



BRIN Kembangkan Sistem AI untuk Diagnosis Malaria, Tingkatkan Akurasi Pemberantasan Penyakit
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah menggandeng kecerdasan buatan (AI) dalam pengembangan sistem diagnosis malaria yang bertujuan untuk mempercepat deteksi dan meningkatkan akurasi diagnosis penyakit tersebut di Indonesia.
Teknologi ini memanfaatkan data dari berbagai daerah di Tanah Air untuk mengidentifikasi berbagai spesies parasit malaria yang ada.
Kepala Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN, Anto Satriyo Nugroho, menjelaskan bahwa data yang digunakan untuk mengembangkan sistem ini mencakup sampel darah dari seluruh penjuru Indonesia.
Hal ini memungkinkan sistem AI untuk mengenali ragam spesies parasit malaria yang dapat ditemukan di berbagai wilayah.
"Uniknya, pengembangan sistem ini memanfaatkan ekstraksi fitur morfo-geometris yang memungkinkan AI untuk mengidentifikasi karakteristik ukuran dan bentuk sel darah yang terinfeksi," ungkap Anto, seperti ditulis oleh Antara pada Kamis (10/4/2025).
Sistem canggih yang sedang dikembangkan ini dapat secara otomatis menganalisis sediaan darah tipis dan tebal untuk menentukan status infeksi malaria pada pasien.
Pendekatan ini diharapkan dapat membantu tenaga medis untuk memberikan diagnosis yang lebih cepat dan akurat, terutama di daerah yang sulit mengakses fasilitas kesehatan yang memadai.
Anto juga menyebutkan adanya tantangan dalam pengembangan sistem ini, terutama terkait perubahan morfologi parasit malaria sepanjang siklus hidupnya.
Meskipun demikian, BRIN tetap optimis bahwa AI akan menjadi alat yang sangat efektif dalam mendukung upaya pemberantasan malaria.
"Kami di BRIN sangat optimistis bahwa penelitian dan pengembangan AI yang berkelanjutan akan mampu menciptakan alat diagnosis yang sangat penting dan berkontribusi signifikan dalam upaya pemberantasan malaria di Indonesia" tambahnya.
Lebih jauh, Anto menegaskan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam mempercepat pengembangan AI di Indonesia.
BRIN mendorong kerjasama antara peneliti, industri, dan pemerintah agar teknologi yang dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan lokal dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Pengembangan AI berbasis data lokal sangat penting. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan akurasi aplikasi AI, sesuai dengan kebutuhan dan konteks Indonesia.
Inovasi oleh BRIN ini dipercaya bahwa AI akan bekerja sama dengan manusia, bukan menggantikannya.
Anto juga menekankan bahwa kolaborasi merupakan kunci untuk suksesnya riset dan pengembangan AI di Indonesia.
Dengan memanfaatkan data lokal dan keahlian sumber daya manusia yang kompeten, teknologi yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan solusi canggih yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.
"Kolaborasi adalah kunci keberhasilan riset AI di Indonesia. Dengan memanfaatkan data lokal dan sumber daya manusia yang kompeten, kita dapat menciptakan teknologi yang tidak hanya canggih tetapi juga sesuai dengan konteks Indonesia," pungkasnya.
Dengan pengembangan sistem diagnosis malaria berbasis AI, BRIN berharap dapat membantu mempercepat proses pemberantasan malaria, meningkatkan kesehatan masyarakat, dan mengurangi angka penderita di Indonesia.
Tag: #brin #kembangkan #sistem #untuk #diagnosis #malaria #tingkatkan #akurasi #pemberantasan #penyakit