



Orang yang Hangat dengan Teman Tapi Cuek Pada Keluarga, Biasanya Memiliki 8 Pengalaman ini Saat Masa Anak-anak
Ketika bersama teman, kita sudah tidak malu-malu lagi untuk berekspresi tentang apapun itu, terlebih kehadiran mereka bisa membuat kita jadi diri sendiri.
Namun hal itu berbeda jika sedang bertemu keluarga, momen yang seharusnya hangat akan jadi mencekam dan saling cuek.
Dilansir dari laman Global English Editing pada Kamis (20/02) mereka yang merasakan hal tersebut, biasanya memiliki 8 pengalaman ini :
1. Mereka tumbuh dalam rumah tangga di mana emosi diabaikan
Sebagai anak-anak, kita melihat ke keluarga untuk membantu memahami dan mengelola emosi. Tetapi bagi sebagian orang, mengekspresikan perasaan disambut dengan ketidakpedulian, atau lebih buruk lagi, yakni kritik.
Mungkin mereka diberitahu untuk "berhenti menangis" ketika kesal atau dibuat merasa lemah karena menunjukkan kerentanan. Seiring waktu, mereka belajar bahwa keterbukaan emosional tidak aman di rumah.
Namun, dengan teman-teman, itu berbeda. Ada ruang untuk perasaan, validasi, dan dukungan hal-hal yang tidak pernah mereka dapatkan dari keluarga. Jadi mereka secara alami tertarik pada persahabatan untuk hubungan emosional sambil tetap waspada di rumah.
2. Merasa harus mendapatkan cinta dari keluarga
Pujian dan kasih sayang hanya diberikan ketika mencapai sesuatu seperti nilai bagus, penghargaan, atau melakukan hal yang diharapkan dari keluarga.
Dengan teman-teman, meskipun, itu berbeda. Mereka menyukai kita karena diri sendiri, bukan karena pencapaian. Jadi menjadi lebih mudah untuk terbuka dan penuh kasih sayang dengan mereka.
3. Pengasuh emosional di keluarga
Beberapa anak tumbuh dengan dihibur oleh orang tua, dan yang lain tumbuh dengan menghibur orang tua mereka. Mungkin seperti harus menenangkan ledakan orang tua, menengahi konflik keluarga, atau bertindak sebagai sistem pendukung emosional untuk orang dewasa dalam hidup mereka.
Alih-alih dirawat, mereka menjadi pengasuh. Ketika itu terjadi, kehangatan mulai terasa seperti tanggung jawab daripada sesuatu yang alami dan saling menguntungkan.
4. Sering dibandingkan dengan saudara lain
Entah itu saudara kandung yang tidak bisa melakukan kesalahan atau teman sekelas yang dikagumi orang tua dan membuat anak merasa tidak cukup. Yakni harus lebih pintar, berbakat, serta lebih patuh.
Seiring waktu, ini dapat menciptakan kebencian dan jarak emosional. Dengan keluarga, mereka mungkin merasa seperti dihakimi dan gagal. Tetapi dengan teman-teman, tidak ada kompetisi melainkan hanya penerimaan. Jadi di situlah mereka merasa paling aman untuk membuka.
5. Tumbuh di jalan yang sulit
Ketika rumah terasa tidak dapat diprediksi, anak-anak belajar untuk sangat sadar akan setiap perubahan kecil dalam suasana hati. Pintu yang dibanting, desahan dalam, atau bahkan hanya tatapan tertentu sudah cukup untuk membunyikan lonceng alarm di benak mereka.
Psikolog menyebut ini hypervigilance, yakni keadaan di mana otak terus-menerus memindai ancaman. Hal ini biasa terjadi pada orang-orang yang tumbuh di lingkungan di mana kemarahan, kritik, atau ledakan tiba-tiba.
Namun, dengan teman-teman, tidak ada riwayat berjalan di atas kulit telur, jadi lebih mudah untuk bersantai dan membiarkan kehangatan datang secara alami.
6. Tidak pernah merasa benar-benar didengar oleh keluarga
Mungkin perasaan mereka dikesampingkan dengan, "Kamu bereaksi berlebihan." Atau pikiran mereka dipenuhi dengan, "Itu tidak penting sekarang." Seiring berjalannya waktu, belajar bahwa berbicara tidak akan mengubah apapun, jadi mereka berhenti mencoba.
Dengan teman, itu berbeda. Ada ruang untuk berbagi, dipahami, serta dihargai. Ketika akhirnya menemukan orang yang mendengarkan, masuk akal untuk menuangkan kehangatan kepada mereka sebagai gantinya.
7. Mereka tidak pernah diperlihatkan tentang cinta yang sehat
Cinta tidak lembut. Itu adalah aturan yang ketat, perlakuan diam, atau kasih sayang yang datang dan pergi tergantung pada perilaku mereka.
Ketika cinta terasa transaksional atau tidak aman, sulit untuk mengetahui cara menawarkannya secara bebas. Beberapa orang tumbuh dengan berpikir bahwa kedekatan hanya menyebabkan rasa sakit, jadi mereka menjaga keluarga dalam jarak dekat.
Mengutip dari laman Ciputra, kehangatan bersama keluarga ini sangat penting dilakukan karena mampu meningkatkan kemampuan sosial pada anak.
Mereka menjadi lebih percaya diri untuk mencoba hal-hal baru, serta mengeksplorasi lingkungan mereka. Jadi cobalah untuk berusaha kehangatan itu bisa diwujudkan sejak kecil.
Tag: #orang #yang #hangat #dengan #teman #tapi #cuek #pada #keluarga #biasanya #memiliki #pengalaman #saat #masa #anak #anak