Mengenal Megaproyek Giant Sea Wall: Dulu Ditolak Anies, Kini Digarap Prabowo
Giant Sea Wall Jakarta - Mengenal Megaproyek Giant Sea Wall: Dulu Ditolak Anies, Kini Digarap Prabowo (Antara/Galih Pradipta)
14:18
12 Januari 2024

Mengenal Megaproyek Giant Sea Wall: Dulu Ditolak Anies, Kini Digarap Prabowo

Pemerintah kembali menyampaikan komitmennya untuk membangun mega proyek giant sea wall. Hal ini dilakukan guna menyelamatkan pesisir utara Pulau Jawa dari sebuah ancaman tenggelam lantaran kenaikan air laut. Mari mengenal mega proyek giant sea wall dalam ulasan artikel berikut. 

Seperti yang diketahui gagasan pembangunan mega proyek giant sea wall atau tanggul laut dalam sekala besar itu sebelumnya gencar disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Orang nomor satu di Indonesia itu menyebut jika pembangunan tanggul laut ini harus segera dirampungkan guna mengatasi banjir yang terjadi di Pulau Jawa khususnya wilayah Ibu Kota Jakarta. 

Meski demikian, Anies Baswedan ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta di tahun 2018 menolak wacana pembangunan Giant Sewa Wall di lahan ibu kota. Ia mengaku khawatir megaproyek tersebut justru akan berakhir menjadi kobokan raksasa.

"Berbagai negara yang membangun tanggul seluas itu juga menjadi kobokan raksasa. Air tidak mengalir ke laut lepas tapi tertutup oleh tanggul raksasa dilepas pantai di situ letak masalah utamanya," kata Anies saat ditemui di Balai Kota Jakarta Pusat, Jumat (28/9/2018).

Lima tahun berlalu, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto kembali menghidupkan rencana pembangunan Giant Sea Wall. Ia gmenegaskan akan mendorong berbagai pihak untuk melanjutkan pembangunan yang sempat tertunda tersebut. Diungkapkan oleh Prabowo, rencana pembangunan giant sea wall sendiri telah dibahas sejak beberapa belas tahun yang lalu. 

"Sesungguhnya masalah giant sea wall sudah dibahas beberapa belas tahun lalu. Kita berterima kasih kepada kementerian-kementerian dan lembaga-lembaga yang meneruskan pengkajian tentang gagasan giant sea wall ini," kata Prabowo saat mengisi seminar di Jakarta pada Rabu (10/1/2024) lalu. 

Menurut Prabowo permasalahan giant sea wall menjadi sebuah jawaban pada dampak dari fenomena perubahan iklim, seperti abrasi, kenaikan permukaan laut, hingga hilangnya lahan-lahan yang menyebabkan kualitas hidup sebagian dari masyarakat menjadi tidak stabil. 

Hal yang sama juga diungkap oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga menyebut jika kerugian negara akibat banjir tahunan di Jakarta bisa mencapai Rp 2,1 triliun per tahun. Lebih lanjut, ia menyebut, bahwa kerugian itu bisa terus meningkat setiap tahunnya hingga menyentuh angka Rp 10 triliun per tahun dalam 10 tahun yang akan datang. 

Untuk melanjutkan pembangunan mega proyek ini, Airlangga menyebut dibagi menjadi tiga fase yang akan menelan anggaran hingga sebesar Rp164,1 triliun hanya untuk pembanguan dua fasenya. Sementara, fase sisanya belum diketahui secara pasti berapa total anggaran yang alan dibutuhkan.  

“Total cost (Rp164,1 Triliun) yang diperlukan untuk pantura, hanya untuk bendungnya, banyak proyek yang bisa kita kembangkan dari sini,” ungkapnya dalam Seminar Nasional Strategi Perlindunan Kawasan Pulau Jawa Melalui Pembangunan Tanggul Pantai Dan Tanggul Laut, di Grand Ballroom Kempinski, Rabu (10/1/2024). 

Melalui kajian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Airlangga mengatakan bahwa untuk pembangunan tanggul pada fase A, pembangunannya terdiri dari tanggul pantai dan sungai dengan panjang sekitar 120 km yang dibangun sampai dengan tahun 2030 mendatang. 

Mengenal Mega Proyek Giant Sea Wall 

Giant Sea Wall Jakarta merupakan mega proyek yang menjadi bagian pengembangan pesisir raksasa di kawasan Jakarta. Proyek raksasa tersebut terdiri dari konstruksi dinding yang akan dibangun di sepanjang pantai, bangunan penampung air, dan juga reklamasi lahan. 

Pembangunan Giant Sea Wall di Teluk Jakarta ini menjadi program pembangunan pemerintah Jokowi yang diluncurkan sejak 2010. Pada awalnya, giant sea wall bertujuan untuk pengendalian banjir, akan tetapi fungsinya kemudian berkembang ke beberapa sektor untuk pembangunan ekonomi daerah. 

Walaupun tujuan pembangunannya semakin meluas, namun pembangunan tanggul raksasa ini sendiri tetap berorientasi terhadap pengendalian banjir yang disebabkan lantaran sebagian besar wilayah DKI Jakarta berada di bawah permukaan laut. Penurunan terhadap permukaan laut sendiri terjadi karena disebabkan oleh pengambilan air di bawah tanah secara berlebihan. 

Pemerintah sebelumnya juga sudah melakukan studi kelayakan untuk membangun tanggul raksasa itu. Proyek ini kemudian dikenal dengan sebutan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) master plan atau Giant Sea Wall Jakarta yang kemudian dirancang oleh arsitektur firma Kuiper Compagnons dari Rotterdam berkolaborasi dengan Indonesia dan juha konsorsium dari sejumlah perusahaan Belanda (Witteveen+Bosa dan Grontmij). 

Melansir dari laman resmj utara.jakarta.go.id, pembangunan tanggul raksasa di pesisir teluk Jakarta dibagi menjafi tiga tahap dengan biaya sebesar Rp400 sampai Rp500 triliun. Adapun ketiga tahap ini adalah sebagai berikut. 

• Tahap pertama: Membangun tanggul pantai dan sungai, kemudiam melakukan pembentukan garis pantai yang bertujuan untuk melindungi masyarakat serta aset yang ada di sekitarnya. 

• Tahap kedua: Pembangunan tanggul laut di sisi barat, pembangunan infrastruktur, kolam air tawar, reklamasi, konektifitas dan membangun sekaligus memperbaiki dari kerusakan lingkungan. 

• Tahap ketiga: Pembangunan tanggul laut di sisi timur, membangun zona ekonomi untuk pelabuhan, melanjutkan jaring konektifitas, membangun lingkungan yang baru, serta menyediakan pengelolaan terhadap limbah padat. 

Demikianlah ulasan terkait mengenal mega proyek giant sea wall. Semoga bermanfaat! 

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

Editor: Chyntia Sami Bhayangkara

Tag:  #mengenal #megaproyek #giant #wall #dulu #ditolak #anies #kini #digarap #prabowo

KOMENTAR