

Ilustrasi orang fokus untuk menjadi sukses. (pexels.com)


Hindari! 5 Kebiasaan Buruk Ini Tidak Hanya Merusak Fokus Seseorang Ttapi Juga Dapat Merusak kesuksesan, Simak!
- Kehidupan dewasa ini, telah dibombardir dengan informasi dan prioritas yang saling bersaing. Mulai dari bangun hingga tidur kembali, teknologi telah meningkatkan volume dan kuantitas kebisingan yang merasuki kehidupan kita secara permanen.
Iklim politik saat ini secara drastis telah memengaruhi fok

Hal ini mengharuskan kita menjadi lebih cermat dalam menggunakan Waktu dan mengarahkan energi kita. Kemampuan untuk fokus pada prioritas terletak pada tangan kita sendiri.
Penelitian di Harvard Business Review menyimpulkan bahwa gangguan digital dan rapat yang tidak produktif mengganggu perhatian di kantor. Berikut adalah 5 kebiasaan yang bisa anda ubah hari ini untuk meningkatkan Kesehatan saraf, dilansir dari inc.com, Rabu, (19/2): 1. Tidak Mendapatkan Cukup Air Dehidrasi adalah penyebab Utama dari kurangnya fokus. Hal ini menyebabkan rendahnya energi sakit kepala, ketidakseimbangan hormone, dan kelelahan. Kita perlu minum 50-75% dari berat badan kita dalam ons, tergantung pada iklim (lembab atau kering) dan tingkat aktivitas kita.
2. Tidak Cukup Tidur Kemampuan kita untuk fokus dan mengingat informasi secara langsung berkaitan dengan kualitas tidur kita. Tanpa Waktu pemulihan otak yang cukup, kita tidak akan mampu mempertahankan perhatian untuk jangka Waktu yang lama.
3. Terlalu Banyak Mengonsumsi Gula dan Karbohidrat Otak menjadi kecanduan manis dan makanan olahan. Gula adalah karbohidrat sederhana yang menghasilkan aliran endorphin yang membuat kita merasa senang untuk sementara Waktu, dan kemudian kita jatuh.
Akhirnya kita berada dalam roller coaster yang naik turun karena gula, menyebabkan kita menghentikan apa yang kita lakukan untuk mencari lebih banyak gula.Sebagai mantan pecandu cokelat, sulit rasanya untuk menghentikan kebiasaan mengonsumsi gula, tapi sangat berharga.
4. Menjadi Budak Media Sosial Media sosial kini terbukti terkait dengan depresi. Ada beberapa alasan untuk ini:
- Kebutuhan untuk mengelola berbagai platform menjadi sangat banyak, dan orang-orang melaporkan bahwa mereka merasa di luar kendali. - Pengguna terus-menerus membandingkan diri mereka dengan orang lain, meskipun secara intelektual mereka tahu bahwa postingan hanya menunjukkan sebagian dari kisah nyata seseorang. - Pengguna menyamakan tingkat kesukaan mereka dengan jumlah teman/penggemar/pengikut, dan interaksi yang mereka terima pada postingan. - Hubungan offline mereka menderita yang menyebabkan stres dalam hidup mereka. - Otak mereka kelebihan informasi karena selalu online 24x7x365. - Pemberitahuan media sosial mendorong pengguna ke dalam kondisi reaksi yang konstan, yang mengarah pada perasaan tidak bisa mengontrol waktu mereka sendiri, dan mengganggu pola otak. Secara pribadi, saya tidak mendapatkan notifikasi untuk platform apa pun. Dengungan dan dering yang terus-menerus akan menghancurkan kemampuan saya untuk menyelesaikan apa pun. - Pandangan dunia mereka secara keseluruhan dipengaruhi oleh banyaknya konten negatif dalam feed mereka.
Sekarang ada program detoksifikasi dan kecanduan media sosial yang bermunculan di mana-mana karena dampak negatif media sosial terhadap kesehatan.
5. Multitasking Secara harfiah multitasking membagi otak menjadi banyak tugas yang ingin diselesaikan secara bersamaan. Sementara sisi kanan dan kiri korteks prefrontal bekerja Bersama saat fokus pada satu tugas, sisi tersebut bekerja secara independen saat seseorang mencoba melakukan dua tugas sekaligus sehingga menyebabkan penurunan kinerja.
Riset juga membuktikan bahwa mereka yang melaporkan menghabiskan lebih banyak Waktu untuk mengonsumsi berbagai bentuk media secara bersamaan (sering menggunakan banyak media) berkinerja lebih buruk dalam tes yang menilai kemampuan mereka untuk beralih dari satu tugas ke tugas berikutnya. Multitasker media mengabaikan gangguan eksternal.
Kendali Fokus ada dalam Tangan Kita Sangat mudah untuk menyalahkan faktor eksternal yang mempengaruhi fokus kita. Namun, sebenarnya kita memiliki banyak kendali atas stimulus yang masuk ke dalam otak, tubuh, dan kehidupan kita. Jika anda ingin menjadi lebih fokus dan produktif, ubahlah kebiasaan anda.
Editor: Novia Tri Astuti
Tag: #hindari #kebiasaan #burukini #tidak #hanya #merusak #fokus #seseorangttapi #juga #dapat #merusak #kesuksesan #simak