7 Cara Mendeteksi Kebohongan Seseorang Melalui Bahasa Tubuh, Salah Satunya dengan Memperhatikan Mata
Ilustrasi mendeteksi kebohongan melalui bahasa tubuh. (freepik)
13:54
21 Januari 2025

7 Cara Mendeteksi Kebohongan Seseorang Melalui Bahasa Tubuh, Salah Satunya dengan Memperhatikan Mata

- Salah satu aspek paling menarik dari perjalanan ini adalah belajar membedakan kebenaran dari kepalsuan. Meskipun kata-kata sering kali dapat menutupi kebenaran, tubuh kita jarang berbohong.

Isyarat non-verbal kita, seperti perubahan postur tubuh yang halus, ekspresi wajah yang cepat, atau mengutak-atik pena dengan perasaan cemas, sering kali mengungkapkan lebih dari sekadar kalimat yang halus.

Memahami sinyal-sinyal ini dapat menjadi alat yang ampuh, yang memungkinkan kita mendeteksi penipuan dan memperoleh wawasan mengenai niat sebenarnya orang lain.

Dilansir JawaPos.com dari laman Hack Spirit, Selasa (21/1), berikut tujuh cara yang dapat Anda lakukan untuk membaca bahasa tubuh seseorang untuk mengetahui apakah mereka mungkin menyembunyikan kebenaran.

1. Perhatikan mata

Mata kita sering disebut sebagai jendela jiwa, dan ada alasannya. Mata dapat mengungkapkan banyak hal tentang apa yang terjadi di dalam pikiran kita. Dalam bidang deteksi penipuan, mata memegang peranan penting.

Penelitian menunjukkan bahwa ketika orang berbohong, mereka cenderung menghindari kontak mata atau berkedip lebih sering. Ada rasa tidak nyaman yang muncul saat kita harus menjaga kontak mata saat tidak jujur.

Seolah-olah alam bawah sadar kita mencoba melindungi kita dari rasa bersalah atau takut ketahuan. Demikian pula, peningkatan frekuensi berkedip dapat mengindikasikan stres dan kecemasan, yang sering dikaitkan dengan kebohongan.

Namun, ingatlah bahwa ini hanyalah indikator dan bukan bukti pasti adanya penipuan. Mungkin ada alasan lain mengapa seseorang menghindari kontak mata atau berkedip cepat, seperti kegugupan atau kondisi medis tertentu.

Kuncinya adalah mengamati isyarat-isyarat ini dalam konteks dan dalam hubungannya dengan tanda-tanda lainnya. Hanya dengan begitu Anda dapat mulai menarik kesimpulan tentang apakah seseorang mungkin berbohong.

2. Perhatikan mikro ekspresi

Ekspresi mikro adalah ekspresi wajah yang muncul secara tiba-tiba dan tidak disengaja sebagai respons terhadap rangsangan emosional. Ekspresi mikro muncul di wajah seseorang selama sepersekian detik, sering kali tanpa disadari oleh orang tersebut.

Ketika seseorang berbohong, ekspresi wajah mereka mungkin tidak sesuai dengan emosi yang disampaikan oleh kata-katanya. Misalnya, seseorang yang mengaku bahagia mungkin sebentar menunjukkan seringai atau cemberut, tanda ketidakpuasan atau ketidaknyamanan yang terpendam.

3. Perhatikan bahasa tubuh

Alat lain yang ampuh untuk mendeteksi penipuan adalah mengamati bahasa tubuh seseorang. Sering dikatakan bahwa tindakan lebih bermakna daripada kata-kata, dan ini khususnya berlaku untuk mendeteksi kebohongan.

Ketika seseorang berbohong, mereka mungkin tanpa sengaja menunjukkan isyarat fisik tertentu. Ini dapat mencakup gelisah, lebih sering menyentuh wajah, menyilangkan lengan, atau bergerak tidak nyaman.

Tanda-tanda ini dapat menunjukkan bahwa mereka tidak nyaman dengan narasi palsu yang mereka buat. Perilaku ini juga bisa menjadi tanda-tanda kegugupan atau ketidaknyamanan yang tidak terkait dengan kebohongan. Penting untuk mempertimbangkan situasi secara keseluruhan.

4. Dengarkan nada suaranya

Ketika seseorang berbohong, nada suaranya dapat mengalami perubahan kecil. Mereka mungkin berbicara lebih pelan atau lebih cepat, atau suaranya bahkan mungkin pecah karena tekanan untuk terus berbohong.

Ini bukan tentang menangkap seseorang dalam kebohongan, tetapi tentang memahami emosi dan motivasi yang mendasarinya. Ingatlah, setiap orang pernah berbohong di suatu waktu dalam hidup.

Kita melakukannya karena berbagai alasan, untuk menghindari menyakiti perasaan seseorang, untuk melindungi diri sendiri, atau terkadang bahkan untuk menyenangkan orang lain.

5. Temukan ketidakkonsistenannya

Salah satu tantangan dalam berbohong adalah mempertahankan narasi yang konsisten. Ketika seseorang tidak jujur, ceritanya dapat berubah atau berkembang seiring waktu, yang menunjukkan ketidakkonsistenan yang dapat menjadi tanda penipuan.

Namun, meskipun menemukan ketidaksesuaian ini dapat berguna dalam mendeteksi kebohongan, penting untuk mendekatinya dengan empati. Orang mungkin memiliki berbagai alasan untuk ketidakkonsistenan mereka, bisa jadi karena stres, kebingungan, atau lupa ingatan, belum tentu karena tipuan.

6. Keheningan bisa menjadi sebuah pengungkapan

Diam dapat memberikan wawasan berharga saat mencoba mendeteksi ketidakjujuran. Ketika seseorang berbohong, mereka mungkin sering berhenti sejenak saat mencoba mengarang atau mengingat detail.

Jeda ini bisa lebih lama dari biasanya, yang menjadi momen berharga bagi mereka untuk mengumpulkan pikiran dan mempertahankan narasi palsu mereka. Namun, penting untuk tidak terburu-buru mengambil kesimpulan.

Sama seperti kata-kata yang bisa menipu, begitu pula keheningan. Orang mungkin berhenti sejenak karena berbagai alasan, untuk memproses pikiran mereka, karena gugup, atau hanya karena gaya bicara mereka.

7. Memahami perilaku dasar mereka

Untuk menafsirkan bahasa tubuh atau isyarat verbal seseorang secara akurat, penting untuk memahami perilaku dasar mereka. Ini berarti mengamati bagaimana mereka biasanya bertindak saat mereka merasa nyaman dan jujur.

Setiap penyimpangan signifikan dari norma ini dapat mengindikasikan adanya penipuan. Misalnya, jika seseorang biasanya bersemangat dan ekspresif tetapi menjadi sangat kaku dan terkendali, ini bisa menjadi tanda penipuan.

Demikian pula, orang yang biasanya pendiam mungkin menjadi terlalu banyak bicara saat ia mencoba menutupi kebohongan. Namun, seperti halnya semua isyarat lainnya, penting untuk tidak langsung mengambil kesimpulan berdasarkan penyimpangan ini saja.

Orang dapat berperilaku berbeda karena berbagai alasan, stres, kelelahan, atau bahkan perubahan lingkungan. Dengan berfokus pada pemahaman daripada penghakiman, kita dapat membantu membangun dunia di mana komunikasi didasarkan pada rasa hormat, empati, dan keaslian.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #cara #mendeteksi #kebohongan #seseorang #melalui #bahasa #tubuh #salah #satunya #dengan #memperhatikan #mata

KOMENTAR