OpenAI Tuding DeepSeek Pakai Model Miliknya untuk Latih AI
Ilustrasi DeepSeek(Kompas.com/Lely Maulida)
16:12
30 Januari 2025

OpenAI Tuding DeepSeek Pakai Model Miliknya untuk Latih AI

- Perusahaan kecerdasan buatan asal China, DeepSeek, belakangan menjadi sorotan karena kemampuannya mengembangkan model AI DeepSeek R1.

Model AI ini terbilang canggih, bahkan setara model bikinan perusahaan lain seperti OpenAI (pembuat ChatGPT), Google (Gemini), dan Meta (Llama), walaupun dengan biaya yang lebih murah dan chip versi rendah. Hal itu pun membuat banyak perusahaan AI, terutama dari AS, merasa khawatir akan tersaingi.

Di tengah puja-puji DeepSeek, OpenAI melemparkan tudingan bahwa perusahaan AI China itu menggunakan data yang diperoleh dengan cara ilegal untuk melatih DeepSeek.

Menurut OpenAI, pihaknya memiliki bukti yang menunjukkan bahwa DeepSeek memakai model AI miliknya untuk melatih model AI DeepSeek-R1. Namun rincian bukti tersebut tidak diungkap.

Sumber dalam OpenAI yang dikutip outlet media Financial Times hanya menyebutkan bahwa OpenAI memiliki bukti terjadinya "distilasi" atau penyulingan data.

Teknik ini digunakan pengembang untuk melatih model AI dengan mengekstraksi data dari model AI yang lebih besar dan lebih mampu.

Teknik ini dinilai efisien untuk melatih model AI yang lebih kecil, dengan biaya yang jauh lebih murah.

Kebijakan OpenAI sendiri secara tegas menyatakan bahwa pengguna tidak dapat menyalin layanan atau "memakai output (dari model AI-nya) untuk mengembangkan model yang bersaing dengan OpenAI".

Menanggapi laporan dari Financial Times, juru bicara OpenAI berkata bahwa perusahaan-perusahaan China dan lainnya memang terus mencoba "menyaring" model AI dari perusahaan kenamaan AS. Untuk itu, OpenAI secara aktif melakukan upaya pencegahan.

"Kami terlibat dalam upaya pencegahan untuk melindungi IP (intelectual property/kekayaan intelektual) kami, termasuk proses yang cermat untuk memasukan kemampuan terdepan dalam model-model yang dirilis," kata juru bicara OpenAI, dikutip KompasTekno dari Tech Radar, Kamis (30/1/2025).

"Dan kami percaya bahwa saat kami melangkah maju, sangat penting untuk bekerja sama dengan pemerintah AS dalam melindungi model yang paling cakap, dari upaya-upaya lawan dan kompetitor dalam mengambil teknologi AS," lanjut dia.

Untuk menyelediki kecurangan itu, OpenAI melakukan investigasi bersama investor terbesarnya, Microsoft. Keduanya menelusur apakah DeepSeek menggunakan API OpenAI untuk mengintegrasikan model AI OpenAI ke model milik DeepSeek.

Berdasarkan laporan Bloomberg, Microsoft mendeteksi bahwa sejumlah besar data dieksfiltrasi (tindakan pencurian data dari suatu sistem secara ilegal) melalui akun pengembang OpenAI pada akhir tahun 2024. Praktik tersebut diyakini terkait dengan DeepSeek, dihimpun KompasTekno dari The Verge. 

Kendati demikian, rincian investigasi tersebut tidak begitu dirinci. Pihak DeepSeek sejauh ini juga belum memberikan tanggapan terkait dugaan OpenAI itu.

AI DeepSeek lahir di tengah embargo AS

Selain merilis model AI R1 pada 20 Januari lalu, DeepSeek juga meluncurkan asisten AI dalam format aplikasi mobile pada 10 Januari lalu. Aplikasi ini mirip dengan ChatGPT bikinan OpenAI dan digadang-gadang menjadi kompetitor chatbot OpenAI tersebut.

Padahal, DeepSeek lahir di tengah sanksi dagang Amerika Serikat (AS). Perusahaan-perusahaan teknologi AS dilarang berbisnis dengan China, termasuk untuk pengiriman chip AI.

Untuk mengatasi hal ini, China telah mengadopsi pendekatan kolaboratif dan open source untuk pengembangan AI-nya.

Dengan cara ini, perusahaan-perusahaan AI besar China bisa berbagi satu sama lain, demi mengembangkan DeepSeek. Masing-masing bereksperimen dengan pendekatan baru, menyumbangkan ide-ide baru, sehingga menghasilkan kemajuan yang lebih cepat.

Berbeda dengan ChatGPT yang dikontrol sendiri oleh OpenAI, DeepSeek merupakan model AI yang sifatnya terbuka, alias open source, artinya semua bisa berkontribusi pada pengembangan large language model (LLM) DeepThink (R1) yang digunakan.

Sifat DeepSeek yang terbuka inilah yang membuatnya cepat berkembang. Karena algoritmanya dioprek oleh banyak perusahaan dengan berbagai latar pengalaman, sehingga menjadi lebih efisien, meningkatkan performa dan kecepatan.

Hal ini bisa berpengaruh ke penanganan data yang lebih baik, teknik pelatihan yang efektif, atau pendekatan inovatif pada natural language processing.

Selain itu, sumber daya dan biaya yang dibutuhkan untuk melatih AI DeepSeek juga disebut-sebut lebih murah.

Tim DeepSeek mengeklaim bahwa mereka hanya menginvestasikan sekitar 6 juta dollar AS untuk pelatihan. Bandingkan dengan biaya untuk melatih ChatGPT yang mencapai 63 juta dollar AS. Ini artinya biaya pengembangan DeepSeek sepuluh kali lebih murah dari ChatGPT.

Startup ini juga mengembangkan DeepSeek hingga seperti sekarang, hanya dengan mengandalkan ribuan chip Nvidia H800 lama.

Penggunaan chip lama itu menjadi strategi cerdas dan hemat biaya oleh DeepSeek, sehingga terlepas dari ketergantungan industri pada hardware terbaru.

Dengan fokus pada optimisasi software dan memanfaatkan kemampuan chip lama yang sudah teruji, DeepSeek menunjukkan bahwa pengembangan AI bisa tetap inovatif dan terjangkau.

Pendekatan ini tak hanya menekan biaya, tapi juga memposisikan DeepSeek sebagai disruptor di industri AI, yang kemungkinan bisa mengubah cara perusahaan berpikir tentang investasi hardware di masa depan.

Editor: Lely Maulida

Tag:  #openai #tuding #deepseek #pakai #model #miliknya #untuk #latih

KOMENTAR