6 Tips Komunikasi yang Efektif dengan Anak agar Mereka Mau Mendengarkan dan Merespons dengan Baik
Ilustrasi 6 tips komunikasi yang efektif dengan anak (freepik)
23:38
24 Februari 2025

6 Tips Komunikasi yang Efektif dengan Anak agar Mereka Mau Mendengarkan dan Merespons dengan Baik

- Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangat penting untuk membangun hubungan yang harmonis. Anak yang merasa didengar akan lebih terbuka dalam menyampaikan perasaan dan pikirannya.

Namun, tidak semua komunikasi berjalan efektif, karena terkadang anak justru enggan mendengarkan atau memberikan respons yang baik. Dikutip melalui laman Parenting Education, Senin (24/2), komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari satu orang ke orang lain.

Selain itu, komunikasi juga dapat bersifat verbal, seperti berbicara langsung, atau non-verbal, seperti ekspresi wajah yang menunjukkan emosi tertentu. Karena komunikasi bisa bersifat positif atau negatif, efektif atau tidak untuk itu, dilansir melalui laman Raising Children, berikut 6 tips yang bisa dilakukan agar anak mau mendengarkan dan merespons dengan baik.

1. Luangkan Waktu untuk Berbicara dan Mendengarkan
Meluangkan waktu khusus untuk berbicara dapat meningkatkan efektivitas komunikasi dengan anak. Anak akan merasa dihargai ketika kamu menyediakan momen khusus untuk mendengarkan cerita atau keluh kesah mereka.

Waktu makan bersama bisa menjadi kesempatan emas untuk membangun komunikasi yang baik. Dalam suasana santai, anak lebih mudah mengungkapkan perasaan dan pikiran mereka.

Percakapan yang rutin akan membuat anak terbiasa untuk terbuka kepada orang tua. Semakin sering berkomunikasi, semakin mudah bagi mereka untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam hati.

Mendengarkan dengan penuh perhatian juga menunjukkan bahwa komunikasi yang terjadi bukan sekadar formalitas. Anak akan lebih nyaman untuk berbicara jika mereka merasa pendapatnya benar-benar didengar.

Meluangkan waktu setiap hari untuk berbicara bukan hanya memperkuat ikatan emosional, tetapi juga membangun kepercayaan. Anak yang percaya pada orang tuanya akan lebih mudah memberikan respons yang baik saat diajak berdiskusi.

2. Matikan Gawai dan Perangkat Elektronik Saat Berkomunikasi
Saat berbicara dengan anak, fokus sepenuhnya pada interaksi tanpa gangguan dari ponsel atau televisi. Anak akan lebih mudah mendengarkan jika mereka merasa menjadi prioritas utama dalam percakapan.

Mematikan gawai saat berkomunikasi juga mengajarkan anak tentang pentingnya fokus dalam berbicara. Dengan begitu, mereka akan lebih menghargai setiap obrolan yang berlangsung.

Komunikasi yang terganggu oleh notifikasi atau acara televisi bisa membuat anak merasa tidak dihargai. Jika mereka melihat orang tua tidak sepenuhnya hadir dalam percakapan, mereka pun akan cenderung kurang responsif.

Menciptakan kebiasaan bebas gawai saat berbicara akan meningkatkan efektivitas komunikasi. Anak akan belajar bahwa saat berbicara, perhatian harus diberikan sepenuhnya kepada lawan bicara.

Dengan komunikasi yang lebih fokus dan tanpa gangguan, anak akan lebih mudah memahami apa yang disampaikan. Hal ini juga membangun keterampilan mendengar yang baik dalam kehidupan sehari-hari mereka.

3. Biasakan Berbicara tentang Hal Sehari-hari
Berkomunikasi tidak harus selalu tentang hal-hal besar atau penting. Membahas hal-hal kecil yang terjadi setiap hari bisa menjadi cara efektif untuk menjaga anak tetap terbuka.

Ketika anak terbiasa berbicara tentang hal sederhana, mereka akan lebih mudah mengungkapkan perasaan ketika menghadapi masalah yang lebih berat. Tips ini sangat berguna dan membangun kebiasaan komunikasi yang sehat.

Bercerita tentang pengalaman seharian bisa menjadi awal percakapan yang menarik. Misalnya, menanyakan bagaimana harinya di sekolah atau apa yang mereka pelajari hari ini.

Komunikasi yang rutin akan membuat anak merasa lebih nyaman saat diajak berbicara. Jika mereka terbiasa mendengar dan merespons, komunikasi dalam situasi yang lebih serius pun akan lebih lancar.

Dengan membangun kebiasaan berbicara setiap hari, komunikasi akan menjadi lebih alami dan efektif. Anak tidak akan merasa canggung untuk berbicara karena sudah terbiasa melakukannya.

4. Terbuka terhadap Berbagai Jenis Perasaan
Anak perlu tahu bahwa mereka bisa berbicara tentang perasaan apa pun tanpa takut dihakimi. Menunjukkan penerimaan terhadap emosi mereka adalah kunci komunikasi yang baik.

Saat anak marah atau sedih, berikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikannya. Jika orang tua langsung menghakimi, anak akan enggan berbagi perasaan mereka di masa depan.

Mengajari anak untuk mengenali perasaan mereka juga penting. Dengan memiliki kosa kata emosi yang luas, anak akan lebih mudah menjelaskan apa yang mereka rasakan.

Ketika terjadi konflik, lebih baik menunggu hingga emosi mereda sebelum berbicara. Ini akan membuat komunikasi lebih produktif dan menghindari kesalahpahaman.

Dengan menerima dan memahami perasaan anak, komunikasi akan semakin efektif. Anak yang merasa didengar akan lebih mudah untuk mendengarkan orang tua dan memberikan respons yang baik.

5. Perhatikan Bahasa Tubuh Anak
Komunikasi bukan hanya soal kata-kata, tetapi juga tentang memahami ekspresi dan gerak tubuh. Anak seringkali menunjukkan perasaan mereka melalui bahasa tubuh sebelum mengatakannya dengan kata-kata.

Jika anak terlihat diam atau lesu, tanyakan dengan lembut apakah ada sesuatu yang mengganggu mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kamu peduli dan ingin mendengarkan mereka.

Respons terhadap bahasa tubuh anak harus dilakukan dengan penuh perhatian. Jangan langsung menekan mereka untuk berbicara, tetapi beri mereka kesempatan untuk mengungkapkan diri dengan nyaman.

Anak yang merasa diperhatikan tanpa harus selalu berbicara akan lebih nyaman dalam berkomunikasi. Mereka akan lebih mudah terbuka jika tahu bahwa orang tua memahami tanpa perlu banyak kata.

Dengan memahami bahasa tubuh anak, komunikasi akan lebih efektif dan menyeluruh. Ini membantu anak merasa didengar, bahkan ketika mereka belum siap berbicara secara langsung.

6. Libatkan Anak dalam Percakapan
Tips terakhir adalah, melibatkan anak dalam percakapan membuat mereka merasa dihargai dan diperhitungkan. Menanyakan pendapat mereka dapat meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan berbicara.

Saat berbincang, tanyakan pendapat anak tentang suatu hal. Misalnya, "Menurutmu, apa yang paling menarik dari cerita tadi?" Hal ini akan membuat mereka lebih aktif dalam komunikasi.

Percakapan yang melibatkan anak juga membantu mereka merasa lebih percaya diri. Mereka akan lebih berani mengungkapkan pendapat tanpa takut salah.

Mendengarkan pendapat anak tanpa langsung mengoreksi juga penting. Ini akan membangun kepercayaan mereka terhadap orang tua dalam berkomunikasi.

Dengan melibatkan anak dalam diskusi, komunikasi menjadi lebih efektif dan bermakna. Anak akan merasa lebih nyaman untuk berbicara dan memberikan respons yang baik.

Komunikasi yang efektif dengan anak membutuhkan perhatian, kesabaran, dan kebiasaan yang baik. Dengan menerapkan 6 tips ini, anak akan lebih mudah mendengarkan dan memberikan respons yang baik dalam setiap percakapan.

Membangun komunikasi yang baik sejak dini akan membantu anak tumbuh dengan rasa percaya diri dan keterampilan sosial yang kuat. Dengan begitu, hubungan antara orang tua dan anak akan semakin erat dan harmonis.***

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #tips #komunikasi #yang #efektif #dengan #anak #agar #mereka #mendengarkan #merespons #dengan #baik

KOMENTAR