KKP Jawab Isu Adanya Pengembang Properti yang Jadi Dalang Pemasangan Pagar Laut 30 Km di Tangerang
Ipung mengatakan, berdasarkan pengakuan nelayan, pagar laut ini sudah ada sekitar lima bulan lalu.
Namun, hingga kini masih belum jelas siapa sosok dibalik pemasangan pagar laut di Tangerang ini.
Tentang adanya isu sosok pengembang properti yang diduga menjadi dalang pemasangan pagar laut, Ipung menyebut pihaknya akan mendalaminya dahulu.
Setelah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendapatkan informasi pasti tentang sosok pemasang pagar laut ini, barulah nanti KKP akan melakukan tindakan lebih lanjut.
"Kami akan dalami dulu, KKP akan mendalami siapa pemiliknya, kami cari informasi."
"Kalo sudah fixed ketemu, pasti akan kami lakukan tindakan lebih lanjut," kata Ipung dilansir Tribun Jakarta, Jumat (10/1/2025).
Ipung menegaskan bahwa KKP sudah mengerahkan petugasnya di lapangan untuk mencari tahu informasi terkait pagar laut ini dari masyarakat.
Setelah informasi pemasang pagar laut ini didapat, KKP selanjutnya akan melakukan pemanggilan.
"Tetap langkah-langkahnya, kami akan tanya-tanya ke masyarakat setempat, siapa pemiliknya, siapa tanggung jawabnya."
"Kalau sudah ya baru kami lakukan pemanggilan," terang Ipung.
Pagar Bambu di Pesisir Tangerang Bikin Nelayan Susah Cari Ikan
Pemagaran perairan pesisir utara Tangerang hingga sepanjang 30,16 kilometer menyulitkan kehidupan nelayan dan warga di belasan desa di 6 kecamatan di Tangerang yang terdampak.
Seorang nelayan bernama Trisno (45) mengaku pagar bambu yang ditancapkan di perairan ini membuat dia dan rekan-rekannya kesulitan ketika akan berangkat melaut mencari ikan.
Perahunya harus memutar jauh untuk bisa mencari ikan.
Pagar-pagar bambu tersebut juga membuat dirinya bersama nelayan lain di Kampung Bahari Karang Serang pun saat ini sudah tidak mendapat ikan kecil.
"Jadi saat angin kencang kita takut ke tengah laut karena ombak besar, jadi kita nyarinya ke pinggiran dulu. Tapi sekarang enggak bisa karena ada pagar itu. Lewatnya saja susah, jadi kita untuk menebar jaring enggak bisa," ujar Trisno.
"Di pinggir itu kita bisa dapat udang, kerang, dan rajungan (kepiting). Yang di pinggiran itu banyak, kalau kita nebar jaring di sana kan nyangkut sama bambu itu," tambahnya.
Selain kesulitan untuk sampai ke tengah laut, Trisno juga mengaku harus menyiapkan bahan bakar lebih, agar dapat melewati pagar tersebut.
"Pemasukan turun lah, turun jauh. Isi solar juga sekarang harus lebih, contohnya jika biasa isi 5 liter, sekarang harus lebihin 2 liter, jadi 7 liter sekali berangkat," paparnya.
Pria asal Brebes, Jawa Tengah, itu berharap agar pemerintah bisa mencabuti pagar bambu tersebut agar bisa mencari ikan sebagai mata pencahariannya.
Sebab, di lokasi sekitar deretan pagar bambu tersebut banyak sekali ikan yang bisa jaring untuk sumber pemasukannya.
"Kita enggak tahu pemerintah mau bikin apa itu (pagar laut). Harapannya enggak ada kayak gituan lagi (pagar laut), biar kita cari makannya seperti biasa lagi."
"Tapi kalau pemerintah mau bikin apa, ya bagaimana terserah saja. Orang kecil seperti kita enggak bisa apa-apa," ujar Trisno.
Trisno menuturkan, pemasangan pagar laut yang terbuat dari bambu itu dikerjakan pada pagi hingga siang hari dan dilakukan oleh sejumlah orang yang berasal dari Desa Tanjung Kait, Kabupaten Tangerang.
Pengerjaannya kata dia, dilakukan dengan menggunakan kapal berukuran kecil yang diisi beberapa orang.
"Seperti kapal kecil, untuk pemasangan bambunya pakai manual, orang-orang di kapal yang nancepin," ucap Trisno.
Dia mengaku, saat orang-orang tengah memasang pagar bambu tersebut, dia tak melihat adanya kapal polisi.
"Yang masang sih enggak tahu. Tapi, kalau lihat kapalnya itu dari Tanjung Kait. Patroli laut polisi juga enggak kelihatan saat pemasangan itu."
"Kita takut kalau kena pagar itu, nanti kita diminta ganti, makanya kita selalu hati-hati banget lewat di sana," ujar dia.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Beredar Isu Pengembang Properti Dalang Pemasangan Pagar Laut 30 Km di Tangerang, KKP Buka Suara.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Choirul Arifin)(Tribun Jakarta/Gerald Leonardo Agustino)
Tag: #jawab #adanya #pengembang #properti #yang #jadi #dalang #pemasangan #pagar #laut #tangerang