10 Kenyataan Pahit Tentang Introvert yang Sering Dianggap Remeh di Mata Dunia: Kamu Mengalaminya?
Ilustrasi orang introvert. (foto : (Unsplash.com/KellySikkema))
09:48
19 Februari 2025

10 Kenyataan Pahit Tentang Introvert yang Sering Dianggap Remeh di Mata Dunia: Kamu Mengalaminya?

- Introvert merupakan salah satu kepribadian seseorang yang merasa terisi energinya ketika sendirian, mereka sangat mendalami dunia batinnya dan sulit untuk berlama-lama di lingkungan sosial yang cukup besar.

Introvert ini juga sering kali dikira anti sosial dan pemalu, padahal tidak bisa disamakan. Oleh karena itu, masyarakat kita lebih menjunjung tinggi ekstrovert yang menjadi pemeran utama dalam lingkungan sosial.

Melansir dari laman Your Tango pada Rabu (19/02) inilah 10 kenyataan pahit tentang introvert yang sering dianggap remeh di mata dunia:

1. Introvert memiliki pengalaman internal yang jauh lebih hidup

Jangan merasa buruk tentang membutuhkan lebih sedikit rangsangan eksternal dan pengalaman intens daripada yang lain. Introvert umumnya membutuhkan lebih sedikit stimulasi eksternal daripada ekstrovert.

Ini berarti mereka cenderung merasa terlalu terstimulasi di lingkungan dengan tingkat input sensorik yang tinggi, seperti suara keras atau pertemuan sosial yang besar, dan sebaliknya berkembang dalam pengaturan yang lebih tenang.

Teori kepribadian Eysenck sering menjelaskan konsep ini, menyatakan bahwa introvert memiliki tingkat gairah internal yang lebih tinggi secara alami, membuat mereka lebih sensitif terhadap rangsangan eksternal.

2. Menjadi introvert tidak sama dengan menjadi pemalu

Kamu memiliki potensi untuk menjadi komunikator yang sangat efektif dengan latihan. Introvert dan rasa malu adalah konsep yang berbeda, yakni adalah sifat kepribadian yang ditandai dengan preferensi untuk aktivitas soliter dan kebutuhan stimulasi lebih rendah.

Pada saat yang sama, rasa malu terutama didorong oleh rasa takut akan penilaian negatif dalam situasi sosial. Seseorang bisa menjadi introvert tanpa malu, dan sebaliknya. Namun, studi PLoS One tahun 2021 menyimpulkan bahwa mungkin ada tumpang tindih antara kedua sifat tersebut, karena banyak orang pemalu mungkin juga introvert.

3. Orang introvert mungkin menjadi kewalahan dengan dunia lebih cepat daripada yang lain

Kamu perlu menjaga kebiasaan kesehatan mental yang baik, yaitu dalam memahami bahwa kewalahan berasal dari pikiran, bukan orang atau benda. Meditasi dan mengambil tindakan adalah penangkal terbaik untuk 'berpikir berlebihan.'

Masyarakat sering menghargai sifat-sifat ekstrovert, yang mengarah pada harapan yang dapat membuat stres bagi introvert. Sebuah studi tahun 2020 menyoroti bahwa pertemuan sosial, acara jaringan, dan kegiatan kelompok dapat melelahkan, membuat introvert merasa lelah dan kewalahan.

4. Orang introvert seharusnya tidak bersembunyi di balik label

Psikologi di balik menempel pada label introvert dapat berasal dari keinginan untuk memahami diri sendiri dan rasa memiliki kelompok. Tapi, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh University of South Carolina menyimpulkan bahwa keterikatan ini juga dapat memiliki konsekuensi negatif jika menjadi terlalu kaku.

Misalnya, hal itu dapat menyebabkan individu salah mengartikan kebutuhan mereka dan membatasi interaksi sosial karena harapan yang dirasakan sebagai seorang introvert.

Hal ini terkadang dapat dikaitkan dengan gaya keterikatan yang mendasarinya, terutama keterikatan yang dihindari, di mana orang mungkin lebih memilih kesendirian dan kontak sosial yang terbatas, semakin memperkuat label introvert.

5. Menjadi seorang introvert tidak berarti ditakdirkan untuk hidup di tempat terpencil

Mereka hanya membutuhkan lebih banyak waktu untuk memproses interaksi manusia atau rangsangan lainnya, dan itu tidak apa-apa. Kamu tidak lemah, tapi hanya lebih akut menerima masukan lingkungan, yang membuatmu luar biasa.

Hidup sendiri menarik bagi orang introvert karena memberikan waktu yang berdedikasi dan tidak terganggu untuk refleksi diri, pengejaran pribadi, dan pengisian energi.

Mereka sering merasa lelah setelah interaksi sosial dan berkembang dalam lingkungan yang tenang dan menyendiri di mana dapat sepenuhnya menjadi diri sendiri tanpa stimulasi eksternal.

6. Introvert seharusnya tidak ditekan untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan energi

Introvert seharusnya tidak membiarkan orang lain menekan mereka untuk melakukan aktivitas yang tidak selaras dengan kecenderungan alami.

Sebuah studi tahun 2020 menyimpulkan bahwa hal ini dapat menyebabkan kerugian yang signifikan, seperti peningkatan stres, kelelahan, penurunan produktivitas, kesehatan mental yang terganggu, dan berkurangnya rasa diri.

Dengan memprioritaskan kebutuhan akan kesendirian dan energi terfokus, introvert dapat memanfaatkan kekuatan mereka dalam pemikiran yang mendalam, kreativitas, dan pekerjaan yang berkualitas.

7. Orang introvert menghabiskan banyak waktu sendirian untuk alasan isolasi

Menggunakan waktu sendiri sebagai alasan untuk isolasi total dapat merusak kesehatan mental dan fisik, karena isolasi sosial yang berkepanjangan terkait dengan peningkatan risiko depresi, kecemasan, penurunan kognitif, dan sebagainya.

Sebuah studi tahun 2022 menjelaskan bahwa mengambil periode kesendirian yang disengaja dapat bermanfaat untuk refleksi diri, relaksasi, dan pengisian ulang, tetapi harus seimbang dengan interaksi sosial yang teratur.

8.Introvert sering merasa gugup

Merasa gugup adalah respons fisiologis normal terhadap ancaman yang dirasakan, dan mengalami kegugupan sesekali tidak selalu menandakan masalah kesehatan mental.

Ini adalah bagian alami dari respons tubuh yang dirancang untuk mempersiapkan kamu menghadapi situasi yang menantang. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Ilmu Psikologi Sosial dan Kepribadian menjelaskan bahwa hal itu dapat adaptif dalam skenario tertentu dan tidak secara otomatis menyiratkan ada sesuatu yang salah denganmu.

9. Kecenderungan seorang introvert untuk khawatir dan merenung lebih tinggi daripada yang lain

Untuk introvert yang khawatir, jadikan jalan kaki setiap hari sebagai latihan kesehatan mental yang tidak dapat dinegosiasikan, yang akan membuat kamu lebih kreatif pada saat yang bersamaan.

Introvert cenderung menunjukkan kecenderungan yang lebih tinggi untuk khawatir dan merenung karena kecenderungan alami mereka untuk fokus ke dalam.

Sebuah studi survei tahun 2022 menjelaskan bahwa area ini bertanggung jawab atas refleksi diri dan analisis, yang dapat berkontribusi pada kecenderungan ini. Tapi tidak semua orang introvert mengalami tingkat kekhawatiran yang signifikan atau terlalu banyak berpikir.

10. Menjadi introvert sering kali berarti sangat selaras dengan hal-hal yang kebanyakan orang tidak perhatikan

Jangan berpaling dari kemampuan ini, entah itu mengekspresikan diri dengan kuat melalui tulisan, menggunakan intuisi untuk orang-orang sebagai konselor, atau memiliki mata untuk detail sebagai penemu.

Orang introvert cenderung menunjukkan tingkat kesadaran diri yang lebih tinggi daripada orang ekstrovert. Hal ini sering disebabkan oleh kecenderungan mereka untuk merefleksikan secara mendalam dengan pikiran, emosi, dan perilaku.

Sebuah studi tahun 2023 menunjukkan bahwa lobus frontal introvert, wilayah yang terkait dengan pemikiran kritis dan refleksi diri terlihat lebih aktif dibanding ekstrovert.

Mengutip dari laman Hello Sehat pada Rabu (19/02) intovert juga sering memilih hubungan yang berkualitas, seperti halnya dalam pertemanan. Mereka lebih memilih sedikit tapi berkualitas.

Itulah yang menjadikan para Introvert dipandang sebelah mata, padahal setiap orang pasti berbeda dan tidak harus mengikuti standar masyarakat untuk menjadi manusia seutuhnya.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #kenyataan #pahit #tentang #introvert #yang #sering #dianggap #remeh #mata #dunia #kamu #mengalaminya

KOMENTAR