



8 Perilaku Mengasuh Anak yang Dapat Merusak Ikatan Anda dengan Anak Secara Permanen Menurut Psikologi
Sebagai orang tua, membangun hubungan yang erat dengan anak adalah salah satu prioritas utama.
Ikatan yang kuat antara orang tua dan anak tidak hanya menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang, tetapi juga berperan penting dalam perkembangan emosional dan psikologis anak.
Namun, tanpa disadari, ada beberapa perilaku dalam pola asuh yang dapat merusak hubungan ini secara permanen.
Jika terus dilakukan, anak mungkin akan tumbuh dengan rasa keterasingan, kehilangan kepercayaan, atau bahkan menjauh dari orang tua mereka.
Dilansir dari Geediting pada Selasa (25/2), terdapat delapan perilaku dalam mengasuh anak yang bisa merusak ikatan emosional Anda dengan mereka menurut psikologi.
1. Terlalu Banyak Mengkritik dan Menghakimi
Kritik yang berlebihan, terutama yang tidak konstruktif, dapat membuat anak merasa tidak pernah cukup baik.
Jika orang tua sering meremehkan, mengejek, atau membandingkan anak dengan orang lain, hal ini dapat menghancurkan rasa percaya dirinya.
Anak yang sering dikritik akan cenderung menarik diri dan merasa bahwa mereka tidak pernah bisa memenuhi harapan orang tuanya.
Seiring waktu, ini bisa menciptakan jurang emosional yang sulit diperbaiki.
2. Mengabaikan Perasaan dan Pendapat Anak
Ketika anak berbicara tentang perasaan mereka, tetapi orang tua merespons dengan mengabaikan, mengolok-olok, atau meremehkan, anak akan belajar bahwa perasaan mereka tidak valid.
Hal ini bisa menyebabkan anak enggan berbagi perasaan mereka di masa depan.
Jika terjadi terus-menerus, mereka bisa merasa tidak dipahami, tidak dihargai, dan akhirnya menarik diri dari orang tua mereka.
3. Menggunakan Hukuman Fisik atau Kekerasan Verbal
Mendisiplinkan anak dengan cara yang keras, seperti memukul, mencubit, berteriak, atau menggunakan kata-kata kasar, dapat merusak ikatan emosional orang tua dan anak.
Hukuman fisik atau kekerasan verbal tidak hanya menciptakan ketakutan, tetapi juga dapat membuat anak merasa tidak dicintai.
Mereka mungkin akan lebih patuh dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang, mereka bisa mengalami masalah kepercayaan dan hubungan yang retak dengan orang tua mereka.
4. Tidak Menunjukkan Kasih Sayang Secara Konsisten
Anak-anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang konsisten dari orang tua mereka.
Jika orang tua terlalu sibuk, jarang meluangkan waktu untuk anak, atau tidak mengekspresikan kasih sayang secara verbal maupun fisik, anak bisa merasa terabaikan.
Kurangnya pelukan, pujian, atau kata-kata afirmatif bisa membuat anak merasa tidak dicintai, yang pada akhirnya bisa membuat mereka menjaga jarak secara emosional.
5. Selalu Memaksakan Kehendak dan Mengontrol Hidup Anak
Orang tua yang terlalu mengontrol dan tidak memberi anak ruang untuk membuat keputusan sendiri bisa merusak hubungan mereka.
Ketika anak tidak diberi kebebasan untuk mencoba hal-hal baru, belajar dari kesalahan, atau mengembangkan kemandirian mereka, mereka bisa merasa tertekan dan terkekang.
Jika terus terjadi, anak bisa memberontak atau menjauh dari orang tua karena merasa tidak dipercaya dan dikekang.
6. Mengabaikan Kebutuhan Emosional Anak
Anak-anak tidak hanya membutuhkan makanan, pakaian, dan pendidikan, tetapi juga dukungan emosional.
Jika orang tua hanya fokus pada kebutuhan fisik dan akademik anak tanpa memperhatikan kebutuhan emosional mereka, anak bisa merasa diabaikan secara emosional.
Anak yang tumbuh dalam lingkungan seperti ini bisa merasa kesepian dan sulit mempercayai orang lain, termasuk orang tuanya sendiri.
7. Membandingkan Anak dengan Orang Lain
Sering membandingkan anak dengan saudara kandung, teman, atau anak lain dapat menciptakan rasa rendah diri dan iri hati.
Anak yang terus-menerus dibandingkan akan merasa tidak cukup baik dan mungkin mulai menyimpan rasa dendam terhadap orang tua mereka.
Mereka juga bisa kehilangan motivasi dan menjadi tidak percaya diri karena merasa bahwa mereka tidak bisa memenuhi standar yang ditetapkan oleh orang tua.
8. Tidak Menepati Janji dan Sering Mengecewakan Anak
Ketika orang tua sering tidak menepati janji, anak akan merasa dikhianati dan kehilangan kepercayaan terhadap mereka.
Misalnya, jika orang tua berjanji untuk menghadiri acara sekolah tetapi kemudian tidak datang, anak bisa merasa tidak penting.
Lama-kelamaan, mereka bisa berhenti berharap pada orang tua mereka dan mencari dukungan dari orang lain, yang akhirnya memperlemah ikatan keluarga.
Kesimpulan
Membangun hubungan yang kuat dengan anak membutuhkan usaha dan kesadaran untuk menghindari perilaku yang dapat merusak ikatan emosional.
Dengan bersikap lebih sabar, memahami kebutuhan emosional anak, serta menunjukkan kasih sayang dan dukungan secara konsisten, Anda bisa memastikan bahwa hubungan dengan anak tetap erat dan penuh kepercayaan.
Ingatlah bahwa masa kecil anak adalah fondasi bagi kehidupan mereka di masa depan—apa yang Anda lakukan sekarang akan berdampak besar pada hubungan Anda dengan mereka di kemudian hari.
***
Tag: #perilaku #mengasuh #anak #yang #dapat #merusak #ikatan #anda #dengan #anak #secara #permanen #menurut #psikologi