



Viral Paket MBG Berupa Bahan Mentah di Tangsel, DPR Minta BGN Evaluasi SPPG Ciputat Timur
- Dugaan menu bahan mentah makan bergizi gratis (MBG) di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) viral di media sosial. Dalam foto yang beredar di media sosial, terlihat paket MBG terdiri dari jeruk, pisang, ikan asin, telur puyuh, beras, dan kacang tanah, di mana seluruhnya dalam kondisi belum diolah.
Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi mengkritik pelaksanaan program MBG untuk tidak membebani rakyat. Ia mengingatkan, pembagian paket MBG berupa bahan mentah harus menjadi evaluasi Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto itu.
"Saya memahami niat baik program MBG yang bertujuan meningkatkan gizi masyarakat. Namun, ketika pelaksanaannya menimbulkan kebingungan publik, terutama karena bantuan disalurkan dalam bentuk bahan mentah tanpa petunjuk teknis yang jelas, maka kita perlu mengevaluasinya secara menyeluruh," kata Nurhadi kepada wartawan, Kamis, (19/6).
Pasalnya, Kepala SPPG Yayasan Mualaf Indonesia Timur (Yasmit) Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, A. Basiro mengakui adanya pembagian MBG berbahan mentah tersebut. Pihaknya membagikan kepada 4.075 siswa di 18 sekolah mulai tingkat PAUD/TK hingga SMA sederajat.
Tak hanya itu, SPPG mengklaim mendistribusikan paket bahan mentah untuk dibawa pulang ke rumah dengan tujuan menghindari pemberian makanan kemasan. Hal tersebut sebagai upaya menghindari penggunaan bahan pengawet, pewarna, dan pemanis buatan, serta meminimalisir konsumsi ultra-processed food.
Nurhadi menekankan, pemberian paket bahan pangan mentah sama saja seperti program bagi-bagi sembako yang konteksnya berbeda dengan MBG.
"Kalau seperti ini kita patut bertanya, apakah program MBG ini benar-benar berpihak pada masyarakat atau sekadar menggugurkan kewajiban? Karena jadi sama saja seperti program bagi-bagi sembako yang juga sudah dijalankan Pemerintah,” kritiknya.
Sebagai mitra kerja BGN, lanjut Nurhadi, pihaknya akan mengawal setiap aspek menyangkut MBG. Hal ini agar program intervensi gizi bagi anak-anak dapat berjalan efektif, efisien, dan benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat.
"Kalau program seperti MBG justru menimbulkan pertanyaan publik, termasuk soal bentuk dan kualitas bantuan, maka itu pertanda ada celah yang harus diperbaiki," tegas Nurhadi.
Namun, Kepala BGN Dadan Hindayana, berdalih hingga saat ini belum ada kebijakan resmi yang mengatur pembagian MBG berupa bahan mentah selama masa libur sekolah. Hal ini setelah dugaan pembagian menu MBG berupa bahan mentah untuk lima hari sekaligus di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel).
"Belum ada kebijakan BGN seperti itu (memberikan menu MBG bahan mentah)," ujar Dadan dalam keterangan resminya, Rabu (18/6).
Dadan menjelaskan, saat ini BGN tengah menyusun petunjuk teknis (juknis) untuk pelaksanaan program MBG selama masa libur sekolah. Menurutnya, penyusunan juknis tersebut mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk pola kehadiran peserta didik dan keberlanjutan pemberian asupan gizi secara efektif.
Karena itu, dalam rangka menyusun kebijakan yang tepat dan adaptif, BGN telah meminta Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai daerah untuk melakukan survei langsung kepada peserta didik, guna mengetahui intensitas kehadiran mereka ke sekolah untuk menerima manfaat MBG.
"Jika siswa masih bisa datang ke sekolah, maka MBG akan diberikan dalam bentuk fresh food, dan siswa juga bisa dibekali makanan tahan lebih lama seperti telur, buah, dan susu untuk satu atau dua hari ke depan," pungkasnya.
Tag: #viral #paket #berupa #bahan #mentah #tangsel #minta #evaluasi #sppg #ciputat #timur