Orang-orang yang Terlalu Banyak Berbagi Tentang Kehidupan Pribadinya di Media Sosial Biasanya Memiliki 7 Kepribadian Ini Menurut Psikologi
Seseorang yang terlalu banyak berbagi kehidupan di media sosial. (Freepik/freepik)
14:54
24 Januari 2025

Orang-orang yang Terlalu Banyak Berbagi Tentang Kehidupan Pribadinya di Media Sosial Biasanya Memiliki 7 Kepribadian Ini Menurut Psikologi

 

Di era digital ini, media sosial telah menjadi platform utama untuk berbagi informasi tentang kehidupan pribadi.

Tak jarang kita melihat orang-orang yang merasa perlu membagikan hampir setiap detail hidup mereka, dari aktivitas sehari-hari hingga perasaan dan pengalaman pribadi yang sangat mendalam.

Meski tampak biasa, kebiasaan ini sebenarnya dapat mencerminkan beberapa sifat unik yang dimiliki seseorang.

Dilansir dari Geediting pada Jumat (24/1), orang yang terlalu banyak berbagi tentang kehidupan pribadinya secara online biasanya memiliki 7 sifat unik berikut:

1. Kebutuhan Tinggi Akan Pengakuan Sosial

Salah satu ciri utama orang yang sering berbagi kehidupan pribadi di media sosial adalah kebutuhan yang tinggi untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.

Menurut teori psikologi, pengakuan sosial adalah bentuk validasi diri yang penting bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang merasa tidak cukup dihargai dalam kehidupan nyata.

Mereka sering kali membagikan momen-momen kebahagiaan atau pencapaian besar untuk mendapatkan pujian dan perhatian dari pengikut mereka.

Ini juga berkaitan dengan kecenderungan untuk mencari umpan balik positif secara terus-menerus.

2. Kecenderungan untuk Mencari Dukungan Emosional

Bagi sebagian orang, berbagi kehidupan pribadi di media sosial bukan hanya tentang mencari perhatian, tetapi juga tentang mencari dukungan emosional.

Dalam beberapa kasus, orang yang terlalu sering membagikan masalah pribadi atau perasaan mereka mungkin merasa kesepian atau terisolasi.

Mereka mencari empati dan simpati dari orang lain yang dapat memberikan kenyamanan atau rasa diterima.

Dalam psikologi, ini sering disebut sebagai perilaku "self-disclosure," di mana seseorang membuka diri untuk mencari pemahaman dan dukungan dari orang lain.

3. Keinginan untuk Mempertahankan Citra Diri

Orang yang sangat aktif berbagi kehidupan pribadinya cenderung memiliki kebutuhan yang kuat untuk mengendalikan citra diri mereka di mata orang lain.

Mereka seringkali ingin memperlihatkan versi terbaik dari diri mereka, membagikan momen bahagia atau kesuksesan yang mereka alami.

Ini berkaitan dengan konsep "image management" dalam psikologi sosial, di mana individu berusaha menunjukkan diri mereka dengan cara yang paling menguntungkan untuk menciptakan kesan positif di mata publik.

4. Keterikatan Emosional dengan Dunia Maya

Pengguna media sosial yang sangat aktif berbagi kehidupan pribadi cenderung memiliki keterikatan emosional yang kuat dengan dunia maya.

Mereka merasa terhubung dengan teman-teman atau pengikut mereka secara emosional, meskipun tidak selalu secara langsung.

Bagi mereka, dunia maya menjadi ruang di mana mereka dapat berinteraksi dan merasa dihargai.

Keterikatan ini bisa membentuk pola pikir mereka yang lebih mengutamakan hubungan virtual daripada hubungan fisik yang lebih mendalam.

5. Perasaan Keterpencilan dalam Kehidupan Nyata

Ada juga kemungkinan bahwa orang yang sering berbagi tentang kehidupan pribadi mereka secara online merasa kesepian atau terasing dalam kehidupan nyata mereka.

Berbagi secara online memberi mereka rasa koneksi yang mungkin tidak mereka dapatkan dalam interaksi langsung dengan orang-orang di sekitar mereka.

Hal ini mungkin berkaitan dengan rendahnya tingkat kepercayaan diri mereka atau ketidakmampuan mereka untuk membangun hubungan yang lebih mendalam di dunia nyata.

6. Ketergantungan pada Stimulasi Sosial

Menurut psikologi, orang yang sering berbagi kehidupan pribadi secara online mungkin juga menunjukkan ketergantungan pada stimulasi sosial.

Aktivitas media sosial dapat memicu pelepasan dopamin, hormon yang terkait dengan rasa senang dan penghargaan, setiap kali mereka menerima like, komentar, atau pengakuan dari orang lain.

Ketergantungan pada stimulasi ini dapat menciptakan kebiasaan berbagi yang berlebihan, di mana individu merasa perlu untuk terus membagikan lebih banyak lagi untuk merasakan dorongan positif tersebut.

7. Kurangnya Batasan Pribadi yang Jelas

Sifat lain yang sering terlihat pada orang yang sering berbagi tentang kehidupan pribadi mereka adalah kurangnya batasan yang jelas antara kehidupan pribadi dan publik.

Mereka mungkin merasa tidak ada yang perlu disembunyikan atau dilindungi, sehingga lebih cenderung membagikan informasi yang seharusnya lebih bersifat pribadi.

Menurut psikologi, ini bisa menjadi tanda dari ketidakmampuan untuk mengatur privasi dengan baik atau kurangnya pemahaman tentang pentingnya menjaga jarak emosional dalam berbagi informasi secara online.

Kesimpulan

Meskipun berbagi tentang kehidupan pribadi melalui media sosial adalah hal yang sangat umum di zaman sekarang, orang yang melakukannya secara berlebihan sering kali memiliki sifat-sifat unik yang mencerminkan kebutuhan emosional dan psikologis tertentu.

Kebutuhan akan pengakuan, dukungan emosional, dan keterikatan sosial menjadi faktor utama dalam kebiasaan ini.

Meskipun tidak selalu bermasalah, penting untuk memiliki kesadaran tentang dampak dari berbagi kehidupan pribadi secara berlebihan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap hubungan dengan orang lain.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #orang #orang #yang #terlalu #banyak #berbagi #tentang #kehidupan #pribadinya #media #sosial #biasanya #memiliki #kepribadian #menurut #psikologi

KOMENTAR