6 Penyebab Seseorang Mengalami Gangguan Kesehatan Mental, Salah Satunya Lingkungan Kehidupan Sebelumnya
Orang introvert yang mengalami masalah kesehatan mental. (Freepik)
07:20
26 Januari 2025

6 Penyebab Seseorang Mengalami Gangguan Kesehatan Mental, Salah Satunya Lingkungan Kehidupan Sebelumnya

 

Penyakit mental merupakan masalah kesehatan yang memengaruhi pikiran, suasana hati, dan perilaku, serta cara seseorang memandang dunia sekitar. Penyakit ini bisa menimbulkan tekanan, memengaruhi cara seseorang bekerja, berinteraksi pada hubungan, dan mengelola tugas sehari-hari.

Gangguan mental bisa bersifat sementara, berlangsung beberapa minggu, atau bisa juga seumur hidup, dengan dampak yang lebih serius. Mengutip penyebab seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, salah satunya lingkungan kehidupan sebelumnya.

1. Lingkungan kehidupan sebelumnya

Pengalaman negatif selama masa kecil dapat berdampak jangka panjang terhadap kesehatan mental seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut, seperti kekerasan fisik atau emosional, penelantaran, atau bahkan pengabaian kebutuhan dasar, mampu membentuk cara seseorang memandang dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya.

Ketika seorang anak mengalami trauma semacam itu, hal ini bisa memengaruhi perkembangan emosional dan psikologis mereka, sehingga meningkatkan risiko mereka untuk mengembangkan berbagai gangguan kesehatan mental di masa depan.

Dampak dari pengalaman buruk ini bisa berlangsung sampai dewasa, mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan orang lain, serta cara mereka mengelola stres dan tantangan dalam hidup. Oleh sebab itu, kamu harus memahami bahwa masa kecil yang penuh trauma atau pengabaian berperan besar dalam kondisi mental seseorang di kemudian hari.

2. Penyalahgunaan obat-obat terlarang dan alkohol

Penggunaan obat-obatan terlarang dapat memicu timbulnya episode manik dan biasanya terkait dengan gangguan bipolar, atau bahkan memicu episode psikosis pada seseorang. Obat-obatan seperti kokain, mariyuana, dan amfetamin, misalnya bisa mengubah kondisi mental seseorang secara drastis, memicu perasaan paranoia, dan memperburuk gejala-gejala psikologis yang ada.

Pengaruh zat-zat ini pada otak mampu mengganggu keseimbangan kimiawi dalam tubuh, sehingga memperburuk kondisi mental dan mampu memicu gangguan yang lebih serius. Maka dari itu, penting dalam memahami bahwa penyalahgunaan zat-zat terlarang tidak hanya berdampak fisik, namun juga bisa memicu masalah kesehatan mental yang lebih kompleks.

3. Faktor biologis lainnya

Beberapa kondisi medis atau perubahan hormonal dapat memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental seseorang. Misalnya, penyakit kronis, gangguan metabolisme, atau masalah tiroid bisa memengaruhi keseimbangan kimiawi pada tubuh dan memicu gejala-gejala mental, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan suasana hati.

Perubahan hormonal yang terjadi selama masa pubertas, kehamilan, atau menopause juga berpengaruh pada kesejahteraan emosional seseorang, mengakibatkan fluktuasi mood atau stres yang berlebihan. Kondisi-kondisi medis ini sering kali saling terkait dengan faktor fisik dan psikologis, sehingga butuh perhatian medis yang holistik untuk mengelola kedua aspek kesehatan tersebut.

4. Faktor genetik

Mempunyai anggota keluarga dekat yang menderita gangguan kesehatan mental bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami masalah serupa. Faktor genetik memang berperan dalam hal ini, namun hal tersebut tidak menjamin bahwa anggota keluarga lainnya pasti akan mengalaminya juga.

Meskipun ada kemungkinan yang lebih tinggi, banyak faktor lain seperti lingkungan, pengalaman hidup, dan dukungan sosial yang juga berperan besar terhadap kesehatan mental seseorang. Oleh sebab itu, walau memiliki riwayat keluarga dengan gangguan mental dapat meningkatkan risiko, tidak ada jaminan bahwa itu akan terjadi pada setiap orang dalam keluarga tersebut.

5. Trauma dan stres

Pada masa dewasa, pengalaman traumatis atau stres yang berlangsung lama mampu memperbesar kemungkinan seseorang mengalami gangguan kesehatan mental. Berbagai masalah kehidupan seperti isolasi sosial, kekerasan dalam rumah tangga, keretakan hubungan, masalah finansial, atau tekanan di tempat kerja berdampak besar pada kesejahteraan emosional dan psikologis seseorang.

Pengalaman traumatis ekstrem, seperti tinggal di daerah konflik atau zona perang, bisa memicu gangguan stres pascatrauma (PTSD) yang kadang bertahan lama usai peristiwa tersebut. Faktor eksternal yang berkelanjutan ini memengaruhi keseimbangan mental dan emosional, sehingga kamu harus mencari dukungan saat menghadapinya.

6. Faktor kepribadian

Beberapa karakteristik kepribadian, seperti perfeksionisme atau mempunyai harga diri yang rendah, mampu memperbesar kemungkinan seseorang mengalami depresi atau kecemasan. Seseorang yang selalu merasa harus mencapai kesempurnaan atau merasa tidak cukup baik umumnya mengalami tekanan emosional yang berlebihan.

Perfeksionisme dapat mengakibatkan stres dan ketidakpuasan, sementara harga diri rendah membuat seseorang lebih rentan terhadap perasaan cemas atau tidak berharga. Kedua faktor ini bisa memperburuk kondisi mental dan meningkatkan risiko gangguan seperti kecemasan dan depresi, karena pola pikir negatif bagi diri sendiri dan lingkungan.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #penyebab #seseorang #mengalami #gangguan #kesehatan #mental #salah #satunya #lingkungan #kehidupan #sebelumnya

KOMENTAR