Kerap Dikritik, Jokowi: Gambar Wajah Saya Terpampang Aneh-Aneh, Tapi Tidak Apa-apa
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan sambutan dalam acara puncak Peringatan Hari Pers Nasional 2024 yang digelar di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Selasa (20/2/2024). Jokowi mengungkapkan kerap dikritik lewat gambar-gambar wajahnya yang aneh. Namun, dirinya menegaskan hal itu tidak apa-apa. 
17:31
20 Pebruari 2024

Kerap Dikritik, Jokowi: Gambar Wajah Saya Terpampang Aneh-Aneh, Tapi Tidak Apa-apa

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan dalam acara puncak Peringatan Hari Pers Nasional 2024 yang digelar di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Selasa (20/2/2024).

Dalam sambutannya, Jokowi curhat ketika dirinya kerap dikritik oleh sejumlah media massa dan warga net di media sosial.

Dia mengaku kerap melihat wajahnya dibuat aneh-aneh sebagai bentuk kritik kepadanya sebagai presiden.

"Saya juga sering dikritik tajam. Ada gambar wajah saya yang unik-unik, aneh-aneh, di sampul media, di sampul majalah, di media sosial, ramai sekali," ujarnya.

Jokowi mengatakan kritik semacam itu tidak menjadi masalah baginya.

Namun, sambungnya, kritik tersebut justru dikomplain oleh cucunya.

"Tapi tidak apa-apa, tidak menjadi masalah buat saya. Tapi cucu saya ada yang komplain. (Cucu Jokowi berkata) 'Mbah, wajah Mbah kok jadinya digambar jelek banget'," kata Jokowi menirukan perkataan cucunya tersebut, mengutip tayangan YouTube Kompas TV.

Jokowi pun menegaskan hal semacam itu adalah bagian dari kebebasan berekspresi dan kebebasan pers.

"Itulah, ini bagian dari penghormatan saya sebagai kebebasan pers, kebebasan berekspresi, dan kebebasan berpendapat," ujarnya.

Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi oleh pers di era digital.

Dengan tantangan tersebut, dia mengatakan pemerintah terus mendorong agar ekosistem pers di era digital ini tetap adaptif dengan menjunjung tinggi kebebasan pers.

"Jurnalisme berkualitas dan berkelanjutan media konvensional menjadi perhatian penting pemerintah dan ini yang dinanti-nanti," ujar Jokowi.

Untuk mendukungnya, Jokowi menyebut sudah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) terkait Publisher Rights.

Sebelum meneken Pepres tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut mendengarkan aspirasi terlebih dahulu dari berbagai pihak.

"Prosesnya memang sangat panjang. Banyak perbedaan pendapat, memang melelahkan bagi berbagai pihak untuk menemukan titik temu."

"Sebelum menandatangani, saya betul-betul mendengarkan aspirasi dari rekan-rekan pers. Aspirasinya tidak benar-benar bulat antara media konvensional dan media digital," ujarnya.

Jokowi menegaskan, adanya Perpres ini, semata-mata demi mewujudkan jurnalisme berkualitas di Tanah Air.

Dia juga turut mengungkapkan, adanya Perpres Publisher Rights, tidak untuk mengurangi kebebasan pers dalam melakukan kerjanya.

"Perpres ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk mengurangi kebebasan pers. Saya tegaskan bahwa Publisher Rights lahir dari inisiatif insan pers."

"Pemerintah tidak sedang mengatur konten pers. Pemerintah mengatur hubungan bisnis antara perusahaan pers dan platform digital dengan semangat untuk meningkatkan jurnalisme yang berkualitas," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Editor: Garudea Prabawati

Tag:  #kerap #dikritik #jokowi #gambar #wajah #saya #terpampang #aneh #aneh #tapi #tidak

KOMENTAR