



Kerusuhan Los Angeles Warnai 1 Tahun Menuju Piala Dunia 2026
– Pesta sepak bola terbesar di dunia tinggal setahun lagi, namun bayang-bayang gejolak sosial dan kebijakan kontroversial membayangi persiapan Amerika Serikat sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia 2026.
Pada Rabu (11/6/2025) waktu setempat, kota-kota tuan rumah di Amerika Serikat memperingati “One Year to Go”, tepat 365 hari menuju pembukaan turnamen yang akan berlangsung pada 11 Juni 2026.
Namun perayaan itu terganggu oleh ketegangan politik dan aksi protes massal di Los Angeles, salah satu kota penyelenggara.
Di tengah sorotan dunia, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan pengerahan 4.000 anggota Garda Nasional dan 700 Marinir ke Los Angeles, menyusul gelombang demonstrasi yang dipicu oleh kebijakan baru imigrasi dan larangan perjalanan (travel ban) terhadap 12 negara.
Gubernur California Gavin Newsom mengecam keputusan Trump itu sebagai "langkah tak terbantahkan menuju otoritarianisme".
Di sisi lain, pejabat federal menyebut aksi demonstrasi yang berlangsung sebagai bentuk “anarki yang didiamkan oleh pemerintah lokal dan negara bagian yang dipimpin Demokrat.”
Kekhawatiran Internasional Bayangi Euforia Piala Dunia
Ketegangan politik ini memperumit upaya penyelenggara untuk meyakinkan para penggemar internasional menjelang gelaran Piala Dunia 2026, yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko dengan format baru.
Piala Dunia tahun depan akan menampilkan 48 tim dan 104 pertandingan, menjadikannya turnamen paling inklusif dalam sejarah FIFA.
Presiden FIFA Gianni Infantino, yang bulan lalu bertemu langsung dengan Trump, menyatakan optimisme bahwa “dunia akan disambut hangat” di AS, baik untuk Piala Dunia 2026 maupun Piala Dunia Klub 2025 yang digelar pada 14 Juni–13 Juli tahun ini.
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan tantangan besar, terutama dalam membangun rasa aman dan inklusivitas.
Iran, salah satu dari 12 negara yang warganya kini dibatasi masuk AS, telah menyatakan keprihatinan.
Dalam pernyataan resmi, pemerintah Tehran menyebut larangan tersebut mencerminkan “permusuhan mendalam terhadap Iran dan umat Muslim”.
Parade Bintang di Tengah Kawat Berduri
Ironisnya, gelaran “one year to go” yang semestinya menjadi momen selebrasi digelar di Fox Studio Lot, Los Angeles, dengan rencana karpet merah bertabur bintang dan ikon sepak bola dunia.
Personel Garda Nasional dan Polisi Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) bentrok dengan demonstan di luar Pusat Penahanan Metropolitan (MDC) Los Angeles, Negara Bagian California, Amerika Serikat, 8 Juni 2025. Presiden AS Donald Trump mengerahkan 2.000 personel Garda Nasional untuk menangani kerusuhan ini.
Namun, suasana berubah menjadi suram seiring kehadiran aparat bersenjata lengkap yang berjaga-jaga di berbagai titik kota.
Los Angeles adalah satu dari 16 kota tuan rumah Piala Dunia 2026 yang tersebar di tiga negara, dan salah satu yang diharapkan menjadi magnet wisata olahraga.
Meski demikian, suasana panas akibat kebijakan federal memunculkan pertanyaan serius tentang kesiapan dan citra AS sebagai tuan rumah multinasional.
FIFA menegaskan bahwa Piala Dunia 2026 akan menyambut 6,5 juta penonton di stadion serta jutaan lainnya secara global.
Sejauh ini, 13 negara telah memastikan lolos, termasuk tuan rumah Kanada, Meksiko, dan AS. Negara lainnya mencakup Argentina, Brazil, Jepang, Korea Selatan, Australia, Ekuador, Selandia Baru, Uzbekistan, Yordania, dan Iran.
Sisanya, 35 tiket tersisa akan diperebutkan hingga Maret 2026, dengan pengundian grup fase awal dijadwalkan pada Desember 2025.
Timnas Indonesia sendiri masih dalam persaingan untuk memperebutkan tiket menuju Piala Dunia 2026.
Skuad Garuda akan bertanding di Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia yang akan bergulir Oktober nanti.
Tag: #kerusuhan #angeles #warnai #tahun #menuju #piala #dunia #2026