



Keren, Ada Pameran Ide Kreatif PBB Solusi Masalah Lingkungan: Karya Anak Bangsa Mendunia?
Kabar baik untuk para pelestari lingkungan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar pameran ide bisnis ramah lingkungan di Indonesia, yakni ASEAN Blue Economy Innovation and Business Matching yang berfokus pada isu pencemaran laut.
Acara ini digelar oleh United Nations Development Programme (UNDP) melalui pendanaan alias donor dari pemerintah Jepang. Tapi pertanyaanya, masih layak tidak ya bisnis di bidang lingkungan?
Cerita menarik diungkap Strategic Partnership Duitin, Audrey yang mengelola bank sampah mengatakan permasalahan sampah di Indonesia masih jadi tantangan, sehingga bisnis yang mengajak masayarakat mau memilah sampah dan mendapatkan pengasilan masih jadi peluang besar di Indonesia maupun dunia.
"Masih (layak) sih, kebetulan masalahnya masih ada, jadi potensi untuk menyelesaikan menjadi solusi dari masalah itu masih ada. Ini bisnis yang potensial," ujar Audrey saat konferensi pers ASEAN Blue Economy Innovation and Business Matching di Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2024).
Terlebih kata Audrey, Indonesia masih memiliki aturan sebagai komitmen pemerintah untuk mengurangi sampah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.75/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah Oleh Produsen.

"Itu benar-benar ngebuka peluang dari mereka yang ingin dan sudah punya solusi dari Permen 75, untuk mendukung para produsen dengan program ini. Itu bisa, pun salah satu bisnis top of mind, yang sangat mudah dan prosesnya tidak rumit itu sebenarnya bank sampah, itu bisnis dan jalan," ungkap Audrey.
Tidak hanya itu, Audrey menyadari anak muda Indonesia seperi Gen Z dan Alpha kini semakin banyak yang peduli pada lingkungan dan isu sosial, karena nantinya akan mempengaruhi masa depan mereka.
"Banyak anak muda mulai sadar kemampuan dan impact dengan adanya bank sampah, jadi sangat-sangat masih terbuka," jelas Audrey.
Inilah sebabnya, acara seperti ASEAN Blue Economy Innovation and Business Matching yang akan digelar pada Rabu, 19 Februari 2025 di Menara Mandiri, Sudirman menyajikan inovasi bisnis di bidang lingkungan perlu digalakan dan diperbanyak.
Tujuannya untuk mendukung ide dan bisnis para generasi muda yang ingin berkontribusi, membuat lingkungan tetap lestari khususnya masalah sosial di wilayah kelautan bisa mendapat fasilitas penelitian dan pengembangan.
Fakta menarik juga diungkap Head of Nature, Climate and Energy Unit UNDP Indonesia, Aretha Aprilia bahwa acara pameran ide inovasi seperti ASEAN Blue Economy Innovation ini bisa membuat pengunjung 'belanja' ide baru seputar pelestarian lingkungan yang bisa disesuaikan kebutuhan.
"Apalagi kondisi ekonomi dunia atau di Indonesia unstable (tidak stabil) tinggi, dengan adanya media bisnis expo ini yang akan diselenggarakan oleh UNDP, harapannya bisa jadi jembatan untuk shopping ide baru," papar Aretha.
National Project Manager ASEAN Blue Economy Innovation, Jatu Arum Sari ikut menceritakan kisah menarik seorang pemuda yang merasa prihatin melihat jaring bekas menangkap ikan yang dibuat nelayan tergeletak di pantai dan mencemari laut, yang jumlahnya sangat banyak.
Temuan inilah yang meresahkan pemikirannya, hingga akhirnya menemukan inovasi limbah jaring itu dibuat sebagai pelapis dinding yang indah. Produk ini diminati warga asing, termasuk banyak digunakan di Jepang untuk hiasan dinding.
"Ide ini dimulai karena dia ingin memanfaatkan jaring ikan, gimana kumpulkan dan ajak nelayan mau kumpulkan itu, karena kan ketika mereka berlayar menemukan cuek aja. Gimana ajak nelayan mau kumpulkan, itu ide sehari-hari maka itu bisa jadi bisnia," papar Aretha.
Dari kisah ini, menurut Aretha banyak orang perlu belajar bahwa masalah lingkungan harus dimulai dari tempat tinggal sekitar, yang akhirnya menggelitik dan berusaha temukan solusi hingga menghadirkan pundi rupiah untuk diri sendiri dan masyarakat sekitar.
Berbagai ide bisnis di bidang lingkungan ini akan banyak ditemukan dalam perhelatan sehari penuh dengan mendatangkan narasumber, hingga sosok ternama dunia yang berkontribusi di bidang lingkungan khususnya kelautan.
Peserta yang menyajikan ide bisnis juga sangat beragam, tidak hanya di Indonesia, tapi juga para pemuda dari berbagai negara ASEAN, seperti Singapura, Kamboja, Malaysia, Brunei Darussalam dan sebagainya.
Tag: #keren #pameran #kreatif #solusi #masalah #lingkungan #karya #anak #bangsa #mendunia