8 Realita Tentang Pernikahan yang Sering Telat Dipelajari oleh Kebanyakan Orang, Apa Saja?
- Pernikahan adalah sebuah perjalanan hidup dua insan manusia dalam satu ikatan yang sah, kemudian mereka berkembang memiliki keturunan, dan menjalani kehidupan dengan dua sudut pandang yang berbeda.
Namun sayangnya, kebanyakan orang berpikir bahwa pernikahan hanya tentang cinta, perilaku romantis, atau sebatas hubungan seksual. Meskipun itu semua menjadi salah satu hal yang ada di dalam hubungan pernikahan, tapi kenyataannya tidak sesederhana itu.
Dilansir dari laman Global English Editing pada (25/01) terdapat 8 realita tentang pernikahan yang sering telat dipelajari oleh kebanyakan orang :
1. Komunikasi adalah kuncinya
Pada tahap awal suatu hubungan, cinta dan kasih sayang dapat membuat komunikasi tampak mudah. Tapi ketika kamu memahami realitas pernikahan, akan menjadi jelas bahwa komunikasi yang efektif lebih dari sekadar mengungkapkan cinta.
Seringkali, orang telat mengetahui bahwa pasangannya bukanlah pembaca pikiran. Mengharapkan pasanganmu secara naluriah mengetahui kebutuhan, keinginan, dan perasaan tanpa mengomunikasikannya secara ekspresif dapat menimbulkan kesalahpahaman dan kekecewaan.
Selain itu, membahas topik-topik sulit seperti keuangan, masalah keluarga, atau rencana masa depan cenderung dihindari tapi pada kenyataannya, ini menjadi inti pembahasan dalam pernikahan.
Psikologi menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan jujur dalam menjaga hubungan yang sehat, bahkan ketika pokok bahasannya mungkin tidak nyaman.
Dengan mempelajari hal ini sejak dini, kamu dapat mencegah banyak konflik perkawinan dan meningkatkan saling pengertian.
2. Cinta tidak selalu cukup
Saat tumbuh dewasa, kita sering mendengar bahwa cinta mengalahkan segalanya. Dongeng dan film romantis menggambarkan cinta sebagai kekuatan maha kuasa yang mampu mengatasi rintangan apapun.
Meskipun cinta tidak dapat disangkal merupakan komponen fundamental dalam pernikahan, cinta tidak selalu cukup untuk mempertahankan suatu hubungan dalam jangka panjang.
Banyak orang memasuki pernikahan dengan keyakinan bahwa cinta mereka terhadap pasangannya akan cukup untuk menghadapi badai apapun. Tapi seiring berjalannya hidup, kamu menyadari bahwa pernikahan yang sukses membutuhkan lebih dari sekedar hubungan emosional yang kuat.
Pernikahan juga menuntut kesabaran, kompromi, saling menghormati, serta kemampuan memaafkan dan melupakan. Ini tentang membuat pilihan sehari-hari yang mendukung hubungan meskipun itu sulit.
Menyadari hal ini sejak dini dapat membantu menetapkan ekspektasi yang realistis dan mempersiapkan kamu menghadapi tantangan tak terelakkan yang datang saat berbagi kehidupan bersama.
3. Nilai-nilai bersama lebih penting daripada kepentingan bersama
Selalu menyenangkan memiliki pasangan yang bisa berbagi hobi dan minat. Baik memasak, mendaki gunung, atau menonton acara favorit secara berlebihan, aktivitas bersama ini memang bisa mendekatkan pasangan.
Namun, seiring berjalannya waktu dalam sebuah pernikahan, kamu mungkin menyadari bahwa memiliki hobi yang sama tidaklah sepenting yang dibayangkan sebelumnya.
Di sisi lain, nilai-nilai bersama serta keyakinan tentang hal penting dalam hidup sangat memainkan peran penting dalam kepuasan hubungan jangka panjang.
Nilai memengaruhi keputusan seputar karier, gaya mengasuh anak, dan bahkan bagaimana uang harus dibelanjakan atau ditabung. Ketika pasangan memiliki nilai-nilai inti yang sama, mereka cenderung memiliki visi yang sama tentang masa depan dan membuat keputusan saling memuaskan.
4. Tidak apa-apa untuk meminta bantuan
Tidak ada seorang pun yang memasuki pernikahan dengan mengetahui semua yang perlu diketahui tentang mempertahankan hubungan seumur hidup. Wajar jika kita semua berada dalam situasi tidak ingin melanjutkan pernikahan.
Di saat seperti ini, ingatlah bahwa mencari dukungan tidak masalah. Ini mungkin berarti menghubungi teman atau anggota keluarga tepercaya yang pernah menempuh hal ini sebelum kamu. Pengalaman dan perspektif mereka dapat memberikan wawasan berharga mengenai situasi ini.
Mencari bantuan bukan berarti pernikahan kamu gagal. Sebaliknya, ini adalah tanda kekuatan dan komitmen, yang menunjukkan bahwa kamu bersedia melakukan apapun untuk membina hubungan.
5. Fase bulan madu tidak berlangsung selamanya
Fase ini umumnya dikenal sebagai fase bulan madu, saat segalanya terasa sempurna dan cinta seolah mengalahkan segalanya. Cinta baru yang terus-menerus berkembang menjadi cinta yang lebih nyaman dan akrab.
Transisi ini sepenuhnya normal dan terjadi pada semua orang yang menjalin hubungan jangka panjang. Meskipun mungkin tampak sedikit mengecewakan, perubahan ini sebenarnya merupakan tanda pertumbuhan dalam hubungan.
Ini adalah transisi dari cinta penuh gairah ke cinta yang penuh kasih sayang, hal ini bukan tentang intensitas tetapi lebih tentang hubungan dan pemahaman mendalam.
6. Bukan hanya menikahi pasangan, tapi juga keluarganya
Saat menikahi seseorang, kamu tidak hanya berjanji untuk berbagi hidup dengannya, tetapi juga dengan keluarganya. Meskipun hal ini mungkin terlihat jelas, makna sebenarnya sering kali baru terlihat jelas setelah menikah.
Hal ini menyebabkan beberapa perselisihan pada awalnya ketika mereka berjuang untuk mengatasi perbedaan-perbedaan ini. Seiring berjalannya waktu, mereka belajar menghargai perbedaan ini dan bahkan menerima beberapa di antaranya.
Menjadi jelas bahwa menikahi pasangannya berarti menjadi bagian dari keluarga lain, dengan dinamika dan harapan uniknya sendiri. Memahami hal ini sebelumnya dapat membantu mempersiapkan kamu menghadapi interaksi dan hubungan tak terelakkan yang akan dibangun dengan keluarga pasangan.
7. Tidak ada pernikahan yang sempurna
Setiap pasangan memiliki suka dan duka, perselisihan dan kompromi masing-masing. Gagasan bahwa ada pernikahan yang sempurna dan seperti dongeng di luar sana adalah mitos yang dapat menimbulkan ekspektasi tidak realistis.
Pernikahan memang sebuah perjalanan yang penuh dengan momen-momen indah, tapi juga dengan tantangan yang menguji ikatan kalian. Masa-masa sulit ini bukanlah indikasi kegagalan, melainkan peluang untuk bertumbuh, memahami, dan memperdalam hubungan.
Daripada berjuang untuk kesempurnaan, bidiklah hubungan disaat kalian berdua merasa dicintai, dihormati, dan didengarkan. Terimalah bahwa akan ada hambatan di sepanjang jalan, dan pahami bahwa caramu menavigasi bersama-sama itulah yang benar-benar mendefinisikan pernikahan sebenarnya.
8. Pernikahan adalah perjalanan pembelajaran dan pertumbuhan yang berkelanjutan
Ada satu hal yang dapat diambil dari semua ini, yaitu pemahaman bahwa pernikahan adalah perjalanan pembelajaran, pertumbuhan, dan adaptasi yang berkelanjutan. Kamu tidak hanya mengatakan "aku bersedia" dan tiba-tiba mendapatkan semua jawabannya.
Setiap hari membawa pengalaman, tantangan, dan peluang baru untuk memahami pasangan dengan lebih baik. Ini tentang belajar menjalani hidup bersama, dengan segala kerumitan dan kejutannya.
Ini juga tentang pertumbuhan sebagai individu dan sebagai pasangan. Kamu akan mempelajari hal-hal tentang diri sendiri yang belum pernah diketahui sebelumnya dan menemukan kekuatan yang tidak disadari.
Dikutip dari laman Kemenag Sijunjung, sebelum menempuh kehidupan pernikahan, ada baiknya mempelajari ilmunya dulu. Ilmu pra-nikah akan menentukan kualitas keluarga yang akan dibangun.
Tentu harapannya ilmu yang didapatkan dari para ahli mampu diaplikasikan dalam berkeluarga nantinya dan mampu menambah pengetahuan, khususnya ilmu yang berkaitan dengan keluarga sesuai ajaran agama maupun sudut pandang psikologi.
Tag: #realita #tentang #pernikahan #yang #sering #telat #dipelajari #oleh #kebanyakan #orang #saja