Dilakukan Zaskia Sungkar pada Bayi Adopsinya, Ini 5 Fakta ASI Induksi
Pasangan Zaskia Sungkar dan Irwansyah dikabarkan mengadopsi anak perempuan setelah memiliki anak pertama mereka, Muhammad Ukkasya pada 2021.
Meski mengadopsi bayi tersebut, Zaskia diketahui tetap berupaya memberikan Air Susu Ibu (ASI).
Melalui postingan Instagram Story Zaskia pada Rabu (15/1/2025). Ia menuliskan bahwa sedang menjalani program laktasi dibantu dengan Dokter Tiwi selaku dokter anak.
"Bismillah dibantu dokter @drtiwi. Program laktasi. Pesen dokter jalani dengan ikhlas, santai, happy gak boleh stress dan dan banyak berdoa. ASI mulai keluar perlahan. Doain ya," tulisnya dalam unggahannya di Insta Story tersebut.
Lalu, apa yang dimaksud ASI Induksi? Berikut ulasan singkatnya.
Fakta ASI induksi
1. Bisa diberikan tanpa melalui kehamilan
Merujuk situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ASI bisa diberikan tanpa melalui kehamilan dengan cara induksi laktasi.
Hal ini terjadi karena melibatkan unsur hormonal di dalam tubuh manusia dengan cara stimulasi pada payudara, baik itu oleh hisapan bayi ataupun kegiatan memerah ASI.
Dengan demikian, walaupun seorang perempuan tidak mampu untuk hamil dan melahirkan, ia tetap dapat memproduksi ASI.
Alasannya, ASI tidak diproduksi dari hormon yang berhubungan dengan proses reproduksi melainkan dari bagian otak yang bernama hipofisis.
Hisapan bayi akan mengirim sinyal ke otak ibu untuk mempengaruhi bagian otak yang disebut hipofisis.
Hipofisis bagian depan akan mengeluarkan hormon prolaktin yang akan masuk ke dalam aliran darah dan menimbulkan refleks prolaktin yang berperan dalam produksi ASI.
Hipofisis bagian belakang akan mengeluarkan hormon oksitosin yang akan masuk ke dalam aliran darah dan menimbulkan refleks oksitosin untuk kontraksi otot yang ada di sekeliling saluran ASI, sehingga ASI yang sudah diproduksi akan dapat dikeluarkan.
2. Kandungan ASI sama baiknya
Meskipun ASI keluar melalui induksi laktasi tanpa proses kehamilan, tetapi kandungan gizinya sama.
Masih melalui situs IDAI, kandungan ASI pada wanita yang melakukan relaktasi ataupun induksi laktasi tidak berbeda dibandingkan dengan wanita yang menyusui sejak kelahiran bayinya.
Kleinman dkk menemukan bahwa kolostrum tidak pernah diproduksi oleh wanita yang tidak pernah hamil, walaupun demikian jumlah total protein dan imunoglobulin adalah sama pada hari kelima induksi.
3. ASI induksi keluar dalam rentang waktu berbeda
Melansir IDAI, waktu yang dibutuhkan untuk ASI mulai berproduksi berbeda-beda pada perempuan.
Umumnya, produksi ASI muncul setelah satu sampai enam minggu kemudian dan bahkan rata-rata dalam empat minggu.
Namun dalam beberapa kasus, ditemukan ASI induksi bisa keluar antara dua hingga enam hari, di mana relaktasi sebagian tercapai dalam empat hingga 28 hari dan relaktasi penuh tercapai antara tujuh hingga 60 hari.
4. ASI induksi lebih mudah pada bayi usia tertentu
Merujuk pada buku Indonesia Menyusui yang diprakarsai oleh IDAI, usia bayi juga mempengaruhi keberhasilan induksi laktasi.
Seorang perempuan akan lebih mungkin berhasil relaktasi maupun induksi laktasi pada bayi yang usianya baru lahir sampai bayi berusia kurang dari delapan minggu.
Hal itu karena isapan bayi yang masih kuat dan keingan menyusu bayi yang masih besar.
5. ASI induksi berhasil jika rutin menyusui bayi
IDAI juga menyarankan perempuan yang akan mengadopsi bayi dan melakukan ASI induksi untuk rutin memijat payudara dan memerah setiap tiga jam, serta satu kali pada malam hari selama 10-15 menit setiap kali dalam 3-6 bulan sebelum bayi datang.
Selain menggunakan tangan, pemerahan ASI juga dapat dilakukan dengan menggunakan dua pompa listrik pada kedua payudara.
Tag: #dilakukan #zaskia #sungkar #pada #bayi #adopsinya #fakta #induksi