Teknologi Kesehatan Berbasis AI Butuh Kapasitas Data Center yang Kuat
Seminar The 5th Dentons HPRP Law and Regulations Outlook 2025 bertema “Masa Depan Sektor Strategis di Pemerintahan Baru: Zonasi Lahan Data Center dan Terobosan AI di Sektor Kesehatan”. (Istimewa)
19:44
20 Februari 2025

Teknologi Kesehatan Berbasis AI Butuh Kapasitas Data Center yang Kuat

- Teknologi benar-benar sudah merambah semua sektor industri, termasuk dari bidang kesehatan. Kehadiran artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan pun membuat cara kerja dunia medis mengalami transformasi yang signifikan. Teknologi itu harus didukung dengan pembangunan data center yang kuat.

Okto Irianto selaku staf ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Transformasi Digital di Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Kewilayahan menuturkan, untuk merespons cepatnya perkembangan teknologi AI dan kebutuhan data center, Pemerintahan berkomitmen untuk segera menetapkan zonasi lahan data center di Indonesia. Zonasi data center diyakini dapat memaksimalkan potensi manfaat teknologi informasi di berbagai industri.

Menurut dia, negara harus dapat menyediakan regulasi yang dibutuhkan oleh semua pihak dalam perkembangan data center dan teknologi AI, sehingga Indonesia dapat mengoptimalkan peluang data center dan teknologi AI bagi kesejahteraan masyarakat. Bahkan AI pun dapat membantu mengejar target pertumbuhan ekonomi.

“Pembangunan data center dan AI akan berhasil jika dilakukan zonasi, teman-teman dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang harus melakukan zonasi dan mencari ruang ideal untuk data center,” ungkap Okto Irianto di Jakarta, Kamis (20/2).

Pernyataan Okto Irianto disampaikan dalam seminar bertajuk The 5th Dentons HPRP Law and Regulations Outlook 2025. Seminar itu bertemakan, “Masa Depan Sektor Strategis di Pemerintahan Baru: Zonasi Lahan Data Center dan Terobosan AI di Sektor Kesehatan”.

Seminar dalam bentuk panel itu, Okto dalam paparannya membahas strategi pemerintah dalam mendukung pembangunan data center dan penggunaan teknologi AI untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.

CEO Halodoc Jonathan Sudharta yang turut menjadi pembicara mengatakan, AI tidak hanya membuka peluang besar dalam layanan kesehatan, tetapi juga menghadapi tantangan dalam penerapannya, terutama dalam regulasi.

Makanya dia sangat mengapresiasi langkah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengadopsi teknologi AI. “Kementerian Kesehatan sangat terbuka dan mengedepankan inovasi, bukan dari inovator, tetapi dari Pemerintah. Saya sangat menghargai ini,” ujarnya.

Senada dengan itu, CEO Eden Sehat AI Jonathan Natakusuma membahas efektivitas AI dalam mendeteksi penyakit. Peran AI dalam pembuatan laporan radiologi kanker yang lebih cepat dan akurat. Dia memastikan Eden Sehat AI akan menjaga data pasien sesuai dengan standar yang ada.

Chief Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes Setiaji menegaskan pentingnya AI dalam pembangunan data kesehatan nasional, guna menciptakan layanan kesehatan yang lebih terintegrasi dan berkualitas. “Visi Pemerintah adalah data kesehatan digital terintegrasi dan dilindungi," ujarnya.

Menurut dia, AI di bidang kesehatan saat ini mirip seperti perbankan 30 tahun lalu. Kala itu perbankan berupaya mendigitalkan data. Kini langkahitu dilakukan Kemenkes. Data kesehatan setiap masyarakat ditangkap dari sejak awal, bahkan saat masih di kandungan.

Sementara itu, Nashatra Prita dari Partner Dentons HPRP menyoroti pentingnya regulasi yang adaptif agar AI dapat berkembang tanpa menghambat inovasi bisnis.

Dia mengingatkan, penyedia jasa adalah pihak yang menerima manfaat dari pasien, sehingga harus mendapatkan persetujuan dari pasien untuk melakukan transfer data. “Gap inilah yang perlu diisi dan diatur oleh regulasi,” jelasnya.

Zonasi Lahan Data Center sebagai Titik Transformasi Digital Indonesia

Di sektor data center, Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir mengulas tantangan utama yang menghambat percepatan pembangunan infrastruktur digital di tanah air. Dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih perlu mengejar ketertinggalan dalam pengembangan data center, terutama dalam mendukung kebutuhan AI dan pertumbuhan ekonomi digital.

“Indonesia menjadi tempat yang sangat menarik untuk data center. Semakin banyak data center di Indonesia, maka biaya komunikasi yang harus dikeluarkan masyarakat akan semakin murah dan semakin cepat penyebaran informasi kepada masyarakat,” paparnya.

Selain masalah lahan dan infrastuktur, Pandu menekankan faktor penentu keberhasilan perkembangan data center dan teknologi AI di Indonesia adalah kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Bahkan, dia meyakini jika Indonesia berhasil membangun banyak data center, maka SDM berkualitas yang sudah bekerja di luar negeri akan kembali ke Indonesia.

“Bangun data center tidak soal uang dan lahan saja, tetapi SDM. Data center dapat menjadi alasan menarik diaspora untuk kembali ke Indonesia. Kalau anda tidak ingin SDM terbaik kabur aja ke luar negeri, ciptakan lapangan kerja di Indonesia yang melibatkan SDM berkualitas,” jelasnya.

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #teknologi #kesehatan #berbasis #butuh #kapasitas #data #center #yang #kuat

KOMENTAR