



4 Perubahan Wajib Dilakukan Kluivert Agar Timnas Indonesia Tak Lagi Dibantai Jepang
Patrick Kluivert bisa mengambil pelajaran dari kekalahan telak Timnas Indonesia atas Jepang pada November tahun lalu jelang bertandang ke markas Samurai Biru pada Selasa (10/6/2025) sore WIB ini.
Timnas Indonesia akan menghadapi laga pemungkas Grup C ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dengan menghadapi Jepang yang sudah dipastikan menjadi juara grup sekaligus lolos langsung ke putaran final.
Pertandingan yang dijadwalkan berlangsung di Suita City Football Stadium atau juga dikenal sebagai Panasonic Stadium ini memang sudah tidak menentukan bagi kedua tim dari sisi kelolosan.
Berbeda dengan pertemuan pertama di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada November tahun lalu, laga ini berpotensi punya tensi lebih santai karena masing-masing tim telah mengamankan skenario mereka.
Namun demikian, duel ini tetap penting untuk pengembangan skuad Garuda.
Jepang sudah dipastikan melaju ke putaran final Piala Dunia 2026 sebagai juara Grup C ronde ketiga, sementara Indonesia telah mengukir sejarah dengan lolos ke ronde keempat kualifikasi—sebuah capaian yang membuka peluang tampil di Piala Dunia untuk pertama kalinya.
Skuad asuhan Patrick Kluivert dipastikan, minimal, mengunci posisi keempat di klasemen grup.
Kemenangan penting 1-0 atas China di laga sebelumnya, berkat penalti Ole Romeny, menjadi batu loncatan signifikan bagi tim Garuda.
Hasil ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di klasemen, tetapi juga mendongkrak peringkat di ranking FIFA.
Berdasarkan proyeksi situs statistik sepak bola internasional, kemenangan itu memberi tambahan 15,05 poin dan diperkirakan membawa Indonesia naik enam peringkat ke posisi 117 dunia, dari sebelumnya di peringkat 123.
Meski laga ini tak lagi menentukan tiket lolos, ada beberapa perubahan yang harus dilakukan Kluivert agar Timnas Indonesia tak kembali dibantai oleh Jepang, sekaligus memanfaatkan laga ini untuk membangun fondasi yang lebih kuat menghadapi ronde keempat.
1. Perkuat Lini Tengah dengan Kombinasi Dinamis
Saat kalah 0-4 di GBK, Indonesia benar-benar kalah dalam penguasaan bola. Lini tengah tampak seperti penonton dari pergerakan cepat Jepang.
Menghadapi lawan sekelas Jepang yang langganan Piala Dunia dan bertabur pemain top Eropa, Kluivert harus memainkan kombinasi gelandang yang tidak hanya kuat bertahan, tapi juga mampu mengalirkan bola dengan cepat.
Thom Haye dan Joey Pelupessy bisa jadi starter untuk menahan tekanan sejak awal.
Tambahkan gelandang dengan mobilitas tinggi seperti Marselino atau Ricky Kambuaya agar Jepang tidak sepenuhnya menguasai ritme laga.
Selain itu, laga ini merupakan kesempatan penting bagi Indonesia untuk menguji kemampuan lini tengah menghadapi tekanan ekstrem.
Atmosfer stadion dan kecepatan permainan Jepang akan menjadi simulasi berharga jelang ronde keempat, yang bakal menghadirkan lawan-lawan lebih berat.
2. Ubah Pendekatan Bertahan, Jangan Terlalu Pasif
Di pertemuan terakhir, Timnas Indonesia bertahan terlalu dalam dan minim pressing, terutama setelah 15 menit pertama.
Ini membuat Jepang leluasa menembus pertahanan dan menciptakan banyak peluang.
Kini, Kluivert perlu mengubah pendekatan bertahan. Pressing terstruktur di area te
ngah harus dilakukan sejak awal. Tidak boleh menunggu Jepang masuk kotak penalti baru bertahan.
Melawan tim setajam Jepang, pendekatan pasif adalah resep bencana.
Justru, pressing aktif akan membantu membangun mentalitas bertanding yang lebih agresif—suatu aspek yang sangat dibutuhkan di fase kualifikasi selanjutnya.
Selain itu, laga ini bisa menjadi ajang bagi Kluivert untuk bereksperimen dengan strategi bertahan.
Dengan status sudah aman ke ronde keempat, pelatih asal Belanda itu memiliki ruang untuk mencoba pendekatan taktik yang lebih berani, sekaligus memperkuat chemistry tim.
3. Fokus pada Transisi Cepat, Jangan Terlalu Sering Bangun dari Belakang
Salah satu kesalahan mencolok di laga sebelumnya adalah terlalu sering membangun serangan dari belakang. Padahal, Jepang memiliki pressing cepat yang sangat mematikan.
Kluivert sebaiknya mengandalkan bola-bola langsung ke striker cepat seperti Ole Romeny. Jika tidak bisa bermain sabar, setidaknya serangan balik harus efektif.
Pemain seperti Yakob Sayuri dan Egy Maulana Vikri bisa menjadi solusi di sisi sayap. Kecepatan mereka penting untuk mengeksploitasi ruang di belakang bek Jepang.
Lebih dari sekadar taktik, pola transisi cepat ini juga menjadi bagian penting dalam persiapan menghadapi ronde keempat.
Pengalaman melawan tekanan dan pressing Jepang akan membantu Indonesia lebih siap ketika bertemu tim-tim elite Asia lainnya.
4. Bangun Mental Bertanding Sejak Sebelum Kick-off
Salah satu faktor yang paling terlihat saat kalah 0-4 lalu adalah inferioritas mental. Pemain terlihat ragu, panik, dan kurang percaya diri setelah gol pertama Jepang.
Kluivert harus memulihkan mental bertanding para pemain. Kini, Indonesia bukan lagi tim yang sekadar meramaikan kompetisi.
Dengan status lolos ke ronde keempat dan peringkat FIFA yang terus menanjak, Garuda harus menunjukkan karakter pejuang.
Laga melawan Jepang adalah momen ideal untuk mengasah mental bermain di bawah tekanan tinggi.
Atmosfer stadion dan kualitas lawan akan menyerupai atmosfer Piala Dunia—pengalaman yang sangat penting bagi pemain muda Indonesia.
Selain itu, setiap tambahan poin dari laga ini bisa sangat berharga untuk peringkat FIFA.
Dengan ranking FIFA sebagai acuan dalam proses drawing ronde keempat nanti, hasil positif—even imbang—akan membantu Indonesia menghindari grup terlalu berat.
Tak perlu takut kalah, yang penting adalah menunjukkan bahwa Indonesia telah berkembang dan mampu bersaing di level tertinggi Asia. Jangan kalah sebelum bertanding.
Kontributor: Aditia Rizki
Tag: #perubahan #wajib #dilakukan #kluivert #agar #timnas #indonesia #lagi #dibantai #jepang