Pengamat Nilai Wajar Ansor dan Banser Ingin Gebuk Pendemo, Konflik PKB dan PBNU Bukan Lagi Konflik Pribadi
Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Aliansi Santri Gus Dur Menggugat, Aliansi Santri Gus Dur Menggugat aksi di depan Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Jumat (2/8/2024). [Suara.com//Alfian Winanto]
12:48
5 Agustus 2024

Pengamat Nilai Wajar Ansor dan Banser Ingin Gebuk Pendemo, Konflik PKB dan PBNU Bukan Lagi Konflik Pribadi

GP Ansor memerintahkan Banser mengusir dan menggebuk pendemo di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ini menyusul adanya demonstrasi yang dilakukan Aliansi Santri Gusdur di depan kantor PBNU.

Menurut Pengamat Politik Citra Institute, Yusak Farchan, dikap GP Ansor melalui Banser tersebut sudah tepat.

Yusak mengatakan saat ini konflik yang tengah terjadi antara PBNU dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bukan hanya soal pribadi Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan Yahya Cholil Staquf, selaku Ketua PBNU dan adiknnya Yahya Cholil Qoumas yang merupakan Menteri Agama. Yusak menilai konflik tersebut kini sudah menjadi konflik antarlembaga.

"Tindakan banser mengusir pendemo sudah tepat karena demo yang terjadi di PBNU cenderung bermotif politik, menjatuhkan marwah Ketum PBNU," kata Yusak kepada, Senin (5/8/2024).

Baca Juga: Respons Panas Cak Imin Soal Pernyataan Ketum PBNU: Yang Rusak Itu Yahya Sama Saiful

Yusak menegaskan Yahya atau Gus Yahya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU melalui Muktamar yang sah dan legitimate.

"Jadi kalau ada persoalan terkait kepemimpinan Gus Yahya di PBNU, mestinya cukup diselesaikan melalui mekanisme organisasi saja sebagaimana diatur dalam AD/ART," ujarnya.

Sementara itu terkait sikap Ansor dan Banser terhadap pendemo, Yusak menilai wajar karena keduanya punya kewajiban moral menjaga marwah Nahdlatul Ulama (NU) secara kelembagaan.

"Jadi tindakan Banser menghalau pendemo bisa dibenarkan dalam konteks etik organisasi sebagai langkah antisipatif atas ancaman yang muncul," kata Yusak.

Aksi demontrasi yang dilakukan oleh Aliansi Santi Gusdur di depan kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jalan Kramat Raya Jakarta berbuntut panjang.

Baca Juga: Gus Yahya Tanggapi Permintaan Maaf Jokowi di Penghujung Jabatan

Perintah untuk Banser

Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, memerintahkan para Banser untuk mengusir dan menggebuk pihak-pihak yang mendemo kantor PBNU.

Pria yang akrab disapa Gus Addin ini menilai, demontrasi kemarin, massa sudah kelewat batas dan melanggar etika NU.

Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin. [NU Online]Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin. [NU Online]

"Kalau masih terjadi aksi lagi di depan kantor PBNU, Banser gak usah takut-takut, saya perintahkan untuk usir dan gebuk saja kalau tidak mau pergi," ujar Gus Addin kepada awak media, Minggu (4/8/2024).

"Kemarin cukup yang terakhir, kita jaga Marwah NU. Ini adalah kantor kita semua. Dari sini kita dididik, dibesarkan hingga menjadi seperti ini," tambah Gus Addin.

Dia menegaskan jika ada lagi yang mendemo kantor PBNU, maka akan segera berhadapan dengan GP Ansor-Banser.

"Siapapun yang Demo depan PBNU, apapun urusannya, maka akan berhadapan dengan kami," tegasnya.

Mantan Ketua Umum PB PMII ini menegaskan, jika gedung NU merupakan gedung keramat, tempat para ulama berkhidmat.

“Wajib kita jaga. Ansor Banser akan siaga menunggu perintah ketua umum PBNU," katanya.

Sebelumnya, sejumlah orang yang mengatasnamakan Aliansi Santri Gus Dur melakukan demontrasi di depan Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jumat (2/8) lalu.

Dalam aksi yang dipimpin koordinator aksi Muhammad Sholihin tersebut, para pendemo menuntut agar Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf mundur dari jabatannya karena dianggap telah menyimpang dari tujuan besar PBNU.

Editor: Dwi Bowo Raharjo

Tag:  #pengamat #nilai #wajar #ansor #banser #ingin #gebuk #pendemo #konflik #pbnu #bukan #lagi #konflik #pribadi

KOMENTAR