Sosok Ibrahim Arief, Eks Bukalapak dan Staf Kemendikbud Diperiksa Dugaan Korupsi
Ibrahim Arief [Ist]
10:20
4 Juni 2025

Sosok Ibrahim Arief, Eks Bukalapak dan Staf Kemendikbud Diperiksa Dugaan Korupsi

Nama Ibrahim Arief, yang dikenal sebagai mantan Staf Khusus Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) periode 2019-2022, belakangan menjadi sorotan publik. Kabar mengenai pemeriksaannya oleh Kejaksaan Agung terkait dugaan tindak pidana korupsi pengadaan chromebook di Kemendikbudristek pada periode yang sama telah menarik perhatian.

Namun, di balik kabar tersebut, terdapat rekam jejak profesional Ibrahim Arief yang cukup menarik, mencakup perjalanannya dari industri startup unicorn hingga kontribusinya dalam transformasi digital pemerintah dan kini, fokusnya pada pengembangan kecerdasan buatan (AI).

Ibrahim Arief, yang akrab disapa Ibam, memiliki peran ganda selama masa baktinya di kementerian. Selain menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Nadiem Makarim, ia juga memegang posisi strategis sebagai Chief Technology Officer (CTO) GovTech Edu dari tahun 2020 hingga 2024. GovTech Edu sendiri adalah sebuah lembaga yang bertugas menggerakkan keterpaduan layanan digital pemerintah, dengan tujuan utama mempercepat pembelajaran dan pengajaran berkualitas di Indonesia. Ini menunjukkan komitmennya dalam membawa inovasi teknologi untuk kemajuan pendidikan.

Profil dan Karier Ibrahim Arief

Sebelum mengabdi di sektor pemerintahan dan menjadi CTO GovTech Edu, Ibam memiliki pengalaman yang solid di dunia startup teknologi Indonesia. Setelah menyelesaikan studi Master dalam program Erasmus Mundus CIMET, ia bergabung dengan Bukalapak pada tahun 2016.

Di sana, ia memegang posisi penting sebagai VP of Engineering dan kemudian VP of R&D. Selama di Bukalapak, Ibam dikenal sebagai salah satu figur kunci yang membantu perusahaan e-commerce tersebut tumbuh pesat hingga meraih status unicorn, sebuah pencapaian yang mengukuhkan namanya di industri teknologi.

Pada tahun 2019, setelah sukses dengan Bukalapak, perjalanan karir Ibam berlanjut ke OVO, salah satu perusahaan fintech terkemuka di Indonesia. Di OVO, tanggung jawabnya meliputi rekrutmen dan pengembangan tim, menunjukkan kemampuannya dalam membangun dan memimpin tim-tim berkinerja tinggi dalam ekosistem fintech yang kompetitif.

Sebuah fakta menarik dari perjalanan karir Ibrahim Arief adalah pilihannya untuk bergabung dengan GovTech Edu. Pada tahun 2022, Ibam pernah mengungkapkan bahwa tawaran pekerjaan dari raksasa teknologi global seperti Facebook (Meta) sangatlah menggiurkan. Tak hanya itu, ia juga mendapat tawaran kompensasi jutaan dolar dari startup lokal yang sedang naik daun untuk menjadi salah satu petinggi perusahaan.

Namun, Ibam mengambil keputusan yang berbeda. Ia mempertimbangkan tawaran di Indonesia yang, dari sisi materi, mungkin kalah menarik dibandingkan tawaran global tersebut, namun memberinya kepuasan yang lebih dalam. "Rencana awal saya adalah berangkat ke Eropa dan membangun karir saya di Facebook London. Namun setelah melalui pertimbangan yang matang dan proses pengambilan keputusan yang alot, saya memilih untuk tetap tinggal di Indonesia bekerja sama dengan GovTech Edu," ujarnya kala itu.

Keputusan ini menunjukkan komitmen Ibrahim Arief untuk berkontribusi pada pengembangan teknologi di tanah air, khususnya di sektor publik. GovTech Edu sendiri adalah sebuah tim yang merupakan bagian dari Telkom Group, terdiri dari lebih dari 200 profesional yang bekerja langsung dengan berbagai kementerian di Indonesia. Ini menggarisbawahi skala dan dampak dari pekerjaan yang diemban oleh Ibam selama di pemerintahan.

Bahkan setelah tawaran Facebook, ada tawaran lain yang datang saat ia sedang membangun tim di GovTech Edu. Sebuah startup teknologi yang didanai dengan baik menawarkan pendapatan jutaan dolar kepadanya. Meskipun tergoda, Ibam tetap pada keputusannya untuk memilih GovTech Edu, menegaskan dedikasinya terhadap misi yang lebih luas dalam pelayanan publik melalui teknologi.

Setelah pergantian kabinet pasca Pemilu 2024, Ibrahim Arief kembali ke profesi awalnya sebagai seorang engineer. Kini, ia mendirikan perusahaan kecerdasan buatan (AI) bernama Asah AI, di mana ia menjabat sebagai Co-Founder dan CTO. Langkah ini menandai babak baru dalam karirnya, dengan fokus pada pengembangan solusi AI yang inovatif.

Pemeriksaan yang sedang berlangsung oleh Kejaksaan Agung terkait dugaan korupsi pengadaan chromebook di Kemendikbudristek menjadi aspek baru dalam perjalanan profesionalnya, dan publik akan menanti perkembangan selanjutnya dari kasus tersebut.

Editor: M Nurhadi

Tag:  #sosok #ibrahim #arief #bukalapak #staf #kemendikbud #diperiksa #dugaan #korupsi

KOMENTAR