Beda Cara Gen Z dan Milenial Pakai ChatGPT, Bos OpenAI Mengungkap
Ilustrasi logo OpenAI dan ChatGPT.(Reuters)
12:06
11 Juni 2025

Beda Cara Gen Z dan Milenial Pakai ChatGPT, Bos OpenAI Mengungkap

– Kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT dimanfaatkan secara berbeda oleh generasi Z (Gen Z) dan Milenial. Hal ini diungkapkan langsung oleh CEO OpenAI, Sam Altman.

Dalam acara AI Ascent Sequoia Capital yang ditayangkan di kanal YouTube Sequoia, Altman menyebut, perbedaan paling mencolok antara dua generasi ini terletak pada kebutuhan dan tujuan penggunaan ChatGPT.

Menurut Altman, Gen Z (kelahiran 1997 ke atas) cenderung menjadikan ChatGPT sebagai "penasihat hidup".

Mereka mengandalkan chatbot AI ini bukan hanya untuk tugas sekolah atau pekerjaan, tetapi juga untuk membantu mengambil keputusan penting dalam hidup, mulai dari urusan percintaan hingga rencana karier.

"Mereka benar-benar tidak membuat keputusan tanpa bertanya kepada ChatGPT terkait apa yang harus mereka lakukan. ChatGPT memahami konteks lengkap tentang permasalahan setiap orang dalam hidup mereka," kata Altman, dikutip KompasTekno dari Quartz, Rabu (11/6/2025).

Gen Z juga disebut mulai membangun "alur kerja" tertentu dengan ChatGPT, menghubungkannya ke berbagai dokumen pribadi dan menyusun prompt yang dapat digunakan berulang kali. Pola ini menjadikan ChatGPT layaknya sistem operasi pribadi bagi Gen Z.

Sebaliknya, generasi Milenial (kelahiran 1981-1996) menggunakan ChatGPT lebih praktis, yaitu sebagai pengganti Google.

Generasi ini memanfaatkan chatbot AI itu untuk mencari informasi secara cepat dan ringkas, mirip dengan saat mereka mengakses mesin pencari di internet.

Generasi Milenial melihat ChatGPT sebagai alat untuk mencari data atau jawaban singkat, bukan sebagai pendamping untuk mengambil keputusan pribadi seperti yang dilakukan Gen Z.

Laporan internal OpenAI pada Februari 2024 lalu juga menunjukkan bahwa mayoritas pengguna aktif ChatGPT berasal dari kelompok usia 18-24 tahun, rentang usia Gen Z.

Mereka mengintegrasikan ChatGPT ke dalam rutinitas sehari-hari, seperti membuat esai, menyusun jadwal belajar, merancang karier, hingga mengambil keputusan besar.

Data dari Pew Research pada Januari 2024 pun menunjukkan bahwa 26 persen remaja Amerika Serikat berusia 13-17 tahun menggunakan ChatGPT untuk kebutuhan sekolah, naik signifikan dibandingkan 13 persen pada 2023.

Masifnya penggunaan ChatGPT di kalangan muda ini memunculkan kekhawatiran sejumlah pihak.

Di California, misalnya, anggota parlemen mengusulkan regulasi agar perusahaan AI memberi peringatan jelas kepada pengguna muda bahwa mereka berinteraksi dengan sistem komputer, bukan manusia.

Selain itu, lembaga Common Sense Media dan peneliti dari Stanford University menyarankan larangan penggunaan AI sebagai "pendamping digital" bagi anak-anak.

Meski begitu, Altman tetap optimistis terhadap perkembangan AI di masa depan. Dalam podcast Lex Fridman, ia menyatakan pentingnya membangun AI yang bisa berevolusi dan menyesuaikan diri dengan penggunanya seiring waktu.

Tag:  #beda #cara #milenial #pakai #chatgpt #openai #mengungkap

KOMENTAR