Setelah Mundur dari Kabinet Jokowi, Qodari Berharap Mahfud Md Tidak Lupa Sejarah
Qodari Sebut Pilpres 2024 Sekali Putaran Mampu Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi.
19:40
3 Pebruari 2024

Setelah Mundur dari Kabinet Jokowi, Qodari Berharap Mahfud Md Tidak Lupa Sejarah

 

Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menyayangkan mundurnya Mahfud MD dari Kabinet Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari posisinya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).

Menurutnya, Presiden Jokowi telah memberikan perhatian besar kepada Mahfud MD selama ini. Keduanya juga memiliki hubungan yang harmonis, Jokowi adalah orang yang selalu mendukung dan membela Mahfud MD.

Hal itu bisa dilihat dari tahun 2019, saat itu Mahfud MD akan dipinang Jokowi sebagai cawapres di Pilpres 2019 lalu, tetapi tidak didukung atau direstui oleh sejumlah elit partai politik, di antaranya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

“Jadi memang sebetulnya sangat disayangkan apa yang terjadi pada Pak Mahfud karena tahun 2019 ya, kita cerita apa adanya, sebetulnya yang ingin serius betul mengusung Pak Mahfud itu untuk jadi calon wakil presiden adalah Pak Jokowi. Nah justru yang kemudian tidak mendukung Pak Mahfud pada waktu itu ya setahu saya nih ya itu adalah PKB, Pak Muhaimin begitu,” ujar Qodari yang dikutip, Sabtu (3/2).

“Karena apa? Pak Muhaimin itu khawatir kalau misalnya Pak Mahfud jadi wakil presiden maka posisi Ketua PKB bisa diambil alih oleh Pak Mahfud yang notabenenya keluarga dekat juga dengan keluarga Gus Dur kan begitu,” imbuhnya.

Dikatakan Qodari, tidak direstuinya Mahfud untuk maju sebagai cawapres kala itu juga berasal dari Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang diam seribu bahasa ketika Mahfud disingkirkan dari pencalonan.

“Nah tapi yang lebih masalah lagi adalah pada waktu itu Ibu Mega, Bu Mega tidak membela Pak Mahfud, istilahnya turun tangan manggil misalnya Muhaimin, Mas Muhaimin Pak Mahfud dikasih jalan aja lah. Kalau pinjam istilah Bu Mega sekarang kan Pak Mahfud ini kan tokoh yang berpengalaman di tiga bidang pernah di eksekutif, legislatif pernah yudikatif dan orangnya berintegritas,” paparnya.

“Kenapa argumen itu enggak keluar tahun 2019? Kenapa baru keluar sekarang ya itu maksudnya gitu lho,” tambahnya.

Qodari mengingatkan kepada Mahfud yang saat ini menjadi cawapres dari Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, bahwa dulu ada seseorang yang memperjuangkan secara maksimal mantan Ketua MK itu agar maenad cawapres di tahun 2019, orang itu tidak lain adalah Presiden Jokowi.

“Tapi saya juga mau bilang begini Pak Mahfud tolong ya, walaupun Pak Mahfud itu mencalonkan diri sebagai cawapres dan berhadapan dengan Prabowo-Gibran, Pak Mahfud juga jangan lupa sebetulnya tahun 2019 itu yang mau memperjuangkan dengan maksimal Pak Mahfud dan mau Pak Mahfud jadi wakil presiden itu adalah Pak Jokowi. Jangan lupa,” tegasnya.

Qodari juga menuturkan, jasa Presiden Jokowi untuk melindungi serta membela Mahfud MD saat diserang oleh orang-orang yang tidak menyukainya cukup besar.

Oleh karena itu, walaupun Mahfud MD sudah berada di luar pemerintahan, ia berharap Mahfud MD tidak melupakan sejarah.

“Dan ketika kena veto ya, kena torpedo, Mahfud ini disebut istilahnya torpedo tak terkendali tapi tahun 2019 ini torpedo yang ditorpedo. Ditorpedo oleh elit-elit politik ini. Sebetulnya dulu itu yang mau betul-betul membela Pak Mahfud itu adalah Pak Jokowi,” ucapnya.

“Jadi tolong diingat Pak jangan juga Bapak setelah keluar lalu kemudian ngomongnya gak pakai rem, kenapa? Bapak walaupun sudah di luar pemerintahan, jangan lupa 2019 itu lho, kalau tidak ditorpedo oleh para ketua partai politik itu harusnya cawapres itu pada hari ini adalah Bapak, bukan Pak Maruf Amin begitu,” bebernya.

Namun, meski Mahfud MD tidak menjadi cawapres, Presiden Jokowi tetap berteguh hati untuk membelanya dan merangkulnya masuk kabinet dengan posisi yang terhormat sebagai Menko Polhukam.

“Jadi pada tahun 2019 Mahfud ini kan cawapres hari ini yang tertukar begitu, nah jadi yang membuat itu batal adalah bukan Pak Jokowi. Nah setelah akhirnya cawapres yang tertukar ganti dengan Maruf Amin yang menjaga kehormatan dan tetap menghormati Pak Mahfud dan memberikan kehormatan itu adalah Pak Jokowi lagi dengan menjadikan Menko Polhukam,” ungkapnya.

“Saya mau katakan karena Pak Jokowi itu betul-betul menjaga marwahnya Pak Mahfud setelah sempat terdiam di kafe gak jadi cawapres kan begitu kan,” lanjutnya.

Oleh sebab itu, ia menyarankan Mahfud MD tetap bersikap loyal dan juga turut menghormati Presiden Jokowi.

“Bandingkan dengan Ara Sirait, Ara Sirait waktu tahun 2014 mau jadi menteri kena torpedo juga kan, setelah ditorpedo Ara Sirait tetap loyal kepada Pak Jokowi sampai dengan hari ini bahkan menunjukkan loyalitasnya makin nyata pada hari ini,” katanya.

Lebih jauh Qodari menuturkan mundurnya diduga karena Mahfud terjebak dalam situasi yang tidak enak dan menjadi canggung sebab menyerang pemerintahan Presiden Jokowi saat debat cawapres kedua, tetapi Qodari meyakini situasi tersebut sebenarnya tidak diinginkan oleh Mahfud.

“Mungkin juga situasi dan kondisinya tidak seperti yang beliau bayangkan tapi saya yakin dalam hatinya sebetulnya Pak Mahfud ini gak mau istilahnya head to head atau berhadapan dan menyerang Pak Jokowi. Dan menurut saya itu kalau dilihat dari sejarah tadi,” paparnya.

Qodari menerangkan meskipun sudah bukan bagian dari pemerintah, Mahfud MD sebaiknya tidak ikut-ikutan menyerang pemerintahan Presiden Jokowi.

“Ada orang yang baik banget sama beliau itu, tapi beliau ini nyerang-nyerang, walaupun keluar ya jangan nyerang-nyerang lagi. Dan Jangan lupa itu, saya bela Pak Jokowi,” tukas Qodari.

Editor: Dimas Ryandi

Tag:  #setelah #mundur #dari #kabinet #jokowi #qodari #berharap #mahfud #tidak #lupa #sejarah

KOMENTAR