Ingin Disukai Lebih Banyak Orang? Mulailah untuk Meninggalkan 8 Kebiasaan Sehari-hari Ini
Menjadi orang yang disenangi sering kali terasa seperti tugas yang sangat berat.
Anda mencoba bersikap ramah, Anda berupaya membantu, tetapi entah mengapa, Anda tidak cocok dengan orang tertentu.
Dan itu tidak selalu tentang gerakan besar atau perombakan kepribadian besar-besaran.
Terkadang, kebiasaan-kebiasaan kecil yang mengganggu dan tidak kita sadari itulah yang dapat menjadi hambatan terbesar.
Dilansir dari geediting.com, Senin (20/1), berikut cara mengenali perilaku halus yang mungkin menghalangi Anda untuk cocok dengan seseorang sejak awal.
Ini adalah panduan Anda untuk memahami kebiasaan yang perlu Anda tinggalkan jika Anda ingin segera mendapatkan sisi baik seseorang.
1. Mendominasi percakapan
Membangun hubungan baik dengan seseorang secara langsung memerlukan keseimbangan yang baik dalam percakapan.
Kita semua ada kalanya kita terbawa suasana, terutama saat kita sedang bersemangat terhadap sesuatu.
Tetapi beginilah masalahnya: percakapan adalah jalan dua arah.
Jika Anda selalu menjadi orang yang berbicara, dan tidak memberi ruang bagi orang lain untuk mengutarakan pikirannya, hal itu dapat menimbulkan kesan tidak menyenangkan.
Bukan hanya tentang apa yang Anda katakan, tetapi seberapa besar Anda bersedia mendengarkannya.
Untuk mendapatkan sisi baik seseorang sejak awal, belajarlah untuk mundur selangkah dan beri mereka kesempatan berbicara.
Ini bukan tentang membungkam diri sendiri; ini tentang menciptakan lingkungan di mana kedua belah pihak merasa didengarkan dan dihargai.
Lepaskan kebiasaan mendominasi percakapan jika Anda ingin cepat memberikan kesan positif.
2. Tidak menunjukkan minat yang tulus
Sekarang, setelah Anda menguasai seni untuk tidak mendominasi percakapan, ada kebiasaan lain yang harus diatasi, yakni tidak menunjukkan minat yang tulus pada orang lain.
Orang-orang dapat mengetahui bila Anda benar-benar tertarik pada mereka, dan ini membantu membangun hubungan hampir secara instan.
Berikut kebiasaan berikutnya yang harus dihilangkan, berpura-pura tertarik atau tidak menunjukkan minat sama sekali. Keterlibatan yang sesungguhnya adalah kuncinya.
3. Mengabaikan kekuatan positif
Willie Nelson pernah berkata, “Begitu Anda mengganti pikiran negatif dengan pikiran positif, Anda akan mulai memperoleh hasil positif.”
Kutipan ini selalu beresonansi dengan saya, terutama ketika memikirkan tentang bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain.
Sikap kita dapat membuat atau menghancurkan suatu hubungan yang sedang berkembang.
Bila Anda terus-menerus berfokus pada hal-hal negatif, mengeluh atau mengkritik, hal itu dapat membuat orang lain enggan berada di dekat Anda.
Faktanya, sikap positif itu menular. Orang-orang secara alami tertarik pada mereka yang positif dan ceria.
Sekalipun Anda tidak merasa 100% ceria, sekadar berfokus pada aspek positif dari suatu percakapan atau situasi dapat memberi dampak signifikan pada cara orang lain menilai Anda.
Jika Anda ingin segera mendapatkan sisi baik seseorang, sekarang waktunya mengucapkan selamat tinggal pada sikap negatif yang terus-menerus dan merangkul pandangan yang lebih positif.
4. Mengabaikan keajaiban dari gerakan-gerakan kecil
Dalam dunia psikologi sosial, ada konsep yang disebut 'Efek Ben Franklin'.
Ini berdasarkan ide sederhana: jika Anda ingin seseorang menyukai Anda, mintalah mereka untuk membantu Anda.
Kedengarannya berlawanan dengan intuisi, bukan? Ya, hal itu didukung oleh penelitian.
Ketika seseorang berbuat baik kepada Anda, otak mereka akan berpikir bahwa mereka pasti cukup menyukai Anda sehingga mau menolong Anda.
Ucapan sederhana 'terima kasih', mengingat nama seseorang, atau menunjukkan penghargaan atas bantuan mereka dapat sangat membantu dalam meningkatkan rasa sayang terhadap Anda.
Jika Anda ingin segera mendapatkan sisi baik seseorang, jangan meremehkan kekuatan tindakan kecil namun bermakna ini.
5. Mengabaikan pentingnya bahasa tubuh
Kita telah membicarakan percakapan dan sikap, tetapi ada aspek penting lain yang perlu dipertimbangkan, bahasa tubuh.
Bahkan saat kita tidak mengucapkan sepatah kata pun, kita sedang berkomunikasi. Sikap kita, ekspresi wajah kita, bahkan cara kita menggunakan tangan saat berbicara, semuanya mengirimkan pesan.
Dan ini bukan hanya tentang bagaimana Anda menampilkan diri. Memperhatikan bahasa tubuh orang lain juga dapat mengubah keadaan.
Misalnya, jika seseorang menyilangkan lengannya selama percakapan, mereka mungkin merasa defensif atau tidak nyaman. Menyesuaikan pendekatan Anda dapat membantu membuat mereka merasa nyaman.
Di sisi lain, menjaga kontak mata dan mengangguk ketika seseorang berbicara dapat menunjukkan bahwa Anda terlibat dan tertarik dengan apa yang mereka katakan.
6. Lupa menjadi diri sendiri
Kami telah membahas banyak hal tentang kebiasaan yang harus dihilangkan jika Anda ingin cepat disukai seseorang.
Tetapi ada satu hal lagi yang penting untuk diingat, keaslian.
Di tengah semua kiat dan teknik ini, mudah untuk melupakan hal yang paling penting, menjadi diri sendiri.
Orang-orang dapat merasakan saat Anda berusaha terlalu keras atau menjadi seseorang yang bukan diri Anda, dan hal itu dapat membuat mereka merasa tidak nyaman.
Meskipun penting untuk memperhatikan tindakan dan perilaku kita, sama pentingnya untuk tetap setia pada jati diri kita.
7. Mengabaikan nilai kesabaran
Anda telah menguasai seni percakapan, mulai menunjukkan minat yang tulus, merangkul hal-hal positif, menghargai gerakan-gerakan kecil, memperhatikan bahasa tubuh, dan tetap setia pada diri sendiri.
Namun masih ada satu bagian lagi dari teka-teki itu, kesabaran. Dalam dunia yang serba cepat ini, kita sering menginginkan hasil yang cepat.
Kita ingin segera memenangkan hati orang lain, tetapi membangun hubungan yang bermakna butuh waktu.
Mengharapkan koneksi instan dapat menimbulkan kekecewaan dan bahkan dapat menjauhkan orang.
Penting untuk dipahami bahwa setiap orang berbeda. Sebagian orang mungkin cepat akrab dengan Anda, sementara sebagian lainnya mungkin butuh waktu lebih lama.
8. Mengabaikan empati
Kita telah membicarakan banyak kebiasaan dan perilaku, tetapi ada satu yang menonjol sebagai yang paling penting, yakni empati.
Memahami dan berbagi perasaan orang lain adalah landasan hubungan yang sukses.
Ini bukan hanya tentang menjadi pendengar yang baik atau menunjukkan minat. Ini tentang mampu menempatkan diri Anda pada posisi mereka, melihat perspektif mereka, dan menanggapi dengan kebaikan dan pengertian.
Empati memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang lain pada tingkat yang lebih dalam. Ini menunjukkan bahwa kita menghargai mereka, bahwa kita peduli dengan pengalaman dan perasaan mereka.
Dan pada gilirannya, hal itu membuat kita lebih disenangi, lebih mudah didekati, lebih... ya, manusiawi. Jadikan empati sebagai kekuatan super Anda. Ini bukan sekadar kebiasaan, ini adalah cara hidup.
***
Tag: #ingin #disukai #lebih #banyak #orang #mulailah #untuk #meninggalkan #kebiasaan #sehari #hari