



Meskipun Berstatus Gencatan Senjata, Pengiriman Bantuan ke Gaza Masih Sulit Dilaksanakan
- Sejumlah ulama serta organisasi pendukung Palestina berkumpul di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Rabu (19/2). Pertemuan itu digelar dalam rangka menyambut Ramadan, serta membahas informasi terkini kondisi umat Islam di Gaza.
Diantara ulama yang hadir dalam pertemuan itu adalah Noor Achmad. Ulama sekaligus Ketua Baznas itu menyampaikan kondisi terkini di Gaza. Khususnya terkait pengiriman bantuan kemanusiaan. Dia mengungkapkan bahwa meskipun gencatan senjata sudah berjalan, tetapi akses masuk bantuan kemanusiaan ke Gaza masih sulit.
Sehingga sampai saat ini, banyak bantuan kemanusiaan Gaza dari masyarakat Indonesia lewat Baznas yang masih di gudang-gudang di Mesir. Gudang itu merupakan fasilitas dari lembaga sosial dan kemanusiaan yang bekerja sama dengan Baznas. Dia berharap di masa gencatan senjata, akses pengiriman bantuan kemanusiaan di Gaza dapat dipermudah.
Selain itu Noor mengatakan keberadaan truk untuk mengangkut bantuan ke Gaza sangat terbatas. "Kalau ada truk yang masuk Gaza, dua bulan lagi baru bisa keluar," katanya.
Kondisi ini disebabkan karena pemeriksaan yang panjang. Akibatnya harga sewa truk juga menjadi naik signifikan.
Pertemuan tersebut juga dihadiri tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin. Dalam kesempatan itu, Din meminta Organisasi Kerjasama Islam (OKI) segera mengambil sikao untuk perdamaian dan kemerdekaan Palestina secara utuh.
Din mengatakan OKI harus segera mengambil keputusan untuk tahap rekonstruksi di Gaza. "Rekonstruksi Gaza adalah tanggung jawab negara-negara Islam. Nega lain tidak boleh cawe-wae," tegasnya. Dia bahkan tegas menolak adanya rencana relokasi warga keluar dari Gaza.
Di penghujung pertemuan, forum bersepakat mengeluarkan pernyataan bersama dengan tajuk Shiyam Ramadan, Kemanusiaan dan Kemerdekaan Palestina. Pimpinan MUI yang hadir dalam forum itu diantaranya adalah Sudarnoto Abdul Hakim.
"Menyambut bulan Ramadan yang suci dan penuh berkah ini, Majelis Ulama Indonesia sebagai payung dari 67 ormas Islam di Indonesia, bersama dengan semua ormas Islam anggotanya, lembaga-lembaga filantropi, dan Aliansi Solidaritas Pembela Palestina bersatu dalam aksi membela Palestina," jelasnya.
Mereka menyatakan sikap untuk menjadikan bulan Ramadan, di samping untuk memperkuat semangat keagamaan, juga sebagai bulan untuk memperkuat solidaritas terhadap bangsa Palestina. Dengan menjadikan Ramadan sebagai Bulan Palestina, mengintensifkan bantuan kemanusiaan dan dukungan penuh bagi perjuangan kemerdekaan Palestina.
Sikap berikutnya mendukung penuh sikap lugas, tegas dan lantang pemerintah Indonesia dalam mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina. Terkait kondisi terakhir di jalur Gaza yang sudah hancur lebur, mengharapkan pemerintah Indonesia agar terus memperkokoh solidaritas global.
Tujuannya untuk mengamankan pelaksanaan gencatan senjata agar dapat berjalan lancar dan tidak ada pengkhianatan dari pihak manapun. Serta membantu dicapainya gencatan senjata yang permanen agar inisiatif damai “two-state solution” sesuai hukum internasional dapat digulirkan.
Tag: #meskipun #berstatus #gencatan #senjata #pengiriman #bantuan #gaza #masih #sulit #dilaksanakan