Bos AI Google soal DeepSeek: Karya Terbaik dari China, tapi ''Hype'' Berlebihan
Ilustrasi DeepSeek.(TweakTown)
19:03
15 Februari 2025

Bos AI Google soal DeepSeek: Karya Terbaik dari China, tapi ''Hype'' Berlebihan

- DeepSeek sedang menjadi bahan pembicaraan di dunia teknologi. Startup artificial intelligence (AI) asal Tiongkok ini berhasil mencuri perhatian dengan model AI terbarunya, DeepSeek R1, yang disebut-sebut mampu menyaingi ChatGPT milik OpenAI.

Hal ini pun menjadi perhatian CEO Google DeepMind, Demis Hassabis, orang nomor satu di divisi kecerdasan buatan (AI) milik Google.

Dalam sebuah acara di Paris menjelang AI Action Summit, Hassabis blak-blakan soal DeepSeek dengan menyebutnya sebagai "mungkin karya terbaik yang pernah dibuat China".

Namun, Hassabis juga menilai bahwa hype (sensasi) seputar DeepSeek terlalu dilebih-lebihkan.

Bos AI Google: DeepSeek tak bawa terobosan baru

CEO Google DeepMind, Demis Hassabis.Bloomberg CEO Google DeepMind, Demis Hassabis.Hassabis mengatakan, DeepSeek memang memiliki keunggulan dari sisi rekayasa. Namun, dari sudut pandang teknologi, Hassabis mengatakan DeepSeek tidak membawa kemajuan ilmiah yang benar-benar baru.

"Meskipun ada banyak kehebohan, sebenarnya tidak ada terobosan ilmiah yang nyata dari kehadiran DeepSeek... ini hanya menggunakan teknik AI yang sudah kita kenal," katanya.

Hassabis mengakui bahwa DeepSeek merupakan "karya yang mengesankan" dan menunjukkan kemampuan rekayasa teknologi yang luar biasa dari China. Bahkan, ia menyebut bahwa keberhasilan ini dapat mengubah lanskap geopolitik.

Namun, bos Google DeepMind ini mengklaim bahwa model terbaru Google, Gemini 2.0 Flash, lebih efisien dibandingkan dengan DeepSeek.

Pernyataan ini muncul setelah DeepSeek mengklaim bahwa model AI mereka dapat dilatih dengan biaya jauh lebih rendah dibandingkan pesaing terkemuka dan menggunakan chip Nvidia yang lebih sederhana.

Klaim ini sempat mengguncang pasar global dan memicu perdebatan mengenai pengeluaran besar perusahaan teknologi untuk infrastruktur AI.

Beberapa ahli juga mempertanyakan klaim DeepSeek mengenai efisiensi biaya pengembangan model AI mereka, dengan dugaan bahwa investasi yang mereka keluarkan mungkin lebih besar dari yang diumumkan.

Menuju AGI

Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). shutterstock Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Dalam kesempatan yang sama, Hassabis juga berbicara mengenai perkembangan Artificial General Intelligence (AGI), kecerdasan buatan yang diklaim dapat melampaui kemampuan manusia. Ia memprediksi bahwa AGI bisa terwujud dalam waktu lima tahun ke depan.

"Saya pikir kita semakin dekat. Mungkin hanya sekitar lima tahun lagi kita akan melihat sistem yang memiliki semua kemampuan kognitif manusia," ujar Hassabis.

Ia menambahkan bahwa masyarakat harus bersiap menghadapi perubahan besar ini, termasuk memaksimalkan manfaatnya sekaligus mengantisipasi risikonya, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CNBC, Sabtu (15/2/2025).

Pernyataan Hassabis sejalan dengan prediksi beberapa tokoh AI lainnya, termasuk CEO OpenAI, Sam Altman, yang sebelumnya mengklaim bahwa mereka sudah mengetahui cara membangun AGI.

Dalam esainya, Altman memprediksi bahwa perkembangan AI saat ini bakal mencapai tingkat kecerdasan super atau dikenal juga sebagai "Artificial Superintelligence" (ASI) dalam "beberapa ribu hari".

Jadi, berapa lama sebenarnya "beberapa ribu hari" yang disebutkan Altman? Tidak ada yang tahu pasti. Kemungkinan alasan Altman menggunakan estimasi "beberapa ribu hari (!)" yang samar adalah karena ia juga tidak tahu pasti kapan ASI akan tiba.

Sebagai gambaran, ribuan hari itu bisa jadi 2.000 hari yang setara 5,5 tahun, 3.000 hari setara 8,2 tahun, 4.000 hari yang hampir 11 tahun, atau ribuan hari lainnya.

Yang jelas, Altman meyakini bahwa AI akan secara dramatis meningkatkan kemampuan manusia dalam beberapa dekade mendatang.

Pria bernama lengkap Samuel Harris Altman ini membayangkan masa depan di mana AI berfungsi sebagai asisten pribadi, meningkatkan layanan kesehatan, pendidikan, dan berbagai industri.

Altman menekankan bahwa perkembangan AI yang didorong oleh pembelajaran mendalam dan daya komputasi akan menciptakan kemakmuran global. Namun, ia memperingatkan bahwa tanpa infrastruktur dan energi yang memadai, AI bisa menjadi sumber daya terbatas dan memicu konflik.

Editor: Galuh Putri Riyanto

Tag:  #google #soal #deepseek #karya #terbaik #dari #china #tapi #hype #berlebihan

KOMENTAR