7 Tipe Teman yang Lebih Banyak Membawa Stres daripada Kebahagiaan, Menurut Psikologi
Ilustrasi sedang berhadapan dengan orang toxic. (Freepik)
18:32
17 Februari 2025

7 Tipe Teman yang Lebih Banyak Membawa Stres daripada Kebahagiaan, Menurut Psikologi

- Faktanya, saat ini tak jarang orang-orang yang kita anggap teman justru lebih sering membawa stres daripada kenyamanan. Padahal, tujuan awal berteman adalah sebaliknya.   Masalahnya, kita seringkali tidak langsung menyadarinya. Ada hubungan pertemanan yang tanpa disadari menguras energi, membuat kita merasa ragu terhadap diri sendiri, atau bahkan lelah secara emosional.   Padahal menurut psikologi, ada beberapa tipe teman yang cenderung memberikan dampak negatif seperti ini. Mengenali tanda-tandanya bisa membantu kita menetapkan batasan lebih sehat atau bahkan memilih untuk menjaga jarak jika memang diperlukan.   Berikut adalah tujuh tipe teman yang lebih banyak merugikan daripada membawa kebahagiaan dalam hidup Anda, dikutip dari News Reports, Senin (17/2).   1) Si Tukang Kritik   Kritik yang membangun itu penting, tetapi ada perbedaan besar antara memberi masukan dengan niat baik dan terus-menerus mengomentari segala hal yang kita lakukan.   Beberapa teman tampaknya selalu menemukan kesalahan—mulai dari cara kita berpakaian, keputusan yang kita buat, hingga impian yang kita kejar.   Jika seseorang dalam lingkaran pertemanan Anda lebih sering menjatuhkan kepercayaan diri daripada mendukung pertumbuhan Anda, mungkin sudah waktunya untuk mengevaluasi kembali hubungan tersebut.   Kritik yang terus-menerus bukan akhirnya membangun Anda, tetapi justru malah menjatuhkan harga diri Anda.   2) Teman yang Hanya Datang saat Butuh   Persahabatan seharusnya bersifat timbal balik. Namun, ada orang yang hanya muncul ketika mereka butuh sesuatu—baik itu bantuan, nasihat, atau sekadar tempat curhat.   Saya pernah memiliki teman seperti ini. Saat dia mengalami masalah, saya adalah orang pertama yang dia hubungi. Saya selalu ada untuknya, mendengarkan dan mencoba membantu. Tapi ketika saya membutuhkan dukungan? Dia tiba-tiba sibuk.   Jika Anda merasa selalu memberi tanpa pernah menerima, tanyakan pada diri sendiri: apakah ini benar-benar persahabatan, atau hanya hubungan sepihak?   3) Si Pesaing Terselubung   Beberapa orang tidak benar-benar senang melihat kita sukses.   Mereka mungkin berpura-pura mendukung, tetapi di balik itu, setiap pencapaian yang kita raih justru membuat mereka merasa terancam.   Saya pernah memiliki teman seperti ini. Setiap kali saya mendapatkan kabar baik—kenaikan gaji, hubungan yang membaik, atau pencapaian pribadi—dia selalu menemukan cara untuk menyaingi atau meremehkan pencapaian saya.   Persahabatan seharusnya tentang saling mendukung, bukan ajang kompetisi. Jika Anda merasa harus mengecilkan prestasi Anda agar tidak menimbulkan kecemburuan, mungkin hubungan itu lebih bersifat rivalitas daripada persahabatan sejati.   4) Si Penyedot Energi   Ada tipe teman yang tidak hanya menyita waktu, tetapi juga menguras energi emosional Anda.   Setiap obrolan dengan mereka selalu berisi drama, keluhan, atau masalah yang tak ada habisnya. Meskipun Anda sudah berusaha membantu, mereka seolah tak pernah merasa lebih baik.   Dulu, saya punya teman seperti ini. Setiap kali berbicara dengannya, saya merasa lelah secara emosional.   Persahabatan yang sehat seharusnya saling menguatkan, bukan membuat Anda merasa terkuras setiap kali berinteraksi.   5) Si Yes-Man   Mungkin terdengar menyenangkan memiliki teman yang selalu setuju dengan kita. Tidak ada perdebatan, tidak ada konflik—hanya dukungan penuh.   Namun, teman yang tidak pernah menantang kita atau memberikan perspektif berbeda sebenarnya tidak benar-benar membantu.   Saya pernah punya teman yang selalu berkata “ya” pada semua keputusan saya, bahkan saat saya jelas-jelas membuat pilihan buruk.   Persahabatan sejati bukan tentang selalu mengatakan hal yang ingin kita dengar, tetapi juga tentang memberikan kejujuran yang kita butuhkan untuk berkembang.   6) Si Ahli Manipulasi dengan Rasa Bersalah   Ada teman yang tidak meminta waktu dan perhatian Anda secara langsung—mereka membuat Anda merasa bersalah jika tidak memberikannya.   Mereka akan mengatakan bahwa Anda kurang peduli jika Anda tidak bisa menemui mereka, atau mereka akan cemburu jika Anda menghabiskan waktu dengan orang lain.   Dulu, saya punya teman seperti ini. Tidak peduli seberapa sering saya meluangkan waktu untuknya, rasanya tidak pernah cukup.   Persahabatan seharusnya didasarkan pada rasa saling menghormati, bukan tekanan emosional atau manipulasi.   7) Magnet Drama   Beberapa orang tampaknya selalu dikelilingi masalah—dan jika Anda berteman dengan mereka, Anda pun ikut terseret dalam pusaran drama mereka.   Setiap hari ada konflik baru, perselisihan dengan orang lain, atau situasi penuh ketegangan.   Saya pernah mengalami ini. Awalnya saya berpikir bahwa menjadi pendengar yang baik adalah bagian dari menjadi teman yang suportif. Tapi lama-kelamaan saya sadar bahwa drama itu tidak pernah berhenti karena mereka sendiri tidak ingin keluar dari situasi tersebut.   Jika seseorang dalam hidup Anda terus-menerus membawa konflik dan ketegangan, tanyakan pada diri sendiri: apakah hubungan ini membuat hidup saya lebih baik atau justru semakin melelahkan?

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #tipe #teman #yang #lebih #banyak #membawa #stres #daripada #kebahagiaan #menurut #psikologi

KOMENTAR