Pemerintah Diminta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel terhadap Rupiah dan Subsidi BBM
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani membuka rapat paripurna ke-20 masa persidangan IV tahun sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/6/2025).(KOMPAS.com / IRFAN KAMIL)
11:54
24 Juni 2025

Pemerintah Diminta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel terhadap Rupiah dan Subsidi BBM

- Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah memitigasi dampak perang Iran-Israel dan keterlibatan Amerika Serikat (AS) terhadap kurs rupiah dan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Sebab, memanasnya konflik di Timur Tengah itu berpotensi melemahkan kurs rupiah terhadap dollar AS serta meningkatkan harga minyak dunia yang berimplikasi pada tingginya subsidi BBM yang digelontorkan pemerintah.

"Memitigasi pasti akibatnya itu ke perekonomian. Pemerintah harus memitigasi terkait dengan perencanaan kurs, kemudian subsidi BBM, dan lain sebagainya," kata Puan, di Kompleks DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2025).

Puan menuturkan, rasionalisasi kurs rupiah dan anggaran subsidi BBM itu diperlukan, mengingat DPR RI dan pemerintah akan membahas rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026.

"Pemerintah bersama DPR akan segera membahas terkait dengan rancangan APBN 2026. Pemerintah harus segera memitigasi perkembangan ini, tentu saja, terkait dengan kurs rupiah, subsidi BBM, dan hal-hal lain yang terkait dengan perkembangan situasi global," ujar dia.

Di sisi lain, ia pun mengimbau terjadinya gencatan senjata antara negara yang berkonflik.

Negara lain juga harus menahan diri terlibat dalam eskalasi di Timur Tengah agar masalah tidak membesar.

Dirinya juga menyatakan, posisi politik luar negeri Indonesia tetap sama, yakni bebas aktif dan ikut serta dalam perdamaian dunia.

Begitu juga menjunjung tinggi kedaulatan setiap negara.

"Tentu saja kami ingin untuk adanya gencatan senjata di antara kedua pihak yang sedang berperang, sehingga bisa segera menyelesaikan situasi tersebut dengan cara damai. Karena (konflik) yang paling menjadi korban adalah masyarakat sipil, khususnya perempuan dan anak," ujar Puan.

Sebelumnya diberitakan, konflik Israel-Iran menemui babak baru ketika AS turut menyerang Iran.

Serangan udara itu dilancarkan AS pada Sabtu (21/6/2025), ke tiga fasilitas nuklir Iran, yakni Isfahan, Natanz, dan Fordow.

Hal ini memicu kekhawatiran internasional terhadap potensi eskalasi lebih lanjut.

Terlebih, ada potensi penutupan Selat Hormuz—jalur distribusi krusial minyak dunia.

Parlemen Iran telah menyetujui langkah strategis untuk menutup Selat Hormuz sebagai respons atas serangan militer AS.

Sebagai balasan, Iran menjatuhkan 19 rudal ke pangkalan militer AS di Qatar.

Tercatat dari jumlah tersebut, sebanyak 18 di antaranya berhasil dicegat, sedangkan satu rudal jatuh di area pangkalan tanpa menimbulkan korban jiwa.

Semula, konflik ini dipicu oleh serangan Israel pada Jumat (13/6/2025), yang menyasar perumahan hingga fasilitas nuklir Iran.

Iran kemudian melakukan serangan balasan pada Sabtu (14/6/2025), yang merusak fasilitas ekonomi Israel.

Tag:  #pemerintah #diminta #antisipasi #dampak #konflik #iran #israel #terhadap #rupiah #subsidi

KOMENTAR