Orang yang Berpikir Kebahagiaan Hanya Berasal dari Uang, Biasanya Memiliki 7 Sifat Ini Kata Psikologi
Ilustrasi banyak uang. (freepik.com)
23:50
25 Februari 2025

Orang yang Berpikir Kebahagiaan Hanya Berasal dari Uang, Biasanya Memiliki 7 Sifat Ini Kata Psikologi

–Setiap orang punya cara sendiri dalam mendefinisikan kebahagiaan. Ada yang merasa bahagia dengan hal-hal sederhana, seperti menikmati secangkir kopi di pagi hari atau membaca buku favorit. Namun, ada juga yang menganggap kebahagiaan hanya bisa didapat jika memiliki banyak uang.

Psikologi mengajarkan bahwa meskipun uang penting untuk kenyamanan dan keamanan, itu bukan satu-satunya faktor yang menentukan kebahagiaan. Sebuah studi dari Princeton University menemukan bahwa pendapatan yang lebih tinggi memang bisa meningkatkan kesejahteraan emosional, tetapi hanya sampai batas tertentu sekitar $ 75.000 per tahun.

Setelah itu, tambahan uang tidak lagi berpengaruh signifikan terhadap kebahagiaan seseorang. Jadi, meskipun memiliki banyak uang bisa membantu, kebahagiaan sejati berasal dari hal lainnya. Menurut psikologi, orang yang menyamakan kebahagiaan dengan kekayaan cenderung memiliki beberapa karakteristik tertentu yang akan kita bahas kali ini, dikutip dari News Reports, Selasa (25/2).

  1. Terobsesi dengan Status

Bagi sebagian orang, uang bukan sekadar alat tukar, tapi juga simbol status sosial. Mereka percaya bahwa semakin banyak harta yang dimiliki, semakin tinggi pula kedudukan mereka di mata masyarakat.

Mereka cenderung fokus pada hal-hal yang bisa menunjukkan kekayaan, seperti mobil mewah, pakaian bermerek, atau liburan eksklusif. Alih-alih menikmati hasil jerih payahnya, mereka lebih peduli pada bagaimana orang lain memandang mereka.

  1. Tidak Pernah Merasa Cukup

Pernahkah kamu bertemu seseorang yang selalu mengejar sesuatu yang lebih besar? Mereka memiliki pekerjaan bagus, keluarga yang harmonis, dan rumah yang nyaman, tapi tetap merasa ada yang kurang.

Mereka terus berburu promosi, investasi, atau peluang baru untuk menambah pundi-pundi uang. Sayangnya, kebahagiaan yang mereka cari selalu terasa jauh karena mereka tidak pernah benar-benar puas dengan apa yang sudah dimiliki.

  1. Tingkat Stres yang Tinggi

Mengejar uang tanpa henti bisa menjadi tekanan besar. Ketika kebahagiaan seseorang bergantung sepenuhnya pada kekayaan, mereka cenderung hidup dalam ketakutan akan kehilangan semua.

Studi menunjukkan bahwa orang yang lebih menghargai waktu daripada uang justru lebih bahagia. Sebaliknya, mereka yang terus-menerus memprioritaskan kekayaan sering mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dan kualitas hidup yang lebih rendah.

  1. Kehidupan yang Kurang Memuaskan

Jika uang adalah satu-satunya tujuan, aspek lain dalam hidup sering kali terabaikan. Hubungan dengan keluarga, kesehatan, pertumbuhan pribadi, dan pengalaman berharga bisa jadi dikesampingkan demi mengejar kekayaan. Akibatnya, banyak orang yang merasa hidupnya kosong meskipun memiliki banyak uang.

Kebahagiaan sejati datang dari keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan, bukan hanya dari rekening bank yang terus bertambah.

  1. Takut Jatuh Miskin

Ada orang yang bekerja keras bukan hanya karena ingin kaya, tetapi karena takut jatuh miskin. Ketakutan ini bisa berasal dari pengalaman masa lalu yang sulit secara finansial.

Rasa takut tersebut bisa menjadi dorongan untuk terus mencari uang, tetapi juga dapat berujung pada obsesi yang tidak sehat. Mereka menjadi sulit menikmati hidup karena selalu khawatir kehabisan uang.

  1. Pola Pikir Materialistis

Ketika kebahagiaan dikaitkan dengan uang, segala sesuatu mulai dinilai berdasarkan harga. Orang dengan pola pikir ini sering merasa puas setelah membeli barang-barang mewah, tetapi kebahagiaan yang dirasakan biasanya hanya sementara.

Seiring waktu, barang yang dulunya dianggap istimewa akan terasa biasa saja. Akhirnya, mereka terus mengejar benda-benda baru tanpa benar-benar menemukan kebahagiaan yang bertahan lama.

  1. Mengabaikan Hal-Hal Non-Material

Mereka yang terlalu fokus pada uang sering melewatkan kebahagiaan dari hal-hal sederhana, seperti menikmati waktu bersama orang terkasih, menikmati keindahan alam, atau mengembangkan diri secara emosional dan spiritual.

Padahal, banyak penelitian menunjukkan bahwa hubungan sosial, pengalaman hidup, dan makna dalam hidup lebih berpengaruh terhadap kebahagiaan dibandingkan sekadar kekayaan materi.

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tag:  #orang #yang #berpikir #kebahagiaan #hanya #berasal #dari #uang #biasanya #memiliki #sifat #kata #psikologi

KOMENTAR