



Apa Itu Tantrum dan Bagaimana Cara Mengatasinya?
- Tantrum merupakan ledakan emosi yang umum terjadi pada anak-anak, terutama pada usia balita.
Dalam kondisi tantrum, anak biasanya akan menangis, menjerit, anggota badan menjadi kaku, punggung melengkung, menendang, terjatuh, memukul-mukul atau melarikan diri.
Dalam beberapa kasus, anak-anak menahan napas, muntah, merusak barang, atau bahkan melukai diri sendiri atau orang lain.
Perilaku ini terjadi karena anak belum mampu mengungkapkan perasaan dan keinginannya dengan kata-kata. Namun, hal ini merupakan bagian dari tumbuh kembang yang normal.
Apa Itu Tantrum?
Menurut Dr. Laura Markham, psikolog klinis sekaligus pendiri platform Aha! Parenting, tantrum adalah respons alami anak ketika merasa frustrasi.
"Tantrum bukan manipulasi, melainkan cara anak mengungkapkan emosi yang belum bisa mereka kendalikan," ujar Markham.
Oleh karena itu, orangtua perlu memahami cara merespons tantrum dengan tenang dan efektif.
Penyebab Tantrum
Tantrum dapat dipicu oleh berbagai faktor, di antaranya:
1. Kelelahan atau Lapar: Anak yang kelelahan atau lapar lebih mudah mengalami tantrum karena tubuhnya tidak dalam kondisi optimal.
2. Kesulitan Mengungkapkan Keinginan: Anak yang belum lancar berbicara cenderung frustrasi saat kebutuhannya tidak terpenuhi.
3. Keinginan untuk Mandiri: Anak mulai ingin melakukan banyak hal sendiri, tetapi keterampilannya masih terbatas, sehingga memicu rasa frustrasi.
4. Batasan dari Orangtua: Anak mungkin menunjukkan tantrum saat tidak diperbolehkan melakukan sesuatu yang diinginkannya.
Cara Mengatasi Tantrum
Menghadapi tantrum memerlukan kesabaran dan strategi yang tepat. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:
1. Tetap Tenang
Ketika anak mengalami tantrum, orang tua perlu tetap tenang. Dr. Daniel J. Siegel, psikiater dan penulis The Whole-Brain Child, menjelaskan bahwa anak-anak belajar dari reaksi orang tuanya.
"Jika orang tua merespons dengan tenang, anak akan lebih cepat belajar cara mengatur emosinya sendiri," kata Siegel.
2. Beri Anak Ruang untuk Menenangkan Diri
Terkadang, anak hanya butuh waktu untuk meredakan emosinya. Pastikan lingkungan sekitar aman dan biarkan anak mengekspresikan emosinya tanpa intervensi yang berlebihan.
3. Validasi Perasaan Anak
Alih-alih langsung menghentikan tantrum, akui perasaan anak. Misalnya katakan, "Mama tahu kamu marah karena tidak bisa mendapatkan es krim, tapi kita bisa makan camilan lain nanti."
4. Alihkan Perhatian
Mengalihkan perhatian anak dengan aktivitas lain, bisa membantu meredakan tantrum. Misalnya, ajak anak melihat sesuatu yang menarik atau tawarkan mainan kesukaannya.
5. Ajarkan Anak Mengungkapkan Emosi
Seiring waktu, ajarkan anak cara mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata sederhana, seperti "Aku marah" atau "Aku sedih", agar mereka tidak lagi bergantung pada tantrum untuk menunjukkan emosinya.