6 Sifat Pria yang Merasa Tersaingi dengan Kesuksesan Karir, Menurut Psikologi
Ilustrasi suami merasa tersaingi sang istri. (pexels.com)
15:02
17 Februari 2025

6 Sifat Pria yang Merasa Tersaingi dengan Kesuksesan Karir, Menurut Psikologi

–Kesuksesan istri seharusnya menjadi kebanggaan bagi pasangan. Namun, kenyataannya, tidak semua pria bisa menerimanya dengan lapang dada.

Beberapa justru merasa tersaingi ketika karir pasangannya melesat. Fenomena ini berkaitan dengan konsep toxic masculinity, di mana ekspektasi sosial menempatkan pria sebagai pihak yang harus lebih unggul dalam pencapaian profesional.

Dalam banyak kasus, pria yang merasa tersaingi tidak selalu menunjukkan tanda-tanda yang jelas. Namun, sifat tertentu bisa menjadi petunjuk bahwa mereka sedang berjuang menghadapi kesuksesan istri mereka. Apa saja? Dilansir dari laman Geediting.com pada Senin (17/2) berikut ini daftarnya!

  1. Merasa Perlu untuk Berkompetisi

Hidup bukanlah perlombaan, tetapi bagi sebagian pria, mungkin terasa seperti itu. Saat pasangannya mendapat promosi atau pekerjaan bergengsi, itu seharusnya menjadi momen bahagia bersama. Namun, pria yang merasa tersaingi bisa melihatnya sebagai ancaman.

Reaksi ini bisa muncul dalam bentuk dorongan untuk menyamai atau bahkan mengungguli keberhasilan pasangan. Mereka mungkin mulai lebih ambisius di tempat kerja, menekuni hobi baru yang bisa mereka kuasai, atau mencari validasi dari aspek lain dalam hidup.

Meskipun bersikap kompetitif itu wajar, jika hal itu mulai menutupi kegembiraan atas pencapaian istri, bisa jadi ada ketidakseimbangan yang perlu disadari.

  1. Melakukan Kompensasi Berlebihan di Area Lain

Sebagian pria yang merasa tersaingi dengan kesuksesan istri bisa berusaha menunjukkan nilai diri mereka dengan cara lain. Salah satu bentuknya adalah dengan melakukan kompensasi berlebihan di rumah, seperti tiba-tiba menjadi sangat rajin dalam pekerjaan rumah tangga atau merasa perlu memegang kendali dalam urusan domestik.

Awalnya, ini mungkin terlihat seperti tanda dukungan. Namun, jika dilakukan dalam rangka membuktikan diri, bukan murni dari niat membantu, maka ini bisa menjadi bentuk respons psikologis terhadap perasaan tidak mampu dalam persaingan karier.

  1. Menarik Diri

Penelitian menunjukkan bahwa harga diri pria lebih dipengaruhi oleh kesuksesan pasangannya dibandingkan harga diri perempuan terhadap kesuksesan pasangannya. Ini bisa menimbulkan perasaan tidak mampu yang akhirnya membuat mereka menarik diri.

Menarik diri bukan berarti mereka secara terang-terangan menunjukkan ketidaksenangan. Sebaliknya, mereka mungkin lebih sering menghindari percakapan tentang pekerjaan istri, menjadi lebih pendiam, atau tampak kehilangan semangat. Ini bukan tanda ketidakpedulian, melainkan pergulatan internal yang terjadi ketika mereka merasa kehilangan posisi dominan dalam hubungan.

  1. Jadi Terlalu Banyak Mengkritik

Ketika seorang pria merasa tersaingi dengan kesuksesan istri, kritik bisa menjadi senjata utama. Tiba-tiba, mereka memiliki banyak pendapat tentang kebiasaan kerja istrinya, rekan kerjanya, jadwalnya. Apa pun yang sedikit berhubungan dengan karirnya.

Hal ini bukan karena mereka benar-benar percaya bahwa istri mereka melakukan kesalahan. Lebih dari itu, ini adalah mekanisme pertahanan yang digunakan untuk meredakan perasaan tidak nyaman. Dengan mengkritik, mereka berusaha meremehkan pencapaian pasangannya agar dampaknya terhadap harga diri mereka tidak terasa terlalu besar.

  1. Enggan Membahas Karir Istri

Alih-alih memberi selamat atau bertanya tentang hari kerja istri mereka, pria yang merasa tersaingi cenderung menghindari topik tersebut sama sekali. Bagi mereka, mendengar tentang pencapaian istri bisa terasa seperti pengingat bahwa mereka tertinggal dalam perlombaan karir.

Ketika percakapan tentang pekerjaan istri menjadi sesuatu yang dihindari atau hanya ditanggapi dengan komentar singkat, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka sedang bergumul dengan rasa tersaingi.

  1. Menawarkan Bantuan dan Nasihat yang Berlebihan

Mungkin terdengar baik jika seorang pria ingin membantu atau memberi nasihat tentang pekerjaan istrinya. Namun, jika ini dilakukan secara berlebihan, bisa jadi ada motif tersembunyi di baliknya.

Dalam beberapa kasus, pria yang merasa tersaingi menggunakan nasihat sebagai cara untuk menegaskan otoritas mereka. Dengan menjadi ahli dalam bidang pasangannya, mereka berusaha mengembalikan peran mereka sebagai pihak yang lebih dominan.

Meskipun mereka mungkin benar-benar ingin membantu, jika ini dilakukan dengan cara yang meremehkan keputusan istri, itu bisa menjadi bentuk lain dari toxic masculinity yang perlu diwaspadai.

Kesuksesan istri seharusnya tidak menjadi ancaman bagi hubungan, tetapi bagi beberapa pria, konsep ini bisa sulit diterima. Sifat-sifat di atas bisa menjadi tanda bahwa mereka sedang berjuang dengan perasaan tersaingi. Jika dibiarkan tanpa disadari, hal ini bisa berdampak pada dinamika hubungan jangka panjang.

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tag:  #sifat #pria #yang #merasa #tersaingi #dengan #kesuksesan #karir #menurut #psikologi

KOMENTAR