak 31 sesar aktif dan total seluruh Indonesia saat itu mencapai 295 sesar aktif.

Berdasarkan pemutakhiran data terbaru pada tahun 2024, jumlah sesar aktif di Pulau Jawa mencapai 75 titik dan total seluruh Indonesia sebanyak 400-an sesar aktif. Nuraini mengatakan sesar aktif yang sudah diketahui parameternya dengan baik tidak sampai 30 persen.

Menurutnya, jumlah 75 sesar itu menandakan bukan sesar aktif yang bertambah tetapi pengetahuan manusia yang bertambah. Selama tujuh tahun terakhir, para ilmuwan berhasil menemukan sesar baru yang sebelumnya tidak diketahui akibat keterbatasan teknologi dan ilmu.

Warga Bekasi Wajib Waspada, Ada Ancaman Gempa Besar Akibat Sesar Baribis

"Contohnya kalau enggak ada gempa Cianjur, mungkin kita juga lupa pernah ada gempa Cianjur. Artinya kita juga belum melupakan dengan baik gempa Cianjur," kata Nuraini.

Bencana gempa di Cianjur, Jawa Barat, yang terjadi pada tahun 2022 bukan kali pertama mengguncang wilayah tersebut. Pada tahun 1897, gempa bumi juga pernah mengguncang wilayah Cianjur dan merusak berbagai bangunan pada massa itu.

Zona berbahaya Sesar Cugenang yang memicu gempa Cianjur pada 21 November 2022. [Antara]Zona berbahaya Sesar Cugenang yang memicu gempa Cianjur pada 21 November 2022. [Antara]

Di Indonesia sepanjang tahun 2000 hingga 2018, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana alam mencapai 185.677 jiwa. Indonesia menjadi salah satu negara dengan korban bencana alam paling besar selama periode tahun 2000 sampai 2018.

Aktivitas tektonik Indonesia yang sangat aktif memicu rata-rata 2.000 gempa bumi setiap tahun dengan kekuatan di atas 4,5 magnitudo.

Lebih lanjut Nuraini menyampaikan bahwa sekitar 206 juta penduduk Indonesia atau 77 persen dari total penduduk bisa mengalami guncangan gempa dengan intensitas VI MMI. Kemudian, sebanyak 4,1 juta jiwa bermukim di atas patahan.

“Melakukan riset sesar aktif tidak mudah apalagi Pulau Jawa sudah banyak penduduk. Padahal (riset) geologis itu perlu menggali (tanah). Kalau sudah banyak rumah susah juga (melakukan riset),” pungkasnya. [Antara]

Editor: Liberty Jemadu

Tag:  #patahan #baribis #kendeng #ancam #jakarta #brin #gelar #ekspedisi #sesar #aktif #jawa

KOMENTAR