Orang Malas yang Berhasil Naik Jabatan Biasanya Menunjukkan 8 Perilaku ini, Ungkap Rahasia Kesuksesan Mereka!
Ilustrasi delapan perilaku berbeda yang sering ditunjukkan orang-orang malas agar karir mereka berhasil naik. (Pexels/Photo By: Kaboompics.com)
09:34
23 Januari 2025

Orang Malas yang Berhasil Naik Jabatan Biasanya Menunjukkan 8 Perilaku ini, Ungkap Rahasia Kesuksesan Mereka!

 

Ada kepercayaan umum bahwa hanya orang yang paling bersemangat dan ambisius yang dapat menaiki jenjang karir. Namun, bahkan mereka yang dianggap malas pun dapat mencapai puncak karir. Kedengarannya mengejutkan, bukan?

Orang-orang yang disebut malas ini belum tentu tidak memiliki etos kerja atau ambisi. Mereka hanya memiliki pendekatan yang berbeda terhadap pekerjaan dan ternyata pendekatan itu berhasil untuk mereka.

Dilansir dari Geediting, ada delapan perilaku berbeda yang sering ditunjukkan orang-orang malas agar karir mereka berhasil naik. Perilaku-perilaku ini mungkin tidak terduga tetapi sifat-sifat ini bisa jadi merupakan rahasia kesuksesan mereka.

1. Memprioritaskan tugas

Mereka yang dianggap 'malas' seringkali hebat dalam menaiki tangga karier karena mereka memprioritaskan apa yang benar-benar penting. Orang-orang ini memiliki bakat untuk mengidentifikasi tugas mana yang akan memberikan hasil paling banyak.

Alih-alih mencoba melakukan semuanya sekaligus, mereka berfokus pada apa yang benar-benar membutuhkan perhatiannya. Dengan cara ini, mereka dapat mengalokasikan energi mereka secara efektif. Bagi sebagian orang, ini mungkin tampak seperti kemalasan.

Namun pada kenyataannya, ini adalah strategi cerdas untuk menghindari kejenuhan dan meraih lebih banyak hal dengan usaha yang lebih sedikit. Kemampuan unik untuk memprioritaskan dan berfokus pada tugas berdampak tinggi ini membedakan mereka dan membantunya menaiki tangga karier.

2. Ahli dalam pendelegasian

Mereka yang dianggap "malas" menurut standar konvensional, tetapi, yang menarik, merekalah yang naik pangkat lebih cepat daripada orang lain. Mereka memiliki pemahaman yang jelas tentang kekuatan dan kelemahannya.

Mereka tidak malu mendelegasikan tugas yang dapat dilakukan orang lain dengan lebih baik atau lebih cepat. Pendekatan 'malas' ini memungkinkannya untuk memfokuskan energi pada inisiatif strategis yang benar-benar penting bagi perusahaan.

3. Memanfaatkan waktu senggang secara kreatif

Meskipun anggapan umum adalah bahwa orang-orang yang "malas" menghabiskan waktu luang mereka dengan bermalas-malasan, kenyataannya sangat berbeda ketika menyangkut mereka yang menaiki tangga karier.

Orang-orang ini menggunakan waktu luang mereka dengan cara-cara yang secara langsung atau tidak langsung berkontribusi pada pertumbuhan profesional mereka. Misalnya, mereka mempelajari keterampilan baru, bertukar pikiran tentang ide-ide inovatif, atau sekadar mengisi ulang baterai mental mereka.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Applied Psychology menemukan bahwa karyawan yang tidak bekerja di luar jam kerja lebih terlibat dan produktif saat kembali bekerja.

Ini bukan tentang bermalas-malasan. Melainkan, ini tentang menyadari pentingnya melepaskan diri dari pekerjaan dan menggunakan waktu itu secara produktif untuk kembali segar dan siap menghadapi tantangan baru.

4. Tahu kapan harus mengatakan 'tidak'

Ada seni dalam mengatakan 'tidak' yang ternyata dikuasai oleh banyak orang 'malas'. Ini bukan tentang menghindari pekerjaan, tetapi tentang menetapkan batasan untuk memastikan mereka dapat bekerja sebaik-baiknya.

Meskipun sebagian orang mungkin memandang orang-orang ini kurang berkomitmen karena mereka terkadang menolak mengerjakan tugas tambahan, kenyataannya sangat berbeda. Mereka memahami batasan mereka dan tidak takut untuk menyuarakannya.

Dengan mengatakan "tidak" pada tugas yang membebani atau berada di luar bidang keahliannya, mereka memastikan bahwa mereka dapat memberikan pekerjaan yang berkualitas dalam jangka waktu yang wajar. Ini adalah sifat utama yang membantu mereka dalam peningkatan karier di dunia korporat.

5. Menghargai 'work life balance'

Dalam budaya kerja keras, mudah untuk menyamakan kesibukan dengan kesuksesan. Namun, orang-orang 'malas' yang menanjak kariernya seringkali memiliki perspektif yang berbeda. Mereka memahami bahwa kehidupan yang memuaskan di luar pekerjaan berkontribusi pada kinerjanya di tempat kerja.

Orang-orang ini menghargai waktu pribadi. Mereka menikmati hobi, menghabiskan waktu berkualitas dengan orang-orang terkasih, dan memastikan mereka mendapatkan istirahat yang cukup.

Mereka menyadari bahwa kegiatan-kegiatan ini mengisi ulang energi secara emosional dan fisik, sehingga membuat mereka lebih produktif saat kembali bekerja. Ini bukan tentang memilih pekerjaan atau kehidupan, tetapi tentang menemukan keseimbangan yang harmonis antara keduanya.

Keseimbangan inilah yang membantunya menjaga kewarasan mereka saat menaiki tangga karier. Ingat, kesuksesan bukan hanya tentang pencapaian profesional, tetapi juga tentang menikmati perjalanan dan menjalani hidup yang menyeluruh.

6. Bukan orang perfeksionis

Orang-orang 'malas' yang berhasil menaiki tangga karier tampaknya memiliki pendekatan yang berbeda. Mereka merasa cukup baik. Ini tidak berarti mereka menghasilkan karya yang buruk, tetapi mereka tahu kapan harus berhenti menyempurnakan.

Mereka memahami bahwa kesempurnaan seringkali tidak dapat dicapai dan bahwa mengejarnya dapat menjadi kontraproduktif. Sebaliknya, mereka bertujuan untuk mencapai keunggulan, yaitu menghasilkan pekerjaan berkualitas tinggi secara tepat waktu tanpa terjebak dalam detail-detail kecil.

Pendekatan pragmatis ini memungkinkan mereka menyelesaikan tugas secara efisien, sehingga mereka punya waktu luang untuk mengerjakan tanggung jawab yang lebih strategis.

7. Memanfaatkan teknologi

Di era digital saat ini, orang-orang 'malas' yang unggul dalam karier tahu cara memanfaatkan teknologi untuk keuntungannya. Mereka menggunakan berbagai alat dan aplikasi untuk menyederhanakan pekerjaan, mengotomatiskan tugas-tugas yang berulang, dan mengatur waktu mereka secara efektif.

Baik itu menggunakan perangkat lunak manajemen proyek untuk mengatur beban kerja, menggunakan asisten AI untuk menjadwalkan rapat, atau memanfaatkan aplikasi produktivitas agar tetap fokus, mereka memanfaatkan teknologi.

Dengan demikian, mereka mengurangi pekerjaan manual, menghemat waktu, dan meningkatkan efisiensi. Karakteristik ini membantu mereka menonjol dan naik jabatan dalam kariernya.

8. Fokus pada hasil

Orang-orang 'malas' yang berhasil naik jabatan memahami pentingnya fokus pada hasil dengan baik. Mereka tidak terjebak dalam kesibukan untuk terlihat sibuk. Sebaliknya, mereka fokus untuk mencapai hasil yang nyata.

Mereka menetapkan tujuan yang jelas, menyusun strategi tentang cara paling efisien untuk mencapainya, lalu melaksanakan rencana mereka. Mantra mereka sederhana, yaitu kualitas lebih penting daripada kuantitas.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #orang #malas #yang #berhasil #naik #jabatan #biasanya #menunjukkan #perilaku #ungkap #rahasia #kesuksesan #mereka

KOMENTAR