



15 Tanda-tanda Pasangan Red Flag yang Harus Diwaspadai!
– Dalam menjalani hubungan, perlu mengenali tanda-tanda yang menunjukkan apakah hubungan tersebut sehat atau justru membawa kita ke arah yang salah.
Red flag atau tanda peringatan dalam hubungan sering kali muncul secara halus, namun dampaknya bisa besar jika diabaikan.
Oleh karenanya, sangat penting untuk memahami berbagai red flag yang umumnya terjadi dan perlu diwaspadai agar kamu tidak terjebak di hubungan yang toxic.
Tanda-tanda Pasangan Red Flag
Berikut 15 tanda pasangan red flag yang perlu kamu waspadai sejak dini, seperti dilansir dari Best Life, Minggu (6/4/2025).
1. Selalu menyalahkan mantan
Jika pasangan kamu sering membicarakan mantan dengan nada negatif dan selalu merasa menjadi korban, ini bisa menjadi tanda bahwa ia belum belajar dari hubungan sebelumnya.
Orang yang terus menyalahkan mantan kemungkinan besar akan melakukan hal yang sama jika hubungan kalian mengalami masalah di kemudian hari.
“Ini bisa menunjukkan bahwa mereka tidak mampu merefleksikan kesalahan pribadi dan cenderung melempar tanggung jawab,” jelas terapis pernikahan dan keluarga Marisa T. Cohen, PhD.
2. Tidak memiliki teman dekat
Hubungan sosial yang sehat adalah cerminan dari keterampilan interpersonal seseorang.
Konselor profesional berlisensi Jessica Harrison menjelaskan, ketika seseorang benar-benar tidak memiliki teman dekat, bisa jadi ia memiliki pola hubungan yang tidak sehat, termasuk dalam hubungan percintaan.
“Jika seseorang tidak memiliki pertemanan jangka panjang, ini menunjukkan minimnya komitmen dalam menjaga hubungan,” jelasnya.
3. Terlalu cepat menjalin kedekatan
Pasangan baru yang langsung menyatakan cinta, ingin tinggal bersama, atau merencanakan masa depan terlalu cepat patut diwaspadai.
Hal ini bisa jadi hanya fase love bombing di awal hubungan saja.
Perilaku ini sering kali diikuti oleh fase penarikan atau pengendalian, yang membuat kamu merasa bingung dan tidak aman secara emosional.
Maka dari itu, jangan mudah terbuai dan berikan waktu untuk mengenal satu sama lain lebih dalam.
4. Ingin mengubah pasangan
Kritik terhadap gaya berpakaian, hobi, cara bicara, atau bahkan teman-teman kamu, bisa jadi bukan bentuk perhatian, melainkan bentuk kontrol.
Hubungan yang sehat seharusnya tumbuh dari penerimaan, bukan dari tuntutan untuk berubah.
“Orang seperti ini ingin membentuk kamu sesuai ekspektasi mereka, bukan mencintai versi asli kamu,” ujar psikolog Monica Vermani.
5. Visi hubungan yang tidak selaras
Jika satu pihak menginginkan komitmen jangka panjang sementara yang lain ingin bersenang-senang tanpa arah yang jelas, ini bisa memicu kekecewaan.
“Ketidakjelasan tujuan ini seringkali menjadi tanda ketidaksiapan untuk menjalin hubungan serius,” ujar Cohen.
Perbedaan ini bukan soal siapa yang benar atau salah, tetapi tentang kecocokan nilai dan arah hidup.
6. Hubungan terlalu damai dan tidak pernah bertengkar
Kedengarannya positif, tetapi tidak pernah bertengkar bisa jadi tanda ada yang ditahan atau disembunyikan.
Menurut konselor kesehatan mental Nicole Rainey, konflik sehat justru bisa menjadi jalan untuk saling memahami dan bertumbuh bersama.
“Pasangan yang tidak pernah berkonflik mungkin menghindari percakapan sulit, yang seharusnya dibicarakan untuk membangun kedekatan emosional,” tuturnya.
7. Sering meremehkan kamu
Komentar seperti “kamu lebay,” atau “kamu nggak ngerti apa-apa,” adalah bentuk penghinaan yang terselubung.
Ungkapan ini adalah bentuk microaggression yang merusak harga diri pasangan secara perlahan.
Hubungan yang sehat seharusnya saling menguatkan, bukan menjatuhkan secara emosional.
8. Merasa lebih baik saat tidak bersama
Apakah kamu merasa lebih bebas, lebih bahagia, atau lebih hidup saat pasangan tidak ada di sekitar?
Jika ya, ini bukan pertanda baik.
Hubungan yang sehat seharusnya memberi ruang untuk menjadi diri sendiri, bukan membuat kamu merasa tertekan.
Jika kehadiran pasangan justru menjadi beban, ada sesuatu yang perlu dibicarakan atau dievaluasi.
9. Sulit berkomunikasi secara terbuka
Pasangan yang menghindari percakapan serius atau selalu mengganti topik saat kamu ingin bicara jujur bisa memicu kebuntuan emosional.
“Tanpa komunikasi yang jujur, hubungan akan penuh asumsi, kekecewaan, dan salah paham,” ungkap psikolog dan terapis pasangan David Helfand.
Ia menegaskan, komunikasi adalah fondasi utama dari hubungan jangka panjang yang sehat.
10. Menghindari kontak mata
Meskipun terlihat sepele, kontak mata yang minim bisa menunjukkan adanya jarak emosional atau bahkan rasa bersalah yang tersembunyi.
Helfand menambahkan, kontak mata adalah bagian penting dari keintiman dan kepercayaan.
“Ketika kontak mata dihindari, sering kali ada ketidaknyamanan atau ketidakterbukaan dalam hubungan,” ujarnya.
11. Keluarga dan teman tidak menyukai pasangan kamu
Jika orang-orang terdekat kamu memberikan peringatan atau menunjukkan ketidaknyamanan terhadap pasanganmu, jangan langsung menolak pendapat mereka.
Orang luar sering melihat hal-hal yang tak disadari saat sedang jatuh cinta.
Mereka mungkin melihat tanda-tanda yang kamu abaikan karena perasaan.
12. Selalu mengalah
Memahami red flag pasangan adalah salah satu cara keluar dari hubungan toxic.Jika dalam setiap konflik kamu yang selalu harus mengalah demi menjaga perdamaian, ini menunjukkan ketimpangan kekuasaan dalam hubungan.
Kompromi dalam hubungan harus dua arah.
Jika hanya satu pihak yang berkorban, maka itu bukan kompromi, tapi penyerahan diri.
Akhirnya lama-lama kamu bisa kehilangan jati diri.
13. Pasangan tidak suka kamu bersosialisasi
Cemburu yang berlebihan atau rasa curiga saat kamu hangout dengan teman bisa menjadi sinyal kontrol.
“Isolasi sosial adalah strategi umum dalam hubungan yang manipulatif,” kata Cohen.
Pasangan yang sehat seharusnya mendukung kamu memiliki kehidupan sosial yang aktif dan menjalin relasi dengan orang lain.
14. Emosi tidak stabil dan mudah meledak
Suasana hati yang naik turun secara ekstrem tanpa alasan jelas bisa membuat kamu merasa tidak nyaman.
Ledakan emosi yang tak terkontrol menandakan ketidakmatangan emosional dan bisa menciptakan lingkungan yang tidak aman.
Stabilitas emosional adalah kunci kenyamanan dalam hubungan jangka panjang.
15. Kekerasan dalam bentuk apapun
Kekerasan berupa fisik, verbal, maupun emosional, semuanya adalah tanda bahaya besar.
Jika kamu mengalami ini, penting untuk segera mencari bantuan dan keluar dari hubungan tersebut.
“Kekerasan dalam bentuk apapun tidak boleh dianggap sepele. Jangan berharap mereka akan berubah tanpa komitmen nyata dan bantuan profesional,” tegas Cohen.
Jika lebih dari setengah tanda-tanda di atas dimiliki pasanganmu, red alert!