Jelang 100 Hari Kerja Pemerintah Prabowo-Gibran, Tokoh & Cendekiawan Berikan Catatan Kritis
Diskusi Bincang Cendekia bertajuk "Meneropong 100 Hari Kerja Kabinet Merah Putih" sebagai refleksi berbagai program dan kebijakan yang telah direalisasikan pemerintah.
Koordinator Jaringan Cendekiawan Muda, Muh. Justianto berpandangan, menyongsong Indonesia Emas 2045, para cendekiawan perlu memformulasikan dan menyusun agenda-agenda strategis untuk menyiapkan generasi yang mampu menyumbang ide dan gagasan untuk kemajuan bangsa dan negara.
"Kami optimis, kehadiran Jaringan Cendekiawan Muda sebagai wadah untuk melejitkan potensi ide, gagasan tidak akan putus di kemudian hari. Sehingga kami berkomitmen merawat forum-forum intelektual untuk mempersipakan para Clcendekiawan muda ini sebagai pemimpin bangsa," tegas Muh. Jusrianto di Jakarta, Rabu (8/1/2025).
Akademisi Prof. Ikrar Nusa Bhakti mengatakan, presiden Prabowo pada awal periode telah menunjukkan kebijakan yang berpihak terhadap wong cilik.
Sehingga harapan masyarakat terhadap kinerja pemerintah dapat dipertahankan dan merealisasikan program-program strategis.
Prof. Ikrar juga menyoroti komposisi kabinet Merah Putih yang sangat gemuk. Ini menjadi sorotan atas kinerja di antara jajaran kementerian dan Badan.
"Banyaknya susunan pada masing-masing Kementerian dan Badan serta masih adanya utusan khusus, seolah sistem kerja yang dibangun terlihat seperti kebingungan dalam menjalankan tugas dan fungsinya," ujar Prof. Ikrar.
Pihaknya berharap Presiden Prabowo melakukan evaluasi secara berkala agar para pembantu presiden dapat bekerja secara baik dan efektif.
Senator Al Hidayat Samsu berpandangan, menyongsong 100 hari kerja Kabinet Merah Putih masih banyak catatan, diantaranya masalah kerusakan lingkungan yang sedang terjadi hari ini.
"Masalah deforetasi masih menjadi isu utama lingkungan, karena berbagai daerah maraknya bencana banjir," kata Al Hidayat.
Ia menegaskan, untuk menuju Indonesia Emas 2045, Indonesia sudah ada di periode ini. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan Slstart up yang dikembangkan oleh talenta - talenta muda terbaik Bangsa ini.
"Hal ini perlu dirumuskan oleh Pemerintah untuk dapat membangun ekosistem usaha yang bagus dan baik. Di lain sisi, banyak talenta yang pindah menjadi warga negara asing. Ini diketahui karena kondisi Republik ini kurang kompetitif dalam pengembangan usahanya," kata Al Hidayat.
Al Hidayat menyoroti sejumlah PHK di berbagai daerah. Presiden Prabowo mungkin lupa atau tidak mengucapkan terkait PHK masal maupun isu pengangguran yang harus disiapkan pekerjaan sebagaimana visi misi Asta Cita Prabowo.
"Data BPS menyatakan ada pengangguran sebanyak 7,45juta. Kami berharap bapak Presiden Prabowo dapat menyiapkan solusi untuk membuka pekerjaan baru," kata Al Hidayat.
Menurut senator muda Sulawesi Selatan, tingginya pengangguran akibat lemahnya daya beli masyarakat yang berakibat menurunnya industri dalam negeri.
"Lemahnya daya beli masyarakat yang mengakibatkan menurunnya industri dalam negeri dikarenakan kuranganya chemistry dalam tubuh Kabinet Merah Putih," imbuhnya.
Oleh karena itu, pemerintah harus membuat kebijakan yang mendukung kegiatan perekonomian UMKM.
"Ini perlu diperhatikan, karena kebijakan ekonomi UMKM yang inklusif dapat menjadi benteng ekonomi yang kuat untuk Bangsa ini," tukasnya. *
Tag: #jelang #hari #kerja #pemerintah #prabowo #gibran #tokoh #cendekiawan #berikan #catatan #kritis