Prabowo: Ada Bahaya di Negara Berkembang seperti RI, Kolusi antara Pemodal dan Pejabat Pemerintah
Presiden Prabowo Subianto saat berpidato di The 28th St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF 2025) yang digelar di Kota St Petersburg, Rusia Jumat (20/6/2025).(Dok. Sekretariat Presiden )
22:56
20 Juni 2025

Prabowo: Ada Bahaya di Negara Berkembang seperti RI, Kolusi antara Pemodal dan Pejabat Pemerintah

Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan ada bahaya di negara berkembang seperti Indonesia.

Bahaya tersebut adalah state capture corruption, ketika terjadi kolusi antara pemodal besar dengan pejabat pemerintah dan elite politik.

Hal ini dikatakannya saat berbicara di St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia, Jumat (20/6/2025).

"Di negara berkembang seperti Indonesia ada bahaya yang kita anggap sebagai bahaya state capture, kolusi antara pemodal besar dengan pejabat pemerintah dan elite politik," kata Prabowo dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/6/2025).

Prabowo menuturkan, pada akhirnya, kolusi antara kedua kelompok ini tidak akan membawa dampak pengentasan kemiskinan dan perluasan kelas menengah.

Oleh karenanya, ia memilih jalan menanggulangi kemiskinan, mengatasi kelaparan, dan melakukan intervensi untuk melindungi yang lemah.

Begitu pun menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi.

"Kita telah memilih falsafah yang pada hakikatnya dan secara sederhana dapat disederhanakan menjadi satu kalimat, the greatest good for the greatest many, itulah falsafah kita," ucap Prabowo.

"Pemerintah kita harus bekerja untuk menghadirkan the greatest good for the greatest many. Dan dalam hal ini, kita harus memiliki pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi. Dan ini, menurut saya, adalah kunci dari pembangunan yang pesat," imbuh dia.

Lebih lanjut, Prabowo menyampaikan pencapaian selama kepemimpinannya yang belum genap satu tahun untuk menggapai kemakmuran.

Indonesia telah mengalami peningkatan produksi beras dan jagung sekitar 50 persen.

Saat ini, cadangan beras pemerintah di gudang Bulog mencapai 4,4 juta ton.

Jumlah ini, kata Prabowo, merupakan peningkatan produksi terbesar secara agregat dalam sejarah Republik Indonesia.

"Hanya dalam beberapa bulan masa jabatan saya, kita telah meningkatkan efisiensi, kita berjuang keras melawan korupsi, kita melakukan deregulasi, kita memangkas semua regulasi yang meningkatkan efisiensi, dan kita telah melihat hasil yang cepat," tandas Prabowo.

Tag:  #prabowo #bahaya #negara #berkembang #seperti #kolusi #antara #pemodal #pejabat #pemerintah

KOMENTAR