Menurut Psikologi: 8 Pola Asuh Ini Masih Sering Diterpkan oleh Kebanyakan Orang Tua, Padahal Bikin Anak Tumbuh Tidak Bahagia
ilustrasi seseorang yang tidak bahagia. (Freepik)
20:36
21 Januari 2025

Menurut Psikologi: 8 Pola Asuh Ini Masih Sering Diterpkan oleh Kebanyakan Orang Tua, Padahal Bikin Anak Tumbuh Tidak Bahagia

 

 

JawaPos.Com- Pola asuh dalam mendidik anak, memainkan peran besar dalam membentuk kebahagiaan dan kesejahteraan di masa dewasa.

Namun sayangnya, tidak semua orang tua sadar bahwa ada pola asuh tertentu yang justru memberikan dampak sangat buruk perkembangan anak. 

Oleh karenanya, pola asuh dalam mendidik anak di masa kecil membutuhkan kesadaran dan peran penuh dari orang tua.    Menghindari perilaku khusus saat mendidik, tentunya dapat membantu anak tumbuh menjadi individu yang bahagia, percaya diri, dan mandiri.     Sebaliknya, perilaku tertentu juga membuat anak tumbuh menjadi individu yang tidak bahagia dan sulit menikmati hidup.    Selengkapnya, inilah beberapa perilaku yang mungkin tidak disadari, namun dampaknya bisa dirasakan hingga anak dewasa.

Dilansir dari Geediting, berikut adalah delapan pola asuh orang tua yang dapat mendidik anak menjadi tidak bahagia, lengkap dengan penjelasan psikologisnya.

1. Mengabaikan Kebutuhan Emosional Anak

Kebutuhan emosional anak sering kali dianggap remeh oleh sebagian orang tua. 

Mereka lebih fokus pada kebutuhan fisik, seperti makan, pakaian, atau pendidikan, tetapi melupakan aspek emosional.

Anak yang merasa emosinya diabaikan cenderung tumbuh dengan rasa tidak percaya diri. 

Mereka kesulitan mengenali dan mengelola perasaan mereka sendiri, yang dapat menyebabkan gangguan kecemasan atau depresi.

Orang tua perlu lebih peka terhadap perasaan anak. Mendengarkan mereka dengan penuh perhatian dan memberikan dukungan emosional adalah langkah awal untuk memenuhi kebutuhan ini.

2. Harapan yang Tidak Masuk Akal

Beberapa orang tua menetapkan standar yang terlalu tinggi bagi anak mereka. 

Mereka mungkin berharap anak selalu mendapatkan nilai sempurna atau menjadi yang terbaik dalam segala hal.

Anak yang terus-menerus ditekan untuk memenuhi harapan ini dapat merasa stres dan tidak pernah cukup baik. 

Perasaan ini dapat menimbulkan rasa takut gagal yang mendalam.

Orang tua sebaiknya menetapkan harapan yang realistis sesuai dengan kemampuan anak. 

Dorong mereka untuk mencoba yang terbaik, tetapi berikan apresiasi atas usaha mereka, bukan hanya hasilnya.

3. Kurangnya Kasih Sayang

Kasih sayang adalah fondasi hubungan yang sehat antara orang tua dan anak. 

Ketika kasih sayang tidak ditunjukkan, anak merasa tidak dicintai dan tidak dihargai.

Anak yang tumbuh tanpa kasih sayang cenderung mengalami kesulitan dalam membangun hubungan dekat dengan orang lain. Mereka mungkin merasa kesepian dan tidak berharga.

Tunjukkan kasih sayang dengan cara sederhana, seperti pelukan, pujian, atau ucapan terima kasih. Hal-hal kecil ini dapat membuat anak merasa dicintai dan dihargai.

4. Perilaku yang Terlalu Kritis

Orang tua yang sering mengkritik anak tanpa memberikan umpan balik yang konstruktif dapat merusak harga diri mereka.

Anak yang terus-menerus dikritik tumbuh dengan rasa takut akan penolakan dan kegagalan. Mereka mungkin mengembangkan pola pikir negatif tentang diri mereka sendiri.

Berikan kritik yang membangun dan seimbang dengan pujian. Fokus pada apa yang bisa diperbaiki, bukan hanya kesalahan yang dibuat.

5. Disiplin yang Tidak Konsisten

Ketidakpastian dalam aturan atau hukuman dapat membingungkan anak. Mereka tidak tahu apa yang diharapkan dari mereka dan merasa tidak aman.

Anak-anak yang tumbuh dengan pola disiplin yang tidak konsisten cenderung menjadi pemberontak atau sulit mematuhi aturan. 

Mereka mungkin juga kesulitan memahami konsekuensi dari tindakan mereka.

Tetapkan aturan yang jelas dan konsisten. Pastikan hukuman dan penghargaan diberikan dengan adil dan sesuai dengan tindakan anak.

6. Terlalu Protektif

Orang tua yang terlalu protektif cenderung membatasi kebebasan anak untuk mengeksplorasi dunia dan mengambil risiko.

Anak-anak ini tumbuh menjadi individu yang kurang percaya diri dan tidak mandiri. Mereka takut menghadapi tantangan dan sering kali bergantung pada orang lain.

Berikan anak kesempatan untuk belajar dari kesalahan mereka. Pastikan mereka merasa aman, tetapi jangan terlalu membatasi kebebasan mereka.

7. Kurangnya Komunikasi Terbuka

Komunikasi adalah kunci hubungan yang sehat. Ketika komunikasi tidak terbuka, anak merasa tidak memiliki tempat untuk berbagi perasaan atau pikiran mereka.

Anak yang kurang komunikasi dengan orang tua cenderung menarik diri atau mencari perhatian di tempat lain, yang bisa berujung pada perilaku negatif.

Luangkan waktu untuk berbicara dengan anak setiap hari. Tanyakan tentang hari mereka dan dengarkan dengan penuh perhatian tanpa menghakimi.

8. Tidak Adanya Panutan yang Positif

Orang tua adalah role model pertama bagi anak. Jika orang tua tidak memberikan contoh yang baik, anak cenderung meniru perilaku negatif mereka.

Anak-anak ini mungkin tumbuh tanpa nilai-nilai moral yang kuat atau kesulitan membedakan yang benar dan salah.

Tunjukkan perilaku yang ingin Anda tanamkan pada anak. Jadilah panutan yang baik dalam hal kejujuran, kerja keras, dan empati.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #menurut #psikologi #pola #asuh #masih #sering #diterpkan #oleh #kebanyakan #orang #padahal #bikin #anak #tumbuh #tidak #bahagia

KOMENTAR