3 Jenis Operasi Plastik Hidung, dari Silikon hingga Tulang Rawan

– Rhinoplasty (operasi plastik hidung) tak selalu dilakukan dengan metode yang sama.

Pakar Aesthetic Surgery sekaligus Clinical Director Natasha Regenerative Medicine, dr. Alexander Akbar Wiratama Perkasa Hendropriyono, M.Ked.Klin., Sp.B.P.R.E membagikan berbagai jenis rhinoplasty yang akan disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Simak penjelasannya.

Jenis operasi plastik hidung

1. Rhinoplasty dengan implan silikon

Metode ini biasanya menjadi pilihan bagi pasien yang menginginkan perubahan bentuk hidung yang relatif cepat dengan tindakan yang tidak terlalu kompleks.

Nantinya, dokter akan memasukan silikon untuk mempertegas tulang hidung agar terlihat lebih mancung.

“Jenis rhinoplasty yang paling simpel yaitu menggunakan implan silikon, besar kecilnya akan menyesuaikan kebutuhan,” ujar Alex dalam peluncuran Natasha Luxe: One-Stop Destination di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

2. Hybrid rhinoplasty

Dok. Freepik/Freepik Terdapat beberapa jenis rhinoplasty (bedah plastik hidung), dari yang pakai silikon sampai hybrid.

Jenis rhinoplasty lainnya yaitu prosedur hybrid yang menggabungkan dua bahan sekaligus.

“Selain menggunakan silikon, kami sebutnya hybrid rhinoplasty. Artinya, mengkombinasikan implan dengan tulang rawan, baik itu dari tulang rawan telinga maupun iga,” jelasnya.

Prosedur hybrid dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan anatomi dan memberikan hasil akhir yang lebih natural dan stabil.

3. Rhinoplasty dengan tulang rawan murni

Jika pasien menginginkan opsi yang lebih alami atau memiliki indikasi medis tertentu maka pilihan selanjutnya adalah menggunakan tulang rawan sepenuhnya.

Dokter akan mengambil sedikit tulang rawan pasien untuk menambah kesan mancung pada tulang hidung.

“Kemudian, ada murni tulang rawan. Biasanya kami akan mengkombinasikan tulang iga dan telinga,” kata dia.

Operasi plastik hidung mana yang lebih baik?

Alex menegaskan, tidak ada satu metode terbaik untuk semua orang.

Sebaliknya, pilihan metode harus diputuskan melalui konsultasi dan pemeriksaan menyeluruh.

“Tidak ada yang lebih baik, semuanya tergantung kebutuhan pasien sehingga tidak disarankan pasien tiba-tiba datang ingin jenis yang mana karena perlu pemeriksaan menyeluruh dan konsultasi dulu,” jelasnya.