

Ilustrasi: Rilis tersangka kasus curanmor. (BAGAS BIMANTARA/JAWA POS RADAR MADIUN).


Sekelas Penadah, Jangan Coba-coba Beli Kendaraan Hasil Curian, Ini Hukumannya
- Kejahatan berupa pencurian kendaraan bermotor masih marak menghantui masyarakat. Belum lagi berbagai modus lainnya seperti penggelapan kendaraan baik dari rental ataupun leasing yang sengaja tidak dibayarkan. Maraknya kejahatan tersebut sedikit banyak karena dipengaruhi adanya pasar yang mencari jenis kendaraan demikian, tanpa surat, ilegal, hasil kejahatan curian atau penggelapan. Biasanya kendaraan tersebut dijual dengan harga miring, ada yang dipakai, ada juga yang direcah, dipreteli sparepart-nya dan dijual terpisah. Buat Anda yang tergoda membeli jenis kendaraan demikian, sebaiknya pikir lagi. Jangan coba-coba membeli kendaraan hasil curian, sebab Anda akan setara dengan penadah walaupun mungkin tidak ada niat jahat dengan kendaraan tersebut. Dilansir dari laman Polres Kudus, jika memang benar barang yang Anda beli merupakan barang hasil tindak pidana atau kejahatan, maka terhadap baik penjual, maupun pembelinya dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Pasal 480 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang penadahan. Pasal tersebut mengenakan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp 900 ribu dan dihukum karena sebagai sekongkol dan barangsiapa yang membeli, menyewa, menerima tukar, menerima gadai, menerima sebagai hadiah, atau karena hendak mendapat untung, menjual, menukarkan, menggadaikan, membawa, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu barang, yang diketahuinya atau yang patut disangkanya diperoleh karena kejahatan. Namun, perlu diingat, untuk mengetahui Anda dapat dijerat pasal ini atau tidak tentu dilihat kembali apakah perbuatan Anda memenuhi unsur-unsur tindak pidana penadahan. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsurnya, kita mengacu pada pendapat R. Soesilo dalam bukunya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal yang menjelaskan bahwa yang dinamakan “sekongkol” atau biasa disebut pula “tadah” itu sebenarnya hanya perbuatan yang disebutkan pada sub 1 dari pasal ini. Perbuatan yang tersebut pada sub 1 dibagi atas dua bagian yakni membeli, menyewa, dsb (tidak perlu dengan maksud hendak mendapat untung) barang yang diketahuinya atau patut disangkanya diperoleh karena kejahatan, menjual, menukarkan, menggadaikan, dsb dengan maksud hendak mendapat untung barang yang diketahuinya atau patut disangkanya diperoleh karena kejahatan. Elemen penting pasal ini adalah terdakwa harus mengetahui atau patut dapat menyangka bahwa barang itu asal dari kejahatan. Di sini terdakwa tidak perlu tahu dengan pasti asal barang itu dari kejahatan apa (pencurian, penggelapan, penipuan, pemerasan, uang palsu atau lain-lain), akan tetapi sudah cukup apabila ia patut dapat menyangka (mengira, mencurigai) bahwa barang itu bukan barang “terang”. Untuk membuktikan elemen ini memang sukar, akan tetapi dalam prakteknya biasanya dapat dilihat dari keadaan atau cara dibelinya barang itu, misalnya dibeli dengan di bawah harga pasar, dibeli pada waktu malam secara bersembunyi yang menurut ukuran di tempat itu memang mencurigakan atau pada kendaraan, paling mudah dilihat dari terdapat surat-surat atau tidak.
Editor: Bintang Pradewo
Tag: #sekelas #penadah #jangan #coba #coba #beli #kendaraan #hasil #curian #hukumannya