



Rocky Gerung
Nama Rocky Gerung juga diketahui sebagai seorang penulis dan narasumber di berbagai acara televisi.
Bahkan Rocky Gerung juga diketahui pernah menjadi dosen di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Untuk kehidupan pribadi Rocky Gerung cukup tertutup dan tidak banyak yang beredar di media.
Pendidikan
Pria kelahiran Manado, 20 Januari 1959 ini meraih gelar sarjana di 27 tahun dari Universitas Indonesia.
Kariernya sebagai akademisi berawal saat Rocky Gerung menginjak bangku kuliah di Universitas Indonesia (UI) pada 1979.
Rocky Gerung terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu-ilmu Sosial (sekarang FISIP).
Namun kakak Grevo Gerung ini tidak menamatkan kuliahnya di jurusan tersebut.
Rocky Gerung memilih untuk mengambil jurusan lain, yaitu Jurusan Ilmu Filsafat di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (1986).
Rocky Gerung dikenal sebagai mahasiswa yang punya kedekatan dengan para aktivis sosialis kala itu selama dirinya berkuliah.
Tidak hanya itu, Rocky juga tercatat pernah menjadi ketua organisasi Sekolah Ilmu Sosial (SIS), sebuah sekolah non-formal di bawah Yayasan Padi dan Kapas yang didirikan oleh Dr. Sjahrir, penasihat ekonomi presiden era SBY.
Nama Rocky Gerung juga tercatat sebagai salah satu pendiri Partai Indonesia Baru (PIB) pada 2002, dilansir Tribunnewswiki.
Sepak Terjang
Berlatar belakang filsafat, Rocky Gerung dikenal sebagai orang yang multi talenta.
Rocky Gerung mulai dikenal luas oleh masyarakat setelah komentarnya yang kontroversial di layar kaca dan di media sosialnya.
Nama Rocky Gerung mencuat setelah kritikan-kritikan tajamnya kepada pemerintahan Joko Widodo mendapat banyak tanggapan di Twitter.
Respons terhadap cuitan Rocky Gerung ada yang pro dan tidak sedikit juga yang kontra.
Rocky Gerung dikenal juga sebagai seorang yang kerap memakai diksi “dungu” dalam setiap unggahan media sosial maupun dalam perkataannya.
Rocky Gerung sempat menjadi pengajar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia sebagai dosen tidak tetap.
Rocky Gerung mengajar di UI dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu filsafat di kampus tersebut selama 15 tahun.
Beberapa kontribusi pentingnya adalah perumusan 7 sampai 9 mata kuliah baru dan mengajar mata kuliah tersebut di Universitas Indonesia.
Sejak sering tampil sebagai narasumber dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One, Rocky Gerung juga mulai dikenal sebagai seorang pengamat politik.
Selain itu, Rocky Gerung juga merupakan seorang peneliti di Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D).
Pada 2007, Rocky Gerung ikut mendirikan SETARA Institute, sebuah perkumpulan yang didedikasikan bagi pencapaian cita-cita dimana setiap orang diperlukan setara dalam menghormati keberagaman.
Sebagai seorang yang berlatar belakang filsafat, Rocky Gerung kerap kali mengeluarkan argumentasinya menggunakan Bahasa-bahasa filsafat yang tidak jarang menimbulkan pro dan kontra.
Rocky Gerung juga kerap menulis di beberapa media massa.
Rocky Gerung pernah menyampaikan kritikannya kepada Presiden Joko Widodo yang mengundang banyak perhatian.
Kritikan itu terkait penanganan hoaks atau berita bohong yang dilakukan oleh pemerintah.
Menurut Rocky Gerung, pemerintah pada saat itu sedang panik, yang lebih kontroversial ia menyebut bahwa pembuat hoaks terbaik sebenarnya adalah penguasa.
Rocky Gerung semakin populer setelah sering tampil sebagai narasumber di ILC yang dibawakan Karni Ilyas.
Rocky Gerung menjadi narasumber untuk berbagai tema yang diangkat oleh ILC.
Karena saking menguasai beragam persoalan yang dibahas di ILC, Rocky Gerung kemudian dipanggil dengan sebutan profesor.
Namun Rocky Gerung menolak dipanggil profesor, ia mengatakan sebenarnya bisa jadi profesor, tapi tidak perlu.
Tak hanya itu, Rocky Gerung juga kerap berinteraksi di media sosial Twitter.
Cuitannya selalu bernas dan kadang mengocak perut warganet.
Beragam komentar pun bemunculan, baik yang pro maupun kontra.
Rocky Gerung juga kerap mengisi kelas-kelas diskusi kecil dengan para mahasiswa.
Diskusi-diskusi itu kerap diunggahnya di kanal Youtube miliknya, ROCKY GERUNG.
Jurnal

Gerung, R. (2007). "Pluralisme dan Konsekwensinya: Catatan Kaki untuk Filsafat Politik’ Nurcholish Madjid." Paper PSIK Universitas Paramadina.
Gerung, R. (2008). "Feminisme versus Kearifan Lokal." Jurnal Perempuan 57.
Gerung, R. (2010). "Representasi, Kedaulatan, dan Etika Publik." Jentera Jurnal Hukum 20 (5).
Gerung, R. (2011). "Komunitarianisme versus - Hak Asasi Manusia.[pranala nonaktif permanen" Jurnal Prisma 1 (2011)
Gerung, R. (2014). "Feminist Ethics against Stigma of Theocracy-Patriarchy: a Reflection of 2014 Presidential Election." Jurnal Perempuan 19 (3): 175-182.
Gerung, R. (2015). "Jalan Ideologi dalam Negara Demokrasi." Konfrontasi: Jurnal Kultural, Ekonomi Dan Perubahan Sosial, 2(2), 53-56.
Gerung, R. (2016). "Feminist Pedagogy: A Political Position." Jurnal Perempuan 21 (3): 265-271.
Gerung, R. (2018). "Pancasila: Ide Penuntun, Bukan Pengatur. Diarsipkan 2021-03-10 di Wayback Machine." Jurnal Prisma 2 (2018)
Buku
Fay, Brian; Rocky Gerung; dan Budi Murdono (1991). “Teori Sosial dan Praktik Politik.” Jakarta: Penerbit Grafiti.
Saraswati, L. G.; dan Rocky Gerung (2006). “Hak Asasi Manusia: Teori, Hukum, Kasus.” Depok: Filsafat UI Press.
Gerung, Rocky. "Mengaktifkan Politik." Demokrasi dan Kekecewaan, Centre for the Study of Islam and Democracy, 2009.
Gerung, Rocky (2024). "Obat Dungu Resep Akal Sehat: Filsafat untuk Republik Kuat". Depok: Penerbit Komunitas Bambu.