



Bacaan Niat Puasa Senin Kamis di Bulan Syaban
Umat muslim dapat melakukan sahur dan membaca niat puasa sunnah hari Senin pada malam ini.
Berikut adalah bacaan niat puasa hari Senin:
Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillahi ta ala.Artinya: "Aku berniat puasa sunah hari Senin karena Allah ta ala."
Lantas, melakukan puasa Senin Kamis setelah Nisfu Syaban apakah boleh?
Karena Nisfu Sya’ban jatuh pada tanggal 15, maka puasa Senin Kamis sebelum Nisfu Sya'ban merujuk pada puasa sunnah yang dilakukan pada hari Senin dan Kamis antara tanggal 1 hingga 14 Sya’ban.
Banyak umat Islam melaksanakan ibadah ini, sebagai bentuk persiapan diri menuju Ramadhan.
Sebagian ulama berpendapat bahwa setelah pertengahan bulan Sya’ban, lebih baik tidak lagi berpuasa sunnah kecuali bagi mereka yang sudah memiliki kebiasaan berpuasa sebelumnya.
Meski demikian, ada pendapat yang memperbolehkan dan melarang. Berikut Tribunnews.com rangkum dari laman Baznas dan MUI:
1. Pendapat yang MelarangLarangan berpuasa bila telah menginjak separuh akhir bulan Syaban terdapat pada hadist Nabi SAW yang menyatakan tidak boleh berpuasa ketika memasuki paruh kedua bulan Sya’ban yakni dari tanggal 16 sampai akhir.
Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila telah tiba pertengahan bulan Sya’ban, maka janganlah kalian berpuasa hingga datang bulan Ramadan.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Hadis ini sering dijadikan dasar pertanyaan apakah boleh puasa setelah Nisfu Sya’ban.
Ulama berbeda pendapat dalam memahami hadis ini.
Sebagian memahami bahwa larangan bersifat mutlak, sementara yang lain menganggapnya terbatas pada kondisi tertentu.
2. Pendapat yang MemperbolehkanDalam kitab Al-Mughni karya Ibnu Qudamah, disebutkan bahwa larangan puasa setelah Nisfu Sya’ban tidak berlaku untuk puasa wajib, seperti qadha atau nazar.
Hal ini menjawab pertanyaan apakah boleh puasa setelah Nisfu Sya’ban dengan menegaskan bahwa puasa wajib tetap harus dilaksanakan.
Niat Puasa Senin Kamis
Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillahi ta’ala(Aku niat puasa hari Senin karena Allah Ta’ala.)
Nawaitu shauma yaumil khomiisi lillahi ta’ala(Aku niat puasa hari Kamis karena Allah Ta’ala.)
Niat ini bisa diucapkan di malam hari atau bahkan di pagi hari sebelum waktu Dzuhur, asalkan belum makan atau minum sejak subuh.
(Tribunnews.com/Widya)