Dr KH Marzuqi Mustamar, MAg
Nama KH Marzuqi Mustamar sempat bikin heboh usai dicopot dari Ketua PWNU Jatim pada 2023. Beberapa mengaitkan pencopotan tersebut mengaitkan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres).
Terlepas dari itu, sosok Kiai Marzuki sudah tidak asing lagi bagi Nahdliyin, sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama (NU). Pimpinan Pondok Pesantren Sabilurrasyad, Gasek, Malang itu telah lama menjadi anggota organisasi NU.
Profil KH Marzuqi Mustamar
Kiai Marzuqi lahir di Blitar pada 22 September 1966 dari pasangan Kiai Mustamar dan Nyai Siti Jainab. Sejak kecil Kiai Marzuqi sudah akrab dengan dunia pesantren.
Baca Juga:Dapat Pengakuan UNESCO, Subak Desa Bengkel Jadi Percontohan Penerapan EkohidrologiMasa kecil hingga remaja dihabiskan di Blitar. Dia menempuh mendidikan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum (1979). Saat tilah Kiai Marzuqi belajar berbagai ilmu agama seperti nahwu, shorof, tasawuf dan ilmu fikih kepada kiai-kiai besar di Blitar, salah satunya Kiai Ridwan.
Lulus dari sana, Kiai Marzuqi melanjutkan pendidikan di SMP Hasanuddin (1982). Dikabarkan ketika duduk di bangku SMP itu, Kiai Marzuqi sudah memahami kitab Mutammimah.
Selepas itu, Kiai Marzuki memilih untuk melanjutkan pendidikan di MAN Tlogo, Blitar (1985). Di sana, ia diasuh oleh beberapa kiai kondang, seperti Kiai Hamzah, Kiai Abdul Mudjib, dan Kiai Hasbullah Ridwan.
Selesai pendidikan menengah atas, Kiai Marzuqi mulai mondok di Malang, tepatnya di Pondok Pesantren Nurul Huda, Mergosono, Kota Malang asuhan KH A Masduqi Machfudz.
Di Malang dia melanjutkan pendidikan formalnya di IAIN (sekarang UIN Maulana Malik Ibrahim) yang waktu itu masih merupakan cabang IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Saat menempuh pendidikan di Malang itulah, kemampuan Kiai Marzuki dalam hal agama semakin matang. Kiai Masduki memberi amanah kepadanya untuk membantu mengajar kitab Fathul Qorib bab buyuu’ (jual-beli) di pesantrennya.
Dia juga bertemu dengan sejumlah kiai saat menempuh pendidikan di Malang.
Baca Juga:Pengantin di Malang Cosplay Sanji dan Nami One Piece Viral: Kabahagiaan Orang Beda-bedaJodohnya dengan Saidah juga merupakan santriwati Pondok Pesantren Nurul Huda. Dia menikah dengan putri dari Kiai Ahmad Nur asal Lamongan pada 1994.
Pernikahan tersebut dikaruniai tujuh anak, diantaranya Habib Nur Ahmad, Diana Nabila, Millah Shofiya, M. ‘Izzal Maula, ‘Izza Nadila, Rossa Rahmania, dan Dina Roisah Kamila.